Bab 8

1.1K 135 2
                                    

Hari mulai gelap gulita,  Ny. Jeon memerintahkan Jungkook untuk mengantar Sana pulang dengan selamat. Kecanggungan terjadi saat mereka sampai didalam mobil. Tidak tahu apa yang harus dilakukan salah satu dari mereka belum ada yang berani meretas keheningan. 

Sana bingung, begitu juga Jungkook. Bukan ini yang mereka inginkan,  yang mereka rencanakan semuanya diluar kendali. Awalnya hanya ingin memastikan bahwa Ny. Jeon tidak memaksakan Jungkook untuk kencan buta lagi dengan membawa Sana. Bukan menjadikan Sana sebagai tunangan Jungkook.

"Jungkook-ssi. Sekarang kita harus bagaimana?" Ucap Sana membuka pembicaraan.

"Untuk saat ini kau tidak perlu datang lagi kemari. Jangan kemari meskipun eommaku yang memintamu, jangan mengangkat telepon dari siapapun keluarga ku. Pokoknya kau hanya berhenti sampai disini, sisanya biar aku yang urus." Jelas Jungkook mulai melajukan mobilnya.

"Tapi ibumu? Apa ti…"

"Sudah kubilang berhenti! Kau tidak bisa terlibat lagi lebih jauh. Biarkan aku yang mengurusnya." ucap Jungkook dengan nada yang sedikit tinggi. Itu membuat Sana terdiam tidak berani menjawabnya.

Keheningan terjadi lagi disepanjang perjalanan pulang, Sana hanya sibuk memalingkan pandangannya keluar jendela. Jungkook merasa tidak enak dengan sikapnya tadi.

"Mianhae." Ucap Jungkook. "Mianhae karena nada bicaraku yang sedikit meninggi. Aku kehilangan kendali tadi." jelas Jungkook.

Sana melihat Jungkook yang masih fokus mengemudikan mobilnya.

"Emmh aku mengerti. Aku hanya khawatir kau akan dipaksakan lagi oleh eomma mu. Apalagi sekarang seluruh keluargamu mengetahui kau sudah bersamaku selama 2 tahun. Jika aku pergi apa eomma mu tidak akan kecewa denganmu?" Jelas Sana.

"Tidak apa biar aku yang urus."

Sana tidak menjawab lagi perkataan Jungkook. Dia sendiri merasa tidak enak dengan Ny. Jeon dan keluarganya karena telah membohongi mereka. Tapi apa yang dikatakan Jungkook ada benarnya,  mungkin Jungkook tidak menyukai Sana maka dari itu ia juga sangat keberatan dengan pertunangan ini.

Ponsel Sana bergetar menandakan ada pesan masuk. Pop up pemberitahuan menunjukan bahwa Kai yang mengiriminya pesan.

Kai: Annyeonghaseyo, Sana-ya. Apakah besok kau tidak ada kegiatan? Maukah aku bermain tenis meja lagi bersamaku? Aku sedang tidak sibuk besok? Ne? Kumohon,  kapan lagi aku libur. Aku akan menunggumu ditempat dan jam biasa.

Sana terdiam. Apakah yang dilihatnya barusan sungguh dari Kai? Dia bahkan mengajaknya saat libur yang dia dapat,  bukannya istirahat tapi dia malah mengajak Sana bermain tenis meja seperti apa yang biasa mereka lakukan saat pacaran dulu. Apa yang harus ia lakukan? Besok memang dirinya libur. Perusahaan memberi tim Jungkook libur selama 2 minggu karena acara yang mereka buat sangat sukses.

Sana berpikir keras sampai tidak terasa mereka sampai didepan rumah Sana. Sebelum turun Jungkook memastikan Sana
sekali lagi.

"Terimakasih atas kerja kerasmu hari ini Sana-ssi. Aku harap kau mengikuti perkataanku. Kau tidak perlu memikirkannya dan tidak perlu khawatir, biar aku saja yang mengurus semua ini. Arraseo? " Jelas Jungkook.

"Emmmh aku akan berusaha. Terimakasih untuk mengantarku pulang. Kau juga pulang dan beristirahatlah. Aku turun,  annyeonghaseyo." ucap Sana lalu turun dan melihat kepergian Jungkook yang semakin menjauh.

Sana masuk kedalam kamarnya,  dengan malasnya ia lemparkan jacket dan juga tas nya ke segala arah. Sana membaringkan badannya di atas kasur untuk sekedar melepas keletihan yang ia rasakan hari ini.

Meskipun Jungkook berkata pada Sana untuk tidak memikirkannya tetap saja Sana tidak bisa berhenti memikirkan Ny. Jeon yang sudah mempercayakan dirinya dengan Jungkook. Banyak pikiran yang terlintas dibenak Sana.

"Ahhh bagaimana ini? Kenapa semuanya berakhir seperti ini? Lagi pula kenapa si muscle pig itu menarikku diacara tadi dan memperkenalkan aku sebagai kekasihnya, jika saja dia tidak melakukan itu, ini semua tidak akan terjadi." keluh Sana. Ia bangun dari tempat tidurnya dan segera masuk kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah selesai ia mencuci mukanya dan juga menggosok giginya. Dengan mulut yang penuh busa ternyata Sana belum berhenti memikirkan masalahnya.

"Ahh eommonim sudah percaya padaku, dan dia sangat bersikap baik padaku. Bagaimana aku tega membohonginya? Kenapa kau menyetujuinya Sana pabbo." ucap Sana sembari berkumur.

Sana mengambil ice cream di lemari pendingin dan duduk di sofa depan televisi. Sambil menonton drama ia mulai memasukan sesendok penuh ice cream rasa vanilla kesukaannya kedalam mulut.

"Apa yang akan eommonim pikirkan tentang aku jika aku membohonginya? Tunggu. Apa baru saja kau berpikir keras Sana? Dia sudah mengatakannya. Muscle pig itu sudah menyuruhmu untuk tidak memikirkannya. Oke stop! " ucap Sana kembali memakan ice cream nya.
***

Matahari pagi menyinari kota Seoul. Untuk memaksimalkan hari liburnya Sana bangun dan mulai membersihkan rumahnya. Dengan mengikat rambutnya Sana mulai menyalakan lagu dan membesarkan volume nya.

Semua sudut rumahnya kini sudah tampak bersih oleh kerja keras Sana. Jam menunjukan pukul 8 pagi. Sana teringat akan pesan Kai yang mengajaknya bermain tenis meja dengannya.

Jika yang dikatakannya adalah pada tempat dan jam yang sama maka itu adalah pukul 9. Sana mulai bingung, apakah ia harus kesana atau tidak. Kata-kata Kai yang membuatnya menjadi berat untuk ditolak adalah kata 'aku akan menunggumu' itulah yang mengganggu Sana.

Sana memutuskan untuk pergi dengan sebelumnya membersihkan dirinya dan tidak lupa membawa peralatan olahraganya. Sana pergi dengan membawa mobilnya yang ia dapatkan dari hasil menabung selama 1 tahun ini.

Sesampainya di tempat,  Sana bisa melihat Kai sedang bermain tenis meja bersama orang lain. Ia berhenti begitu melihat Sana datang.

"Sana-ya. Sebelah sini,  taruh tasmu disana dan mainlah bersamaku." ucap Kai,  yang anehnya Sana menurut.

Sekarang mereka sudah berhadapan untuk bermain tenis meja. Sana melihat Kai sudah berkeringat dan tetap sexy.

"Aku harap kau tidak lupa bagaimana caranya bermain Sana." ucap Kai meremehkan Sana.

"Aku harap kau tidak bosan untuk kalah Jongin-ssi."

Mereka bermain dengan penuh semangat. Sudah 3 set mereka lakukan, Sana dan Kai memutuskan untuk beristirahat sebentar. Sana duduk disebuah kursi yang tidak jauh dari tempat mereka bermain tadi. Kai datang memegang sebotol minuman dan memberikannya pada Sana.

"Nih, kau selalu jadi yang pertama Sana-ya,  aku kira kau sudah lupa bermain tenis meja." ucap Kai duduk disebelah Sana.

"Hahaha your wish, meskipun aku sibuk aku selalu bermain dengan teman sekantorku. Dan aku kira sebagai idol kau sudah lupa cara bermain." ucap Sana.

"Aku selalu bermain dengan member di dorm dan aku paling lihai disana haha."

Tidak lama mereka berbincang seseorang memanggil Sana dan Sana seperti mengenal suara itu.

"Sana noona?"

Sana mengalihkan pandangannya dan benar saja ia melihat Wonwoo berdiri dihadapannya. Dan itu membuat Sana panik tidak karuan.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Sana bingung.

"Seharusnya aku yang bertanya. Aku selalu disini setiap hari libur. Noona aku kira kau pergi dengan hyung. Dan aku tidak tahu kau kenal dekat dengan Kai EXO. Annyeonghaseyo." ucap Wonwoo pada Kai.

"Baiklah noona, aku pergi dulu. Sampai bertemu lagi nanti." ucap Wonwoo meninggalkan Sana dan Kai.

Sekarang wajah Sana sangat pucat sedangkan Kai bertanya-tanya dengan raut mukanya yang terlihat jelas oleh Sana.

"Nugu?" tanya Kai.

"Ahh dia adik seseorang yang aku kenal." jelas Sana sedikit tegang.

To be continued 😉

You're My Mr.Right (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang