Bab 12

1K 154 11
                                    

"Omo! Timjang-nim!"

Teriakan Dahyun membuat semua orang yang berada disana terkejut begitu juga dengan Sana. Ia berlari menuju ruangan Jungkook dan melihat dengan mata kepalanya sendiri saat ini Jungkook sedang tidak sadarkan diri dan begitu saja tergeletak lemah dilantai ruang ia bekerja.

"Jungkook-a ireona. Jungkook-a?" ucap Sana begitu tepat disamping Jungkook. Dipangkunya kepala Jungkook dan membiarkan pahanya menjadi sandaran kepala Jungkook.

Sana sangat panik. Melihat Jungkook yang terbaring lemah dengan wajah yang pucat pasi ditambah keringat yang terlihat diwajahnya membuat Sana ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Sesekali Sana menepuk pipi Jungkook berharap ia akan bangun.

"Yaa Jungkook-a ireona. Siapa saja tolong panggilkan ambulan!" teriak Sana.

Jungkook terlihat sulit bernafas, perkembangan dadanya semakin kencang tidak beraturan. Sana semakin bingung apa yang harus dilakukannya. Air mata Sana sudah membendung di pelupuk matanya.

"Jungkook-a...manni appeo? Ireona Jungkook-a." kali ini Sana sudah tidak bisa membendungnya. Entah mengapa tapi Sana hanya bisa menangis saat ini.

"Sana, ambulan sudah datang. Ayo pindahkan Timjang-nim." ucap Mina.

Sana hanya mengangguk dan membiarkan para petugas kesehatan itu membawa Jungkook menuju mobil ambulan. Dahyun menyarankan agar Sana ikut ke rumah sakit dan melihat keadaan Jungkook.

***

Di rumah sakit tepatnya di UGD Sana menemani Jungkook yang belum sadarkan diri. Ia melihat Jungkook khawatir yang masih terbaring lemah dengan wajah pucat serta jarum infus yang di tusukan pada tangan Jungkook.

Tidak lama Wonwoo datang dengan terburu-buru begitu mendengar kabar dari Sana bahwa hyung nya masuk rumah sakit.

"Neo wasseo?" ucap Sana.

"Oh, apa hyung masih belum sadar? Sebenarnya apa yang terjadi noona?" tanya Wonwoo.

"Aku sendiri tidak tahu. Dia ditemukan sudah tergeletak diruangannya. Apa mungkin karena dia banyak pikiran dan melewatkan makan siang?" curiga Sana.

"Dia tidak makan siang? Tadi pagi juga dia tidak sarapan. Tunggu disini noona aku akan menanyakan pada dokter." ucap Wonwoo lalu pergi meninggalkan Sana.

Sana kembali duduk terdiam melihat Jungkook. Ia mulai berpikir apakah seharusnya dia tinggal di rumahnya sementara? Sana jadi teringat perkataan tuan Jeon kalau Jungkook selalu melewatkan sarapan.

Tidak lama Wonwoo kembali setelah mendengarkan penjelasan dari dokter.

"Noona, hoksi... hyung memakan apapaun itu berbahan dasarkan strawberry?" tanya Wonwoo.

"Dalgi? Strawberry? Aku rasa tidak. Atau mungkin aku tidak tahu? Wae?" tanya Sana.

"Dokter berkata bahwa dia mengalami gejala alergi. Dan memang benar hyung alergi terhadap strawberry, sejak kecil ia tidak bisa memakan strawberry atau apapun itu berbahan dasarkan strawberry." jelas Wonwoo.

Sana jadi teringat saat Jungkook pernah menceritakan sesuatu tentang dirinya yang tidak bisa memakan strawberry saat makan siang bersama yang terjadi waktu itu.

"Pernah dulu hyung hampir mati sesak nafas karena salah makan strawberry. Dulu saat aku masih kecil aku yang tidak tahu apa-apa memberikan strawberry hasil petikku sendiri dan dimakan dengan lahap oleh hyung karena itu pemberian dariku. Dia bodoh bukan?" tanya Wonwoo.

"Ya bodoh, tapi manis." ucap Sana spontan.

"Mwoya...? Aku tahu kalian bertunangan tapi jangan bicarakan hal seperti itu didepanku noona. Aku tidak menyukainya." ucap Wonwoo geli.

Tidak lama mata Jungkook mulai terbuka pelan-pelan. Sana dan Wonwoo yang menyadari itu langsung mendekati Jungkook.

"Hyung, kau sudah bangun?" tanya Wonwoo.

"Jungkook-a, ireona? Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Sana.

"Dimana ini?" tanya Jungkook dengan suara paraunya.

"Rumah sakit, Sana noona yang membawamu. Yaa! Kau tahu Sumber alergimu sendiri tapi kenapa untuk kedua kalinya kau memakannya juga? Micheosso?" tanya Wonwoo.

"Wonwoo-ya, ingat dia masih hyungmu." kata Sana.

"Emmmh kalian pasti terkejut. Maafkan aku." ucap Jungkook sembari berusaha duduk di ranjangnya.

"Ya sangat. Kau tahu? Hanya demi kau aku berlari dari rumah dan melewatkan film favoritku." sergah Wonwoo.

"Maka dari itu aku meminta maaf padamu inma." ucap Jungkook memukul kepala Wonwoo.

"O? Sepertinya kau sudah sehat hyung? Noona, kau lihat caranya memukulku tadi? Sepertinya kita tidak usah khawatir lagi." ucap Wonwoo. Sana yang melihat dua orang kakak-beradik ini berdebat hanya bisa tertawa kecil saja, dan tanpa sadar Jungkook memperhatikan Sana.

"Kau pasti sangat khawatir?" tanya Jungkook tiba-tiba, membuat Sana berhenti tertawa.
"Tinggalah di rumahku?" ajak Jungkook.

Sana terdiam, ia baru saja mendengar ajakan yang keluar dari mulut Jungkook. Sana tidak tahu harus berkata apa, ia hanya melihat balik ke arah Jungkook dan juga Wonwoo yang menunggu jawaban dirinya.

"Benar noona tinggal saja dirumah kami. Ada banyak kamar kosong dirumah, dan aku tidak akan bisa merawat orang ini (Jungkook). Biasanya jika dia sudah alergi begini apalagi sampai pingsan seperti ini ia akan mengalami demam untuk beberapa hari, dan aku harus kuliah banyak tugas yang harus aku lakukan. Ne? Jebal?" ucap Wonwoo memelas, Jungkook yang melihat dongsaengnya berlaku aegyo seperti itu langsung mendapat pukulan dikepalanya.

"Orang ini? Ya naneun your hyung, ingat? Lagi pula sejak kapan kau belajar? Yang aku tahu kau hanya keluyuran bersama temanmu, belajar berbohong dari mana?" tanya Jungkook.

"Hyung. Aku belajar berbohong darimu, ingat?"

Deg..
Sana dan Jungkook saling tatap. Apa Wonwoo mengetahui rahasia mereka berdua? Tapi dari mana ia tahu? Kenapa perkataan Wonwoo membuat hati mereka gugup? Bagaimana jika Wonwoo memang tahu kebenarannya.

"Apa maksudmu?" tanya Jungkook hati-hati.

"Yaa hyung aku tahu semuanya."

Sana dan Jungkook makin tegang menelan ludah mereka.

"Kau dan Sana noona,"

'Tamatlah riwayatku.' batin Sana.

"Kalian sudah lama menjalin hubungan tapi kau hyung tidak menceritakannya pada kami, dan saat bulan lalu aku bertanya apa kau sedang dekat dengan seseorang kau menjawab tidak, padahal saat itu kau sudah berhubungan bukan dengan Sana noona? Kau sangat pandai menyembunyikan itu hyung." jelas Wonwoo.

Ternyata itu yang Wonwoo maksud. Sana dan Jungkook saling tatap kembali dan bernafas lega. Mereka berdua tertawa kecuali Wonwoo yang kebingungan.

"Wae? Kenapa kalian tertawa?" tanya Wonwoo.

"Hahaha itu hal yang beda inma. Itu urusan pribadiku." ucap Jungkook.

"Baiklah aku akan tinggal sementara di rumah kalian." ucap Sana tiba-tiba. Wonwoo terdiam, Jungkook diam, semua diam mendengar jelas Sana mengatakan hal itu sekali lagi.

"Aku akan pergi. Kerumahmu."

To be continued 😉

Annyeonghaseyo..
Author datang, ini adalah salam pertama author di ff ini. Terima Kasih buat kalan yang sudah membaca dan vote cerita ini.

Sudah bab 12 aja nih gak kerasa, author rasa juga untuk cerita sekarang lebih cepat pempublisannya, author lagi semangat soalnya para readers juga semangat baca ceritanya. Bagaimana menurut kalian ceritanya?

Sana akan tinggal bersama Jungkook dan Wonwoo, bagaimana nih keseruan mereka tinggal bersama? Kalian ingin cerita selanjutnya bagaimana nih. Komen yaa? Author nampung masukan ko hihi.

Jangan lupa vote dan komen yaa. Kamsahamnida. *bow90°

You're My Mr.Right (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang