Kini Sana dan Jungkook tidak perlu menyembunyikan perasaan mereka dan bersikap layaknya pasangan pada umumnya dihadapan semua orang.
Seperti sekarang, setelah selesai bekerja mereka berjalan disepanjang trotoar jalan dengan saling bergandengan tangan. Seolah dunia hanya milik mereka, Sana dan Jungkook tidak bisa menyembunyikan senyum mereka.
"Ahh aku tidak bisa tidur semalam. Aku tidak menyangka eommonim akan berbuat seperti itu padaku." ucap Sana.
"Na ddo. Aku samagt senang tadi malam. Dan tidak tahu apakah harus marah pada eomma karena membentakmu atau malah berterima kasih padanya karena sudah membuatmu mengakui perasaanmu." jelas Jungkook.
"Haha tentu saja kau harus berterima kasih. Akhirnya tidak ada yang perlu kita sembunyikan lagi." ucap Sana dengan senyum di wajahnya.
"Sekarang hasil sandiwara ini sudah jelas. Emmmh haruskah aku melamarmu sekarang? Sana-ya maukah kau me.. "
"Chamkanman." ucap Sana memotong perkatan Jungkook.
"Wae ddo?" kilah Jungkook.
"Apa kau tidak melihat bagaimana penampilanku sekarang? Lihatlah betapa jeleknya bajuku hari ini. Tidak bisakah kau melakukannya di tempat yang bagus tidak di trotoar jalan seperti ini dan mengenakan sesuatu yang Bagus dan juga keren?" ucap Sana mengomeli Jungkook.
"Haruskah memilih pakaian, tempat dan cara yang romantis ketika kau akan melamar seseorang disaat seperti ini? Apa tidak bisa kita membuatnya santai dan simple? Jika aku melakukan itu maka ini semua tidak akan menjadi suprise kan?" ucap Jungkook.
"Apa masalahnya jika memang harusnya seperti itu? Kau begitu tidak romantis untuk seorang namja yang akan melamar." ucap Sana mempoutkan bibirnya.
"Apa yang aku maksud adalah kau tidak dapat dan tidak harus memikirkan tempat, pakaian, penampilan saat melamar. Yang penting ketulusan dan apa yang akan aku berikan padamu Sana-ya. Apa kau masih punya pemikiran cara melamar yang romantis akan mendatangkan cinta abadi? Tidak ada hal seperti cinta abadi. Namun aku ingin mencintaimu selamanya." jelas Jungkook. Sana yang mendengarnya hanya tersenyum malu merasa pipinya merona.
"Emmh baiklah. Kau memang tidak bisa mempercayai siapa pun. Namun kali ini, aku ingin mempercayaimu Jungkook-a." ucap Sana memeluk Jungkook.
"Jadi kali ini kita benar-benar sepasang orang yang bertunangan?" tanya Sana masih dalam pelukan Jungkook.
"Eung."
"Dan kita akan menikah?"
"Eung."
"Tapi Jungkook-a. Tidak ada yang ingin kau berikan padaku? Setidaknya bunga atau sesuatu? Tidak ada cincin untukku? Bagaimana bisa kau melamar tidak memberikanku apapun?" ucap Sana melihat Jungkook hanya mengangkat bahunya sedari tadi menandakan Jungkook tidak mempersiapkan apapun. Sana berdiri dan menutup telinganya.
"Tidak bisa. Tidak bisa seperti ini. Ambil kembali sekarang juga perkataanmu melamarku. Aku tidak mendengarnya." ucap Sana.
"Mwo? Aku sudah melakukannya dengan benar. Kau mau aku membuatnya mengagumkan? Apa kau masih berpikiran tentang Cinta abadi? Ahh kau begitu kuno Sana-ya." ucap Jungkook ikut berdiri mendengar Sana yang ingin melakukan pelamaran ulang.
"Wae? Kau bilang akan memberikanku sesuatu. Kau sangat payah dalam hal begini Jungkook-a. Aku saja ada sesuatu yang akan aku berikan padamu."
"Apa itu?" tanya Jungkook."Tutup matamu."
"Apa-apaan ini?"
"Tutup saja matamu. Cepat sebelum aku tidak jadi memberikannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Mr.Right (Completed)
Fanfictioncast: Minatozaki Sana Jeon Jungkook Hidup adalah Kesusahan yang harus diatasi. Rahasia yang harus digali. Tragedi yang harus dialami. Kegembiraan yang harus dibagikan. Cinta yang harus dinikmati, dan Tugas yang harus dilaksanakan. Begitu juga deng...