[15] 8 serangkai somvlak

1.4K 111 2
                                    

-Author's Pov

Suara derap langkah mereka menggema ke seluruh penjuru sekolah. Para siswa dan siswi pun tampak memerhatikan mereka. Bagaimana tidak? Mereka, para most wanted yang biasanya datang tidak berbarengan kini tampak datang bersama seperti sebuah group.

Hahahaha, mereka memang sebuah group. Mereka menyebut mereka sebagai 8 serangkai. Siapa mereka? Ya siapa lagi kalau bukan Tasya dkk.

"Anjir-_ sekalinya kita barengan kayak gini, mereka langsung merhatiin gini yah. Jadi merasa artis deh gue" Ujar Rian sambil membenarkan model rambutnya.

"Tau kita kalau semua ini kita keren" Ucap Syra yang membuat Tasya dkk bingung.

"Lo makin hari kok makin goblog yah, Ra?" Pekik Angga sedangkan Syra hanya bisa mendengus kesal.

"Lo jahat kok gue sama" Lagi - lagi mereka hanya bisa menghela nafsa ketika mendengar jawaban Syra yang makin gajelas.

"Lo sekali lagi ngomong kayak gitu gue timpuk pakek high heels gue yang tingginya 1 meter loh" Ancam Eci membuat mereka semua bergidik ngeri.

Bayangin aja deh sama kalian, mana ada high heels yang tingginya 1 meter. Untung bukan 2 meter, kalau 2 meter udah kayak tinggi kolam berenang aja deh.

"Eh buset! Tinggi amat high heels lo, Ci?" Tanya Ano sambil terkekeh disusul oleh yang lainnya.

Sedangkan Syra mendengus kesal. "Gue kan lagi belajar bahasa anti mainstreem" Kata Syra dan langsung dihadiahi toyoran oleh para sahabatnya.

"Anti mainstreem sih anti mainstreem, tapi gitu juga kale" Balas Salsa dengan kesal.

Setelah itu pun mereka langsung memutuskan untuk pergi ke kelas mereka masing - masing.

-Syra's Pov

Sebenernya gue ini masih kezel tau sama sahabat - sahabat gue. Masa mereka ngelarang gue buat belajar bahasa anti mainstreem sih. Emangnya mereka siapanya gue? Buyut gue?

"Salah sebenernya apa gue?" Tanya gue pada diri gue sendiri.

Kemudian gue mendengar suara decakan dari sebelah gue. "Ck, jangan mulai deh Ra!" Gue hanya bisa menyengir ketika memdengar ucapan yang keluar dari mulut si Ano.

Gue emang sekelas sama si Ano. Dan lebih tepatnya lagi gue sama si Ano ini sebangku. Tapi no problem, karena dengan adanya dia, nilai ulangan gue jadi gak terlalu kecil. Yeah, you know lah😄

"Iya deh iya" Balas gue acuh.

Tring... Tring... Tring...

Yaelah, kenapa mesti bel sekarang sih. Udah tau gue tuh masih mau santai - santai. Mana jam pertama pelajarannya pak Dadang lagi, udah tau gue gak pinter Sunda. Hmm, yasudahlah.

Tak lama setelah itu terdengar suara langkah kaki dengan di barengi oleh suara senandung yang sudah biasa di nyanyikan oleh pak Dadang. Udah hafal gue.

'panon hideung, pipi koneng.
Irung mancung, putri bandung'

Tuh kan! Selalu aja itu yang pak Dadang nyanyiin.

Clek...

"Assalamu'alaikum, sampurasun" Gue yakin kalau yang ngucapin itu pak Dadang.

Semua murid langsung duduk dengan rapih. "Waalaikum salam, rampes" Jawab para murid lainnya.

Kemudian pak Dadang duduk di kursi tahtanya. Eh, bukan deng. Kursi itu kan milik para guru yang ngajar di kelas gue.

"Baiklah anak - anak, buka halaman 143. Baca dan kerjakan soal di halaman 146!" Perintah pak Dadang. Pak Dadang emang gitu, kalau ngomong apa - apa ke kelas kita pasti gak pernah pakek bahasa Sunda.

Alasannya sih simple, takut pada gak ngerti. Soalnya waktu itu si Doni (ketua kelas) komplain gara - gara pusing sama yang di omongin pak Dadang. Ada - ada aja tuh anak.

Tapi gue juga aneh deh, kan buku Sunda isinya pakek bahasa Sunda semua. Kok mereka pada ngerti yah? Emang bener - bener gak lazim nih kelas gue!

"Sip pak! Pakek isinya gak pak???" Gue tepok jidat gue ketika mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut si Doni.

Pak Dadang mencebikkan bibirnya. "Menurut lo?" Seketika tawa pecah ketika memdengar balasan dari pak Dadang.

****

Saat ini, detik ini, gue lagi berkumpul di sebuah tempat yang biasanya disebut sebagai gudangnya makanan. Tapi gue gak percaya. Masa kantin disebut gudang.

Tapi kenapa bisa gue ada di kantin? Ya bisalah dodol, kan udah istirahat. Masa belajar mulu, bisa pening gue.

"Woi, pada mau pesen apa nih?" Tanya si Tasya. Tapi gue rada heran sama nih anak. Dari pagi sampe sekarang kok kerjaannya senyam - senyum. Jangan - jangan dia gila lagi.

Gue menyeritkan dahi gue. "Kenape lo, Tas? Gue perhatiin lo senyam - senyum dah kayak orang gila" Ucap gue dan di hadiahi pukulan dari si Tasya.

Tuk!

"Sialan lo! Gue gak gila kale, gue cuman lagi happy aja" Gue lagi - lagi bingung ketika ngedenger jawaban si Tasya.

"Oh" Gue jawab itu aja lah. Bingung gue mau bales apa. Ngerti aja kagak sama yang di omongin si Tasya.

Si Tasya mendengus kesal. "Tau ah! Mau pesen apa nih?" Tanyanya ketus.

"Gue mah bakso sama teh pucuk aja" Jawab gue tanpa memandang si Tasya.

"Gue juga"

"Gue juga"

"Gue juga"

"Gue juga"

"Gue juga"

"Gue juga"

"Gue mah samain aja" Jawab si Syra sekaligus mengakhiri semua ini.

"Oke, kalau gitu bakso sama teh pucuk sebanyak 8" Ucap Tasya dan langsung di angguki oleh kita semua.

-Tasya's Pov

Saat ini-- eh bosen kali kalau saat ini mulu. Ganti - ganti. Oke. Camera! Roling! Action!

Gue kali ini lagi mesen pesanan gue sekaligus para sahabat somvlak gue. Tapi yang gue keselin adalah si mang baksonya tuh dari tadi sibuk sama handphonenya. Pantesan aja yang beli pada pergi.

"Bang, saya mau pesen bakso nih!" Pekik gue kesel. Lama - lama gue bejek juga nih si mang bakso biar jadi bakso.

Si mang bakso cuman nengok sebentar habis itu balik natap handphone nya lagi. Yaelah. "Bentar, saya update status dulu" Ya ampun! Nih tukang bakso kok alay bett yah, pakek update - update status segala.

"Mang, pelangan itu adalah raja tauk!" Ujar gue. Dan alhasil si mang bakso langsung nengok.

"Iya tau, pelangan adalah raja. Tapi saya mah gak percaya" Lah? Kenapa nih tukang bakso gak percaya coba? Kan bener, pelangan kan emang raja.

"Emangnya kenapa gak ercaya?"

"Masa ada raja yang beli bakso" Anjir-_ gue pen pukul nih tukang bakso deh. Denger jawabannya tadi bikin gue pen ketawa di campur rasa kesel.

"Yaelah mang, buruan. Udah laper nih!" Protes gue.

Si mang bakso langsung bangkit dari duduknya. "Berape neng belinya??" Yes! Berhasil! Berhasil! Berhasil! Oyes! Wididit!

"Pesen 8 mang!" Jawab gue.

Bersambung...

******
I know ini adalah part ter-gajelas yang pernah kalian baca!
Tapi it's okey, yang penting kalian masih mau baca. Jan rindu yah, aku bukan Dilan yang pantes kalian rinduin.

Yaelah, jan banyak cing - cong deh thor! Okey! Okey! Vomment yah!
Vote 16+

BBM [Group Chat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang