FIVE

139 12 0
                                    


Author POV

Qilla pun berjalan keluar kelas menuju perpustakaan yang berada di ujung koridor lantai 3.

Di sekolah mereka setiap tingkatan memiliki perpustakaan sendiri. Jadi mereka tidak perlu repot-repot mencari ke sana sini buku pelajaran yang mereka butuhkan.

Saat di depan pintu perpustakaan Qilla menabrak sesuatu yang keras.

'Dug'

'Tunggu ini bukan pintu deh kayaknya. Ga keras banget kok. Tapi nyaman. Lah ini kok ada detak jantung sih. Ini apa ya?'
Batin Qilla.

Qilla mendongakkan kepalanya dengan perlahan. Hingga akhirnya matanya bertemu dengan mata itu. Mata yang selama ini ia rindukan. Mata yang selalu membuatnya nyaman dan tenang.

"Udah puas ngeliatin gue? Makanya jalan tuh make mata. Hati-hati. Jangan asal jalan." Ucap pemilik mata tersebut dengan nada yang datar dan dingin.

"Ya maaf kali. Gue ga sengaja."
Ucap Qilla stay cool.

Andika hanya mengedikkan bahunya dan langsung berlalu menuju kantin.

Qilla terdiam sesaat di tempatnya. Ia memutuskan mencari tempat yang tenang sekarang, karena itulah yang ia butuhkan sekarang.

Saat sampai di taman belakang sekolah yang tenang, Qilla duduk di salah satu bangku.

Ia kembali melakukan satu kebiasaan barunya setelah berpisah dengan Andika, memutar ulang kenangannya bersama Andika.

Seorang gadis yang sedang mengenakan seragam putih biru dan atribut MOS yang lengkap berlari menuju mading utama dengan penuh semangat.

Gadis itu tersenyum ketika berhasil menemukan namanya.

Maysa Aqilla Anindya - X IPA 3

Ia bergegas menuju lantai 2. Saat sampai di depan pintu kelas, yang ia lihat adalah suasana kelas yang riuh. Semua duduk berkelompok dan sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Qilla melangkahkan kakinya ke dalam kelas sembari mengedarkan pandangan. Pandangannya terhenti pada bangku kosong di tengah-tengah kelas.

Saat melewati sekelompok lelaki yang berada satu barisan dengannya, ia merasa diperhatikan.

Ia membalikkan badannya. Dan itulah pertama kalinya Qilla bertatapan dengan, Andika Putra Dirgantara.

KRING....

Qilla tersadar dari lamunannya.

"Aduh gue lupa ke perpus kan jadinya. Mau ga mau pulang sekolah gue harus ke perpus ini"
Ucap Qilla sambil berjalan tergesa-gesa karena bel sudah berbunyi.

Saat Qilla sampai di kelas, ia menemukan Ai dan Prasetya yang sedang berbincang sambil sesekali tertawa.

Qilla hanya tersenyum. Kini sahabatnya itu sudah dapat tertawa bersama orang lain selain dirinya. Dan ia bersyukur akan hal itu.

Ia pun menghampiri mereka.
"Pake jurus apaan Pras? Cepet banget takluknya." Ejek Qilla.

"Wah Prasetya. Jago gue mah."
Jawab Pras sambil menepuk dadanya.

"Jago? Berarti.. Elo playboy?" Tanya Qilla ketus.

"Ehm ya pernah. Tapi udah tobat." Jawab Prasetya sambil nyengir.

"Awas aja kalau sampe sifat playboy lo kumat. Gue pastiin lo nyesel."
Ancam Qilla dengan nada yang sangat rendah dan dingin.

Ai dan Prasetya bergidik ngeri mendengar ucapan Qilla. Bedanya Prasetya mengerti arah ucapan Qilla. Sedangkan Ai tidak.

Setelah mengucapkan hal itu Qilla hanya tersenyum. Senyum yang manis namun misterius dan menakutkan di saat yang bersamaan.

Setelah menunggu beberapa lama tidak ada tanda-tanda guru akan masuk ke kelas mereka.

Akhirnya ketua kelas pergi menuju meja piket dan mendapat kabar bahwa guru mereka sedang sakit dan tidak akan mengajar hari ini.

Banyak murid yang berteriak senang. Namun ada juga yang kesal. Walaupun mereka ada di salah satu kelas unggulan, tetap saja mereka hanyalah murid-murid yang senang jika mendapat jam kosong. Karena mereka membutuhkan itu di antara padatnya jadwal belajar dan les yang mereka miliki.

Ai, Qilla, dan Prasetya tentu saja termasuk ke dalam golongan murid yang berteriak senang.

Mereka mulai berbincang.

"Eh jalan yuk!"
Ucap Prasetya bersemangat.

"Ngajak siapa ni?"
Tanya Qilla.

"Ya ngajak kalian lah."
Lanjut Prasetya.

"Ohhh kirain ngajak-"

"NONTON,MAIN,HUNTING FOOD,ATAU APA?"
Ucap Prasetya sedikit berteriak untuk menyamarkan suara Qilla.

"Nah itu hunting food aja!"
Seru Ai bersemangat.

"Ok. Gue punya tempat yang recommended banget. Pasti kalian bakal suka."
Ucap Prasetya.

"Kapan ni?"
Tanya Ai.

"Weekend ini aja."
Kata Prasetya.

'Hmm weekend ini kan gue ada acara di bandung. Eh tapi gue diem aja deh. Ntar kalau gue ngomong pasti ga jadi. Kan lumayan mereka punya waktu berdua.'
Batin Qilla.

"Ok gue bisa."
Ucap Ai.

"Lo bisa kan Qil?"
Tanya Ai.

"Bisa kok"
Pergi ke bandung.
Sambung Qilla dalam hati sambil terkikik.

•••

Broken Girls Meet PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang