FOURTEEN.

95 3 0
                                    

Author POV

"Lo suka baca novel romance kayak gini?"

Ai tampak sedang meneliti sebuah novel di tangannya.

"Ini buat kakak gue. Dia nitip tadi"

Prasetya berjalan ke arah kasir dan membayar belanjaannya.

Setelah selesai membayar Prasetya berjalan keluar toko buku tersebut dan berjalan turun ke lantai dasar.

Ai tetap setia mengikuti Prasetya.

Keheningan terjadi antara mereka berdua.

Prasetya melirik arloji di tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.14

"Kita ke rumah gue dulu yuk. Buat makan malam"

Ai yang sedang memainkan ponselnya seketika mengalihkan pandangannya menghadap Prasetya.

"Makan... malam?"
Tanya Ai dengan hati-hati.

"Iya. Yuk"

Ai tersenyum mengiyakan.

Mereka berjalan beriringan menuju parkiran.

Saat sudah sampai di motornya Pasetya menjulurkan helm kepada Ai.

Namun tidak ada respon dari orang yang sekarang sedang berdiri sambil melamun di sampingnya.

"Ai ini"
Prasetya

Ai tersadar dari lamunannya.

"E-eh iya"

Setelah Ai memakai helmnya motor Prasetya mulai melaju membelah jalanan malam jakarta yang cukup macet.

"Pra gue gapapa ni ikut makan malam di rumah lo?"
Tanya Ai dengan sedikit berteriak karena suara kendaraan-kendaraan di sekitarnya.

"Iyaa. Kenapa? Lo ada acara? Lo udah izin ke orang tua lo kan?"
Prasetya membalas.

"Ehm nggak papa, gue udah izin kok"
Ai kembali memposisikan kepalanya seperti awal karena tadi ia harus memajukan sedikit kepalanya agar dapat mendengar suara Prasetya.

Prasetya merasa ada yang tidak benar pada Ai saat ini.

Ai terlihat sedang memikirkan sesuatu.

Ai gelisah.

Namun Prasetya tidak tahu apa yang membuat Ai merasa seperti itu.

'Mungkin perasaan gue aja kali ya'
Begitulah suara pikiran Prasetya.

Ia terus melajukan motornya hingga terlihat gerbang besar sebuah perumahan elite di kawasan tersebut.

'Ooo Prasetya anak orkay ternyata'
Batin Ai sambil menganguk-anggukkan kepala di balik helmnya.

Motor Prasetya berhenti di depan sebuah rumah berwarna putih dengan desain klasik.

Prasetya membuka pintu rumah tersebut dan mempersilahkan Ai untuk masuk.

Hening.

Itu adalah kesan pertama Ai setelah memasuki rumah tersebut.

Di ruang tamu terdapat tiga buah sofa, satu buah meja, dan satu lemari yang di dalamnya terdapat beberapa souvenir dan pajangan.

Kemudian Ai memasuki sebuah ruangan yang sepertinya adalah ruang keluarga. Terdapat lebih banyak barang disini. Termasuk beberapa figura foto. Ada yang tergantung di dinding dan ada yang berdiri dengan rapih di atas meja.

Kebanyakan adalah foto keluarga mereka dan beberapa momen yang sengaja diabadikan.

Ai terkekeh kecil saat melihat foto Prasetya ketika kelulusan TK. Prasetya tampak sangat menggemaskan di foto tersebut. Ia tersenyum sembari memegang sebuah gulungan kertas dan memakai kostum untuk wisuda.

Broken Girls Meet PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang