Author POV
"Gue harus apa? Apa yang harus gue lakuin di saat hati gue diisi sama 2 orang?"
"Halo"
"Tumben lo nelpon gue, ada apaan?"
"Gue galau"
Terdengar tawa dari seberang sana. Prasetya hanya menghembuskan nafas pasrah. Biarlah temannya mengetawainya hingga puas.
"Prasetya lo itu udah dikasih muka ganteng, badan bagus, otak lo ya walau ga encer-encer amat tapi mending lah. Masih aja galau"
"Ck kalau lo denger masalahnya juga lo ikutan galau"
"Emang kenapa sih? Masalah apaan?"
"Lo tau kan kalau gue udah suka sama cewe namanya Ai?"
Prasetya memang sudah cerita dengan temannya yang satu ini tentang Ai. Atas saran dari temannya inilah ia menjadi yakin untuk mendekati Ai.
"Iya. Terus?"
"Maya balik"
Hening.
"SERUS LO? MAYA YANG ITU KAN?"
Prasetya menjauh ponsel dari telinganya.
"Gak usah pake teriak anjir"
"Terus lo gimana? Ayah lo kan nentang banget lo jalin hubungan selain sama Maya. Lo kan dijodohin"
"Itu dia. Bingung gue Vin"
"Duh gue jauh sih. Lo nya pake pindah. Gak enak gue ngomong di telpon kayak gini"
"Yaudah lo kesini aja. Tinggal di rumah gue"
Prasetya terkekeh."Izin sana sama ibu gue"
Prasetya tertawa. Ya dia tahu. Ibu Alvin aangat galak. Sangat. Pernah waktu itu ia mengajak Alvin turut pindah ke Jakarta. Dan setelah itu juga Prasetya tidak pernah berani membahas masalah ini kepada ibu Alvin.
"Yah jangan. Ntar bisa dijadiin sate gue"
Terdengar kekehan ringan dari Alvin.
"Di hati lo gimana?"
Prasetya menghirup nafas panjang.
"Gak tau Vin. Bingung gue"
"Lah lo bilang waktu itu lo udah sepenuhnya suka sama Ai. Kok jadi gini? Cewek tu gak bisa diginiin sob. Bayangin kalau Ai tau dia bukan satu-satunya di hati lo"
Alvin merupakan satu-satunya trman Prasetya yang sangat memikirkan perasaan perempuan.
"Kalau gue nyakitin cewe itu sama aja gue nyakitin ibu gue"
Begitulah kara Alvin jika ditanya mengapa ia sangat memikirkan perasaan perempuan.
"Waktu Maya balik. Semua berubah lagi kayak awal"
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Girls Meet Playboy
Teen FictionKarena pada dasarnya, gue yang terlalu bodoh. Kenapa gue bisa dengan mudahnya sayang sama lo, tanpa pernah lo ngelirik perasaan gue. Lo sayang dia, kan? Dan, gue cuma bisa nunggu lo kembali. Meskipun, lo gak akan mungkin kembali. -Ai Karena lo pusa...