Author POV
Disini lah Ai dan Prasetya sekarang. Di salah satu tempat makan yang menyajikan berbagai dessert.
Ya mereka hanya berdua. Dua jam yang lalu Ai menelpon Qilla menanyakan keberadannya. Tentu saja Qilla beralibi bahwa ada acara mendadak di Bandung.
Dan selama dua jam itu juga Prasetya merasa sedang berjalan bersama manekin.
Selama dua jam Ai hanya diam, tak berekspresi, tak merespon banyak, hanya menggangguk dan menggeleng juga mengedikkan bahu sesekali.
Sekalinya berbicara ia hanya mengatakan 'ya' dan 'tidak'.
Ai memang seperti itu. Ia akan menjadi seperti mayat hidup jika berjalan dengan orang yang tidak dekat dengannya. Tidak banyak berbicara, ekspresi datar, tidak banyak merespon. Itu semua ia lakukan agar tembok pertahanan yang selama ini ia bangun tetap kokoh.
Mengapa kemarin-kemarin dia tidak seperti itu? Jawabannya mudah. Karena ada Qilla di dekatnya. Dan juga mereka masih di sekolah saat itu. Banyak orang yang dikenalnya. Jadi ia tak merasa canggung. Ai adalah orang yang gampang canggung.
Disini? Tidak ada orang yang dikenalnya. Hanya ada Prasetya. Orang yang baru dikenalnya selama 4 hari. Apalagi Prasetya bukan lah orang yang dekat dengannya.
Dan satu lagi. Prasetya adalah laki-laki yang sedang berusaha mendekatinya. Ia baru saja menyadari hal itu kemarin. Dan saat itu juga ia merutuki kebodohannya berkali-kali.
Padahal sudah terlihat sangat jelas semua tanda-tanda itu. Perhatian-perhatian yang Prasetya berikan, pesan yang setiap malam rutin dikirimkan Prasetya, cara Prasetya berbicara dan menatap Ai. Belum lagi Qilla yang sudah memberi kode berkali-kali.
Oleh karena itu ia bersikap sangat datar dan dingin sekarang. Ia tidak mau tembok pertahanannya selama ini hancur. Ia tidak mau jatuh cinta lagi. Rasa sakit yang kemarin saja belum sembuh. Ia tidak mau merasa sakit lagi.
Jujur Prasetya cukup menarik perhatian Ai.
Ai tidak bisa membohongi dirinya jika ia terpesona dengan wajah tampan Prasetya. Prasetya juga merupakan orang yang asik dan tidak pernah kehabisan topik. Itu sudah menjadi point plus bagi Ai.Prasetya benar-benar kebingungan. Ia tidak tau apa yang terjadi pada Ai. Berkali-kali ia bertanya pada Ai. Namun Ai hanya menggeleng.
Prasetya sudah mengajak Ai membeli makanan, pindah ke kafe lain berkali-kali, berjalan-jalan ke taman kota. Tapi tidak ada yang berhasil membuat Ai tersenyum.
Prasetya putus asa. Akhirnya ia memutuskan untuk mengantarkan Ai pulang.
"Ai kita pulang aja ya"
Ajak Peasetya dengan wajah yang terlihat letih."Hm"
Gumam Ai sambil mengangguk lesu.Prasetya menghela nafas panjang dan langsung membawa mobilnya menuju rumah Ai.
"Ai abis ini kemana? Belok apa lurus?"
"Lurus. Nanti bakal ada tulisan 'Perumahan Anggrek Bulan' lo masuk. Dan turunin gue di depan rumah nomor 8"
Jawab Ai datar.
Dan itu adalah kalimat terpanjang yang Ai ucapkan dalam 2 jam terakhir.Setelah sampai, Ai langsung turun dan mengucapkan terimakasih.
"Haahh kenapa jadi gagal gini sih."
Ucap Prasetya kesal sambil membenamkan kepalanya di kemudi mobil.Setelah itu ia segera menyalakan mesin mobilnya dan pergi pulang ke rumahnya.
•••
"Qill lo kok jahat banget sih. Kenapa lo ninggalin gue berdua sama dia? Kenapa lo gak ngasih tau kalau Prasetya itu suka sama gue? Kok lo ga ngasih tau kalau lo ada acara di Bandung? Gue tau acara lo ga mendadak. Setiap ada acara lo pasti kasih tau gue dan itu ga pernah mendadak. Lo pingin gue sakit lagi?"
Omel ku pada Qilla sambil sedikit terisak.Ai memutuskan menelpon Qilla setelah sampai di kamar.
"Ehm Ai jangan nangis dong Ai. Ai gue minta maaf. Gue kira lo udah nerima Prasetya. Dan gue akuin gue salah. Gue emang bodoh. Gue sengaja ga ngasih tau lo supaya lo sama Prasetya punya waktu buat berdua. Gue salah. Itu konyol. Lagian Ai lo ga mau nyoba buka hati lo? Prasetya baik kok. Ya walaupun dia mantan playboy. Tapi dia baik kok. Dan lo tau kan? Gue bakal jagain lo kok. Gue gak akan biarin dia nyakitin lo. Kalau dia nyakitin lo gue bakal ada di barisan paling depan buat ngebela elo dan gue pastiin dia bakal nyesel."
"Qill lo ga perlu ngelakuin itu. Gue pasti bakal move on. Cuma gue belom nemuin orang yang tepat. Ya Pra emang baik. Tapi tetep aja dia mantan playboy. Gue ga mau sakit hati lagi. Dan gue tau kok lo bakal jagain gue. Gue ga ngeraguin itu. Tapi please jangan pernah ngelakuin hal konyol kayak gini lagi."
"Ok Ai. Gue minta maaf. Makasih karena udah ga ngeraguin gue. Dan gue janji gue ga bakal ngelakuin hal konyol kayak gini lagi."
"Ya udah. Lo balik kapan?"
"Cie kangen. Gue balik nanti malam"
"Kangen? Ngarep lo. Ya udah besok gue mau hangout sama lo pokoknya. Ga ada penolakan. Dan sebagai bayaran atas kekonyolan yang lo lakuin hari ini, lo harus nraktir gue nonton terus makan. Abis itu kita main ke taman."
"Anjir Ai. Untung sayang. Ya udah deh. Besok jam 10 gue ke rumah lo."
"Gitu dong. Ya udah bye. Assalamu'alaikum
"Wa'alaikumsalam"
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Girls Meet Playboy
Teen FictionKarena pada dasarnya, gue yang terlalu bodoh. Kenapa gue bisa dengan mudahnya sayang sama lo, tanpa pernah lo ngelirik perasaan gue. Lo sayang dia, kan? Dan, gue cuma bisa nunggu lo kembali. Meskipun, lo gak akan mungkin kembali. -Ai Karena lo pusa...