•Bintang Kejora•
×Taman Komplek dan Kehadiran Gepra×
MINGGU pagi, Kejora sudah bersiap-siap dengan baju olahraganya. Hari ini dia akan lari pagi bersama Bintang. Sekali lagi Kejora bercermin, dia menguncir rambutnya yang lebat lalu keluar dari kamar menuju lantai bawah. Reval— abngnya mengernyitkan dahinya. Tidak biasa adiknya itu berolahraga.
"Tumben, biasanya masih molor." Kejora hanya tersenyum.
"Gue berangkat, ya. Dahh, abang!" Pamitnya sebelum pergi sambil mengecup pipi abangnya.
Reval tersenyum jail,"Benih-benih cinta bertebaran. Adek gue udah gede."
"BANG GUE MASIH DENGER LO YA." Teriak Kejora memekik telinga.
"Busett, telinga gue. Budek anjirr!" mengusap-usap telinganya.
Orang yang lagi jatuh cinta bisa jadi sensi ya, ucapnya dalam hati.
Saat Kejora keluar, terdapat seseorang memakai jaket dengan warna yang sama sepertinya. Senyumnya merekah, ia tau kalau itu Bintang. Entah perasaannya atau memang tidak sengaja, tapi sepatu mereka juga sama. Sama persis. Mereka berdua menatap sepatu yang sama itu, lalu tertawa. Seperti yang direncanakan, jaketnya berwarna sama dengan jaket Bintang, begitu juga dengan sepatunya.
Tanpa menunggu lama, Bintang mengajak Kejora untuk memulai lari pagi ke sekitar taman komplek. Pagi itu banyak sekali orang yang ikut berlari pagi, tak hanya orang dewasa ataupun remaja terdapat anak-anak yang ikut berlari pagi dengan orangtuanya yang berada disamping untuk menggandeng. Kejora dan Bintang hanya lari kecil saja, setelah sampai taman keduanya melakukan pemanasan.
"Lo sering olahraga kesini?" cetus Kejora langsung.
Bintang menatapnya,"Gak terlalu, cuma kalo ada temen doang gue kesini." Kejora mengangguk.
Setelahnya mereka hanya diam, suasana seakan canggung untuk sesaat. Cuacanya sejuk, membuat Kejora betah berlama-lama di taman itu. Banyak pepohonan disekitar, bangku taman berjajar rapi, air mancur yang terletak di tengah-tengah, dan juga macam-macam buka yang sengaja ditanam di sekitar air mancur. Matanya seakan jernih melihat pemandangan ini. Bintang sedari tadi senyum kearahnya, membuat jantung Kejora berdetak tak karuan. Bintang tak henti-hentinya melihat Kejora, membuat Kejora sedikit risih.
"Jangan liatin gue kayak gitu, gue jadi ngeri!" Pikiran Kejora membayangkan aneh.
Bintang tidak peduli, tapi dia menyukai hal ini. Tunggu, bukannya dia paling anti dengan yang namanya perempuan. Jangan berfikir kalau Bintang homo, karena bukan itu maksudnya. Dia selalu mempunyai alasan untuk hal ini. Tapi melihat kedekatannya dengan Kejora, cowok itu seperti biasa saja. Bintang mengingat kejadia dulu, dan dia berhenti menatap Kejora. Wajahnya kembali tegas namun tetap mencerminkan ramah. Kejora lega karena, Bintang sudah tidak menatapnya lagi. Melihat Bintang yang senyum-senyum sendiri ngeri jadinya.
"Lo duduk disana, gue beli minum dulu." Kejora mengangguk lalu duduk di salah satu bangku taman.
Bintang berlari menuju warung yang ada diseberang taman. Kejora sendiri bingung, apa yang harus ia lakukan. Ah ya, dia merogoh saku jaket lalu menemukan benda persegi panjang. Kejora sudah lama tidak memegang ponselnya semenjak tadi malam. Saat ponselnya dinyalakan, banyak notif beruntun tertera dilayar ponsel. Namun satu yang membuatnya tertarik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Kejora
Teen FictionSifatnya berbeda 180°, segala tentang mereka bahkan bagai langit dan bumi. Bagai api dan air. Sulit dipersatukan. Namun satu hal yang unik, namanya Bintang dan Kejora. Yang membuat orang menyangka kalau mereka adalah sepasang manusia serasi. Bintang...