•Bintang Kejora•
SUDAH hampir dua minggu, namun belum ada tanda-tanda Kejora akan sadar. Setiap harinya Bintang selalu berkunjung seusai pulang sekolah tentu saja dengan teman-temannya. Tapi tunggu, mengapa dia jadi perhatian begini. Biasanya kalau Johan sakit aja Bintang biasa saja. Apalagi waktu itu Johan jatuh dari pohon belimbing, Bintang sebodo amat. Bintang yang sekarang berbeda. Apa jangan-jangan..
Ah, sudahlah itu tidak penting."Rev, sini biar gantian gue aja yang jaga. Lo sholat dulu sana habis itu makan."
"Thanks, Bin."
Sepeninggalan Reval, Bintang hanya berdiam diri tidak tau harus apa. Namun matanya sesekali melirik gadis itu, gadis yang sedang berbaring di ranjang dengan selang-selang ditubuhnya. Bintang mendekatinya, lalu memperhatikan seluruh tubuh Kejora. Kurus, satu kata itulah yang mendeskrpsikan penglihatannya sekarang. Wajahnya pucat, tangannya dingin, dan deru nafasnya terdengar teratur. Sekarang gadis itu berada di alam bawah sadarnya.
"Bangun dong, si bawel ngeselin." Ucapnya sendiri.
"Lo lupa, waktu itu kita pernah makan cimin bareng? Dan gue yang bayar karena lo gak bawa duit." Tambahnya.
Bintang mengingat kejadian itu, saat MOS di hari kedua. Saat itu kepalanya sedang pusing karena banyak pikiran dan akhirnya Bintang memutuskan untuk membeli cimin yang super pedas. Disaat tengah nikmat memakannya seseorang datang.
"Hmm.. maaf. Gue boleh minjem duit lo dulu gak? Dompet gue ketinggalan."
Dan dengan mudahnya Bintang pun mengangguk. Bibirnya terangkat ke atas, ia tersenyum mengingat hal itu. Dengan wajah polos dan lugunya gadis itu meminjam uang kepadanya. Hal yang menarik, lucu. Tak lama dia melamun, Reval datang dengan rambut khas orang sehabis berwudhu. Reval sepertinya baru selesai Sholat. Kakak laki-laki Kejora itu mengerutkan dahinya samar, melihat temannya itu tersenyum sendiri.
"Lo kenapa? Kesambet?" Kata Reval, kali ini selera humornya sudah sedikit kembali.
"Ah, enggak. Gue cuma mikirin peliharaan barunya si Johan kampret." Balas Bintang bohong.
"Hah? Peliharaan baru? Apaan? Si kitty?"
Tanya Reval berurutan."Iya peliharaan barunya, lo nggak tau? Ituloh kecebong bahenol yang dapat mulung di got depan rumah." Bintang tertawa keras.
"HAH? Sableng tuh anak, emang harus kita bawa ke laut biar dibuang, tenggelam, mati deh." Reval berkata sadis.
Bintang tertawa kencang sekali,"Harusnya tuh anak bunuh di gorong-gorong biar jadi berita!!" Kali ini Reval juga ikut tertawa. Mereka berdua terus saja membicarakan perihal tingkah Johan yang diluar batas.
Raut wajah reval kembali muram, "Kapan ya, Bin, Kejora bisa sadar? Gue kangen, nyokap sama bokap seakan buta sama kerjaan, mereka gak peduliin kondisi Kejora sekarang." Matanya menatap depan dengan kosong.
"Rev, gue ngerti gimana perasaan lo sekarang. Tapi kalo misalnya lo sedih terus itu gak baik, Kejora itu butuh support dari kita semua." Reval menatap Bintang intens.
"Lo persis sahabat gue, Bin!"
"Siapa?"
"Senja!! Dia udah meninggal."
Dunia memang pahit.
***
Di atas gedung seorang laki-laki berperawakan tinggi sedang menghisap sesuatu yang mengeluarkan asap. Laki-laki itu sungguh frustasi akan keadaan sekarang. Dia sangat merindukan dia yang sampai sekarang belum sadarkan diri. Dia sangat merindukan tawa, kicauannya yang sungguh mengganggu telinga, terutama rindu wajahnya. Wajah yang selalu mencerminkan indahnya hidup Gepra. Laki-laki itu Gepra. Disaat Gepra sedang menikmati angin yang menyapu wajahnya serta menghisap rokok, tiba-tiba ponselnya berbunyi.
Dlingg..
"Ge, tangan Kejora bergerak!!" kata seseorang dibalik telepon.
Entah tindakan apa yang harus dilakukan, namun setelahnya ia berlari menuju lantai dasar gedung yang cukup tinggi itu. Setelah sampai, ia bergegas menyalakan mesin motor yang sudah dinaiki nya beberapa detik lalu. Motornya melesat, membelah angin. Ada gemuruh di dalam hatinya yang berteriak gumbira.
Ia membatin, "Jo, lo tau istilah Bintang dan Bulan kan? Bintang gak akan ada kalau bulan gak ada sebab cahaya bulan lah yang selalu menerangi Bintang." dan senyumnya terukir dengan lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Kejora
Novela JuvenilSifatnya berbeda 180°, segala tentang mereka bahkan bagai langit dan bumi. Bagai api dan air. Sulit dipersatukan. Namun satu hal yang unik, namanya Bintang dan Kejora. Yang membuat orang menyangka kalau mereka adalah sepasang manusia serasi. Bintang...