Bab 3

174 10 0
                                    

Chapter 3
Teka-teki Masalah

"Maaf, karena aku hanya bisa diam melihatmu terluka karena kecerobohanku"

     MALAM yang sungguh sunyi. Menggelapkan seluruh alam semesta. Bintang yang tak nampak. Awan hitam mentupi si rembulan penerang. Disini-lah sekarang Bintang dan Reval berada. Taman yang berada tepat di sisi bagian belakang Rumah sakit. Reval masih saja terus menyalahkan diri. Dia bilang, dia tidak becus menjadi seorang kakak. Tangannya memar karena menonjok dinding.

"Kejora tadi ditabrak? Gue gak tau harus gimana sekarang?"

Mata Bintang membulat,"Kok bisa sih? Gini.. gini,mendingan sekarang lo balik ke dalam. Lo lihat keadaan adek lo!" Bintang menuntun Reval.

Mereka berdua telah sampai di depan ruang ICU, tempat Kejora dibaringkan. Reval tidak yakin, jika adiknya baik-baik saja. Pasalnya, luka pada bagian kepala terlihat begitu dalam.

Baru saja ia ingin membuka pintu, namun sosok perempuan sudah keluar terlebih dahulu.

"Bang?" Ujar Kejora, kepalanya dililit perban putih.

"Maaf, dengan keluarga nona Kejora?" Reval mengangguk."Tenang, nona Kejora baik-baik saja. Luka-nya tidak terlalu parah namun anda harus check up seminggu sekali. Hanya untuk memastikan keadaan kepala nona kejora baik saja."

"B-baik dok, nanti saya akan mengingatkan adik saya untuk check up?"

"Kalau begitu nona Kejora sudah boleh pulang!"

"Terimakasih dok." Revak dan Bintang memapah Kejora berjalan.

Mereka memutuskan untuk duduk-duduk sebentar di kursi yang biasa anggota keluarga pakai untuk menunggu. Kejora duduk dengan sangat perlahan, kepalanya masih sedikit pusing.

"Eh, Rev! Gue balik ya, gue harus nemenin sepupu gue."

"Ok, thanks ya Bin?!" Bintang tersrnyum simpul. Kejora yang melihat itu, merasakan ingatannya tertuju pada seseorang di masa lalunya.

Bintang tidak pamit pada Kejora.

Dia memang dingin, kecuali dengan temannya. Walaupun temannya adalah kakak Kejora.

Kejora merasakan seauatu yang terhenyak di hatinya.

"Lo gila tau gak? Gue bilang, gak usah nyamperin. Buat apa?"

"Gue mau minta maaf!"

"Dia gak peduli sama lo? Gak aka pernah peduli."

"Terserah."

Dua orang sedang bersembunyi. Yang satu di balik dinding bagian kanan. Dan yang satu lagi di balik dinding bagian kiri.

"Maafin gue, gue terlalu egois. Gue sayang sama lo!" Ujar seseorang.

"Apa yang sebenernya terjadi?" Ucap seseorang satunya.

***

Seakan bumi yang hampir kiamat, suara menggelegar petir terdengar begitu mengerikan di telinga. Membuat siapa saja yang mendengarnya pasti tutup telinga rapat-rapat. Disini-lah Reval dan Kejora terdiam, di dalam Rumah sakit tempat para empu menyetorkan diri untuk membiarkan bau obat menyeruak masuk dalam indra penciumnya. Kejora dengan jaket Reval, menggigil kedinginan. Namun, dengan siap siaga sang kakak merengkuhnya. Hebat! Kejora sadar setelah tragedi tabrakan tadi, biasanya saja seseorang mengalami kecelakaan dapat sadar setelah tiga hari. Namun ini beda. Tuhan maha kuasa.

Bintang KejoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang