Bab 12

66 4 0
                                    

•Bintang Kejora•

×Bintang yang beda×

    REVAL benar-benar mengacaukan kemarin. Tidak juga sih, sebenarnya dalam hati Kejora merasa canggung. Tapi kejadian itu tidak bisa dilupakan sampai sekarang, dia masih teringat hidung mancung Gepra. Kemarin, mereka berpelukan. Pelukan yang membuat Kejora aman, nyaman, dan terjaga. Huh, andai saja waktu dapat dihentikan, Kejora ingin berlama-lama seperti itu. Astagfirullah

Vena menepuk pundak temannya itu,"Kenapa lo, kesambet?" Katanya.

"Gue.. gue lagi seneng. Huaaaa... pengen teriak!!" Teriak kejora membuat Vena terlonjak kaget.

"Eh, goblok. Suara lo cempreng, sadar diri kek!" Kejora menatapnya sambil tersenyum membuat bibir Vena naik sebelah.

Hari ini Vena berencana menginap dirumah Kejora. Orang tua Vena diharuskan tugas ke Bandung untuk malam ini, sebab itu ia pergi ke rumah Kejora yang siap sedia untuk menampungnya kapan saja. Sudah seperti tempat ngungsi. Sedari tadi Kejora cerewet sekali, bentar-bentar cerita tentang Bintang tapi bentar-bentar lagi cerita tentang Gepra. Dasar maruk! Vena hanya diam menanggapinya, biar saja mulut Kejora itu berhenti sendiri. Sekarang dia bicara semaunya, ketika Kejora diam pasti dia tidur. Selalu begitu, mungkin berbicara memerlukan banyak energi bagi Kejora.

"Ven gue ngantuk!" Tuh kan benar.

"Ya, tidur lah" krik, diam tak ada sahutan.

Vena melongok sedikit, Kejora sudah tidur rupanya.

"Pelor dasar!" Vena menarik selimut lalu ikut tidur bersama Kejora.

***

Berjalan di koridor sendirian memang tidak enak, apalagi sambil memeluk buku. Jomblonya sangat terasa. Ah, lupakan. Baru saja Kejora kembali dari perpus, sendiri tanpa ada orang disampingnya. Vena sedang sibuk mencatat pr yang belum selesai. Mau minta temenin Reval, tapi kan Reval sedang ada lomba basket di SMA seberang. Betapa menyedihkan menjadi dirinya. Dia berjalan sambil menunduk, entah kenapa hari ini matanya terasa tidak enak. Tapi yang masih bisa dia lihat, di depannya ada.. Bintang.

"Kak Bintang!" Bintang hanya meliriknya sebentar lalu berjalan seperti semula.

Apa-apaan ini, kemarin dia sangat baik. Mengapa disekolah dia kembali seperti biasa. Kejora berbalik lalu mengikuti langkah Bintang. Namun saat tengah perjalanan Bintang berhenti dan otomatis membuat Kejora berhenti dibelakangnya.

Kejora melambai sambil tersenyum,"Hai!" Sapanya.

"Berhenti ngikutin gue. Tau satu hal yang gue benci?" Kejora bingung,"Yang gue benci adalah Penguntit dan itu elo. Jadi berhenti ngikutin gue!" Setelah itu bintang pergi menjauh, menyisakan Kejora sendiri.

Dan, bel masuk berbunyi.

Sejak tadi Vena bingung, temannya itu melamun seperti memikirkan sesuatu. Ini sama sekali beda dengan Kejora kemarin. Apa sesuatu terjadi padanya? Oke, nanti istirahat kita klarifikasi kan semuanya.

Pelajaran sungguh membosankan untuk saat ini. Kejora beberapa kali mengeluh karena tidak bisa berkonsentrasi. Beberapa kali pula ia menopang kepalanya malas. Satu hal yang ada dipikirannya. Bintang. Kenapa ia begitu berubah hari ini? Entah, namun Kejora merasa sesak dalam dadanya. Sudahlah, Kejora pusing memikirkannya.

Bintang KejoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang