τέσσερα (téssera)

596 69 11
                                    

"Gal, seriously? Lo kayak gini cuma buat cewek kayak gitu?" Galih cuma menghembuskan asap rokoknya sambil ketawa, "Apa sih esensinya nggak ketemuan sampe dua minggu, nggak sapa-sapaan padahal kalian satu kampus? Permintaan nggak jelas kayak gitu lo turutin. Gal, nggak guna tau lo kayak gini. Terus, udah berapa batang lo habisin hari ini? It's not like she ever cared for you, not even a second! Ngapain sih cewek kayak gitu dipertahanin? Apa sih yang bikin lo pertahanin cewek itu? Lo nggak peduli sama perasaan lo sendiri ya?"

Galih menghela nafas, "kenapa emangnya sama perasaan gue?"

"God, you're so pathetic. Lo tuh nggak sayang sama Venna! Can't you see that?!"

"Eca, gue sayang Venna."

Sekarang giliran Alesha yang menghela nafas dan langsung mematikan rokok Galih, "semua kelakuan lo di belakang Venna, nggak pernah nunjukin kalo lo sayang dia. Ngapain sih lo berubah ke arah yang buruk kayak gini? Jangan rusak diri lo cuma buat cewek kayak gitu, Gal. Gue nggak suka liatnya. Gue temenan sama lo bukan cuma buat ngomelin lo soal ini."

"Ya udah, gue nggak akan cerita soal Venna lagi."

"Galih! Can't you see the point?! Lo mau cerita soal cewek siapa pun terserah, Gal, selama lo nggak ngerusak diri lo sendiri kayak gini. Please, Gal, be happy." Galih cuma bisa diem, "bikin orang lain juga bahagia itu nggak salah, Galih, tapi tolong, lo juga harus bahagia karena emang lo bahagia. Bukan karena ngeliat orang lain bahagia aja. Bisa kan?"

"Siapa bilang gue nggak bahagia sih, Ca?"

"Galih, please stop sacrificing yourself for people's happiness. Sekali aja, ya? It's okay to be selfish, sometimes. Ya, Gal?"

▪▪▪

Itu bukan pertama kalinya Galih dimarahin Alesha karena nurutin kemauan Venna. Sebenernya, Alesha bukan tipikal orang yang suka ikut campur dalam masalah orang sih, tapi untuk soal Galih dan Venna, nggak tau kenapa, Alesha bener-bener nggak bisa diem gitu aja.

Satu-satunya yang Alesha benci dari Venna cuma kelakuannya yang terlalu demanding. Nggak jarang Alesha tau kalo Venna suka ngode-ngodein Galih macem-macem buat gini dan gitu atau buat beliin sesuatu. Ada aja. Bener-bener deh, sampe pengen Alesha gundulin rambut badainya. Bahkan, Alesha super nggak paham waktu permintaan Venna adalah supaya nggak ketemuan dulu sampe waktu yang belum ditentukan. Padahal hubungan mereka baik-baik aja, dan alasan Venna adalah 'bosen karena nggak ada ribut-ributnya. Konyol. Nggak heran kan kalo Alesha jadi orang yang paling seneng denger berita Galih dan Venna putus?

Selain itu, kalo Galih dan Venna putus, kan Alesha jadi punya lebih banyak waktu buat cerita-cerita sama Galih.

"Gal! Galih!"

"Hmm?"

"Menurut lo, kalo gue mau nonton sama Kak Sena, enaknya nonton apa?"

"Ya adanya apa di bioskop?"

"Gue sih pengen nonton Fantastic Beasts and Where to Find Them, tapi juga ada Moana, terus ada Sing, gimana dong?"

"Movie marathon aja, Ca."

Alesha ngangguk-ngangguk, "boleh sih, kalo gue sih suka banget, tapi emang Kak Sena suka film ya?"

"Lo tanya sendiri dong."

"Kalo nggak suka gimana dong?"

χρονομέτρηση (chronométrisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang