bab 3: mulai terbiasa

260 20 0
                                    

AUTOR POV

Sudah bebarapa minggu ini Dira tinggal di apartmentnya Yudha. Dan beberapa minggu ini juga Yudha merasa hidupnya terganggu dengan kehadiran Adira, yah wanita aneh bin gila menurutnya. Banyak tingkah laku Dira yang membuat Yudha menjadi geram tingkat kakeknya dewa. Banyak juga tingkah laku Dira yang menurut Yudha sangat konyol dan aneh. Pada saat itu Yudha mencari Dira yang tidak ada diapartementnya. Setengah hati Yudha merasa senang kalau wanita aneh bin gila itu pergi dari kehidupannya dan tidak menganggunya lagi. Tetapi, setengah hatinya mengkhawatirkan wanita itu. Pada akhirnya Yudha dapat menemukan Dira ditrotoar dekat apartementnya yang tengah membantu seekor kucing betina melahirkan. Aneh bukan wanita itu?

"Ayo cing.. Dikit lagi anak lo keluar." teriak Dira memberikan semangat kepada kucing betina tersebut. Yang dilakukan Yudha saat itu adalah menggelengkan kepalanya tanda tak habis pikir dengan tingkah konyol Dira tersebut. setelahnya Yudah segera menghampiri Dira.

"Adiraaaaa.. Yampun lo itu bisa banget sih bikin gue panik, ngapain lo disini ha? ayo pulang!" ajak Yudha dengan menarik paksa tangan Dira. Tetapi Dira masih kekeh ingin membantu kucing betina itu.

katanya "Kasian Yud kucing ini, dia lagi berjuang untuk melahirkan anak-anaknya ke dunia.. Lo tau gimana rasanya melahirkan?" tanya Dira. Tentu saja Yudha tidak pernah merasakan melahirkan, jelas karena Yudha adalah seorang pria bukan wanita.

"Gue kadang heran sama kucing jantan, maunya yang enaknya doang setelah itu dia pergi ninggalin kucing betina dan gak tau gimana perasaan kucing betina itu sendiri." lanjutnya lagi. Dan setelah dari itu kucing betina itu dapat melahirkan tiga anaknya kedunia ini. Spontan Dira menjerit gembira melihatnya dan melompat-lompat seperti orang tidak jelas. Yah bagi yudha Dira adalah wanita paling tidak jelas sedunia menurut versinya.

"Yud lihat kucingnya melahirkan anaknya dengan selamat.. Ya Allah." ucapnya dengan gembira. Yudha hanya bisa menghembuskan napasnya dan menggelengkan kepalanya. sedektik kemudian Yudha langsung menarik Dira dan kucing-kucing tersebut ke apartementnya karena orang-orang yang berlalu-lalang disana sudah memperhatikan mereka. Dan itu sangat memalukan bagi seorang BAGAS YUDHA.

***

Setelah kejadian memalukan di trotoar tadi, Yudha merasa hidupnya makin gelisah. Bagaimana tidak? Orang-orang disana tadi dapat melihat adegan konyol yang dilakukan Dira tersebut. Yudha yakin dari sekian banyak orang yang berlalu-lalang tadi ada tetangganya atau orang yang mengenal Yudha. Mau dimana ditaruh mukanya? Di dompet? Jika itu bisa, Yudha akan melakukannya. tetapi itu mustahil baginya.

"Yudha.. Kayaknya kita harus beli makanan kucing deh, sama keperluan kucing-kucing ini." kata Dira setelah menaruh kucing-kucing tersebut disofa apartement Yudha.

"Kan kucing bisa makan tulang Dir, nanti gue masak ikan biar tulang-tulang ikan itu bisa dimakan kucing-kucing ini." sanggah Yudha,

Dira menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Enggak bisa begitu Yud. kucing- kucing ini harus mendapatkan makanan yang bergizi sama kaya kita manusia. Apa lagi ibu dari kucing-kucing kecil ini abis melahirkan, pasti banyak tenaga yang dikeluarkannya." kata Dira sambil mengelus-elus kucing betina dan anak-anaknya tersebut. seketika Yudha ingin menjadi kucing, agar dapat di elus-elus oleh Dira, Shit! lo mikirin apa Yud? batin Yudha.

"Yudah iya nanti gue beliin makanan kucing dan berbagai keperluannya." kata Yudha pasrah dan tidak ingin berdebat lagi dengan Dira. Dira tersenyum manis kearah Yudha dan langsung memelukknya, "Makasih Yud, lo emang baik banget" ucapnya di pelukan Yudha.

Yah pelukan itu adalah pelukan wanita yang peratama selain ibunya. Yudha merasa nyaman yang sangat mendalam saat dipeluk oleh Dira. Entah mengapa Yudha menarik sudut bibirnya yang menampilkan senyuman. Tentu saja Dira tidak bisa melihat senyuman itu karena Dira masih berada dipelukan Yudha. Perlahan Yudha membalas pelukan itu. sangat tenang dan nyaman sekali.

'Tolong detak jantung gue dikondisikan Tuhan' Batin Yudha.

***

Kini Yudha tengah berada dipusat perbelanjaan. Yah tujuan Yudha ketempat ini adalah untuk membeli makanan kucing dan keperluan yang dibutuhkan oleh kucing. Seperti manian, rumah kucing, dan masih banyak lainnya menurut permintaan Dira tadi. Yah Dira memang tidak ikut katanya dia ingin mengurus kucing-kucing tersebut di apartement Yudha.

"Yud.. Yudhaa." Panggil Alvin yang berada di tempat yang sama dengan Yudha. spontan Yudha langsung memutar tubuhnya ke sumber suara.

"Alvin." serunya. Alvin langsung menghampiri sahabat karibnya itu.

"Ngapain lo disini Yud?" tanya Alvin. mata Alvin tertuju kebenda yang dipengang oleh Yudha. Seketika keningnya berkerut beberapa liapatan.

"Lo beli makanan kucing? lo punya kucing Yud? kok gue gak tau? bukannya lo gak memelihara binatang ya?" Yah Alvin memberikan pertanyaan yang bertubi-tubi kepada Yudha.

"Set.. Lo nanya kaya orang kesetanan Vin." ucap Yudha sedikit jengkel dengan sahabatnya ini. Alvin hanya bisa nyengir tidak jelas dan mengaruk tengkukknya yang tidak gatal.

"Kemaren Dira bantu kucing betina ngelahirin di trotoar dekat apartement gue. Dan sekarang dia minta gue beliin makanan kucing itu sama keperluan-keperluannya." kini Yudha menjawab pertanyaan-pertanyaan Alvin tadi.

"Lo tau Vin, gue itu malu banget kemaren. Banyak orang-orang yang liatin gue sama Dira. Udah mana si Dira melakukan hal-hal yang konyol." lanjut Yudha bercerita.

"Hal-hal konyol kaya gimana Yud?" tanya Alvin.

"Lo tau, pas kucing itu ngelahirin anaknya, si Dira teriak dan loncat-loncat gak jelas gitu. Ya Allah gue malu banget Vin." jawab Yudha dengan wajah yang ngelangsa. seketika tawa Alvin meledak. pria yang bertubuh tinggi dan memiliki paras tampan itu tidak bisa menahan tawanya. Menurutnya hal ini sangat unik.

"Sumpah tawa lo gede banget bangsat! jangan malu-maluin gue." Yudha menempeleng kepala sahabat karibnya itu.

"Ups.. Sori, sori Yud. Abis si Dira lucu banget sih." ucap Alvin disela-sela tawanya.

"Lucu gimana? yang ada dia itu wanita teraneh yang pernah gue temuin." sanggah Yudha.

"sebenarnya gue pengen banget Dira pergi dari apartement gue Vin. tapi setengah hati gue bilang jangan biarin Dira pergi. Waktu itu Dira gak ada di apartement, gue langsung panik nyariin dia. anehkan?" tutur Yudha sambil memandang orang-orang yang tengah berlalu lalang dipusat perbelanjaan yang ada di daerah kota Jakarta. Alvin menepuk pundak Yudha dan tersenyum kearahnya.

"Berarti selama ini lo udah terbiasa dengan kehadiran Dira di kehidupan lo Yud. Yah walaupun lo sering bilang kalau Dira membuat hidup lo terganggu atau apalah itu. Tapi intinya lo udah terbiasa dengan kehadiran wanita aneh bin gila seperti Dira." ucap Alvin. kini tawa yang beberapa saat yang lalu begitu meledak telah menghilang dan di gantikan dengan senyuman manis milik Alvin yang dapat memikat perhatian kaum hawa saat melihatnya. kalau kalian tidak percaya, aku tak masalah.

"Ngomong apa sih lo kampret.. Gak naymbung." lagi-lagi Yudha menyanggah omongan Alvin. Tetapi, didalam hatinya yang paling dalam dia menyetujui perkataan Alvin tadi bahwa dia sekarang sudah terbiasa dengan kehadiran Adira, wanita aneh bin gila menurut versinya.

____________ **** __________

Hai hai haiii semuaaaaaaaaaa....

Duh akhirnya part ini selesai juga haaha,, gak tau dah kalian suka atau enggak. (kayak ada yang baca cerita lo aja ram) wkwkwkwss. Tapi gapapa gue udah seneng bisa menyalurkan imajinasi gue yang gak jelas ini kedalam sebuah tulisan yang gak jelas juga haha.. Duh hidup gue juga jangan-jangan ga jelas juga lagi hahahaha.. :D :D

Tapi gue berharap sih ada yang baca ini cerita, dan berharap juga ada yang kasih vote dan commentnya. maapken kalau typonya bertebaran dimana-mana haha maklum gue masih amatir. hihihi

Yah pokonya gue cuma mau menghibur kalian lewat tulisan-tulisan gue ini haha semoga terhibur yah kalian semuaaaaahhhh... Udah ada gue kebanyakan ngomong dari tadi, capek pengen minum dulu haha

dadahhhh selamat malam. Salam manis dari

-Rahma Wulandari- :* :* .


Radio Love FM (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang