Ekstra Part

273 15 2
                                    

Menikahimu adalah tujuan hidupku. Jadi bersiaplah jadi nyonya dalam keluarga kecil kita nanti.

***

Suasana pada gedung yang sengaja di sewa Yudha untuk Repsepsi pernikahaannya tampak begitu meriah. Banyak kerabat dan teman-temannya yang berdatangan menghadari pesta tersebut. Hati Yudha membuncah karena telah berhasil meminang gadis yang sangat di cintainya. Perjuangan Yudha selama ini tidak sia-sia. Yudha tidak pernah menyalahkan takdir yang telah mempertemukanya dengan Adira----wanita aneh bin ajaib menurut versinya.

Yudha bahagia. Itu sudah pasti. Kini lelaki itu tengah menunggu Adira turun dari ruang make up. Lelaki itu sudah tidak sabar ingin melihat Adira. Tadi memang saat ijab Kabul, Adira tidak ada disisinya. Hal itu karena mereka mengikuti salah satu adat yang ada di Indonesia. jadi, saat acara ijab Kabul sang mempelai wanita tidak dipersilahkan bersanding dengan mempelai pria. Selatah ijab di laksanakan, barulah si mempelai wanita di persilahkan menghampiri si mempelai pria.

"Yudha."

Suara itu membuat Yudha memutar tungkainya menghadap si pemanggil namanya. Tepat tiga langkah darinya, Casio berdiri dengan setelan khasnya----kemeja yang dilapisi jas mahal serta celana bahan. Casio menghampiri Yudha, senyuman mengembang pada bibir Casio.

"Terimakasih karena sudah menjaga dan membahagiakan Adira." Ucapnya tersenyum tulus.

"Iya sama-sama."

Casio mengangguk kembali. "Yasudah kalau begitu, aku pergi dulu."

Yudha mencekal tangan Casio. Hal itu mengakibatkan langkah Casio terhenti. "Kau tidak ingin menemui Adira?"

"Aku tidak mau Adira semakin membenciku." Jawabnya menunduk.

Casio kembali melangkah walau hatinya berat meninggalkan pesta tersebut. Dia belum mendapatkan maaf dari Adira. Casio terlalu takut bertemu dengan gadis itu, dia takut semakin melukai hati Adira. Dan Casio tidak ingin hal itu terjadi.

"PERGILAH! JIKA KAU TIDAK INGIN AKU MAAFKAN SEUMUR HIDUPKU." Teriakan Adira menghentikan langkah Casio.

Lelaki itu memutar tungkainya menghadap Adira yang berdiri tak jauh darinya dengan balutan baju pengantin yang tampak indah. Adira sangat cantik. Tapi sayang dia tidak bisa memiliki gadis itu lagi.

Adira meminta persetujuan Yudha melalui isarat yang digunakannya. Yudha mengangguk menyetujinya. Langkah kaki Adira membawanya mendekati Casio yang masih mematung. Berjarak dua langkah dari Casio, Adira berhenti. Gadis itu mendongak menatap Casio karena tinggi badanya hanya sebatas dada lelaki itu.

"Kau masih ingin pergi, Casio?" Tanya Adira menaikan sebelah alisnya.

Casio tergugu dengan perasaan bersalahnya. Hatinya sesak karena perbuatanya selama ini. Lelaki itu menggeleng lemah. "Maaf." Cicitnya.

"Apa? Aku tidak mendengarnya." Seru Adira.

Casio menunduk. Dia malu bertemu dengan Adira. Dia jahat, dia bajingan dan dia brengsek.

"Maafkan aku Adira. Maaf, maaf karena aku telah menyakiti hatimu selama ini. Maaf karena aku adalah lelaki bodoh karena telah menyia-nyiakan mu selama ini. Maaf karena aku terlalu bajingan. Maafkan aku." Pertahanan Casio runtuh juga. Setetes air matanya mengalir lalu disusul oleh air mata berikutnya.

Casio berlutut di depan Adira. Dia tidak perduli oleh tatapan pasang mata yang ada di sekitarnya. "Kau boleh membenciku. Tapi tolong maafkan aku. Kau boleh memukul ku atau bahkan membunuhku. Namun maafkan diriku, Adira."

Adira terlalu syok saat Casio meminta maaf kepadanya dengan berlutut. Itu sangat berlebihan. Tanpa di minta pun Adira sudah memaafkan Casio. Lelaki itu lah yang telah membantunya selama ini. Dulu perusahaan yang di kelolah papanya----tepatnya papa angkatnya mengalami kebangkrutan, lalu Casio datang membantu mereka tanpa meminta imbalan. Siska lah yang berinisiatif menyerahkanya kepada Casio. Sebanarnya Casio adalah lelaki yang baik. Namun sikapnya pemaksanya saja yang membuat Adira selama ini tertekan.

Radio Love FM (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang