Bab 6: Pertemuan Tak Terduga

194 12 0
                                    


Mantan itu adalah orang yang harus kita waspadai.

Kata-kata itu yang muncul dibenak Adira. Dia sangat amat mewaspadai mantan kekasihnya. Bukan dia mau lari dari masalah, tetapi dia tidak ingin membuat hatinya terluka kembali. Cukup sekali dia merasakan itu semua, dia tidak mau jatuh untuk kedua kalinya. Selama satu bulan Dira bisa perlahan melupakan kenangan-kenangan pahit itu. Dia sudah nyaman berada didekat Yudha, dan dia tidak ingin berpisah dengan Yudha. Entah mengapa? Tetapi yang jelas untuk saat ini dia tak ingin kehilangan sosok pelindungnya selama satu bulan ini, yaitu Bagas Yudha. Dan untuk saat ini juga dia tidak ingin bertemu dengan sosok lelaki yang pernah menghiasi harinya itu, siapa lagi kalau bukan Casio, seorang CEO muda yang sangat terkenal dan juga tampan. Lebih tepatnya Casio adalah mantan kekasih dari Adira. Namun sialnya, siang hari ini Adira tak sengaja bertemu dengan orang yang paling di hindarinya itu. Saat ini Adira tengah berada di salah satu Apotek. Memang saja Adira ingin membeli obat yang selama ini dicarinya, karena sudah lama dia tidak meminum obat, dia takut penyakitnya akan kambuh kembali. Tetapi, setelah sampai di Apotek, Dira melihat sosok lelaki berpostur tinggi tegap, menggunakan jas biru, rambut yang ditata rapih menambah ketampanannya. Seketika saja Adira memutar tubuhnya untuk menjauh dari lelaki itu. Dia berharap lelaki yang ada didekatnya beberapa langkah itu tidak melihat kehadirannya. Tetapi, Tuhan seakan ingin mempertemukannya dengan lelaki yang sangat di cintainnya itu. Casio sudah melihat kehadiran Adira di Apotek tersebut. Langsung saja Casio menahan lengan Adira, membuat tubuh Adira menghadap kearahnya. Manik mata milik Casio dan Adira beradu pandang. Rasa rindu yang selama ini menghantui Casio, seakan terbayar. Kini wanita yang sangat dicintainnya sudah ada di hadapannya. Casio langsung memeluk tubuh mungil Adira dengan erat, seakan dia tidak mau kehilangan Adira untuk kedua kalinya. Adira menahan napasnya, otaknya seakan tidak dapan berfungsi lagi, lidahnya kelu, kini air matanya sudah tidak dapat dibendung lagi.

"Dira kamu kemana aja sayang? Aku sangat mengkhawatirkanmu" Lirih Casio.

Casio melonggarkan pelukannya, kini ibu jarinya mengusap air mata Adira yang terjatuh.

"Plis, jangan menghilang dariku sayang. Aku sangat merindukanmu." Lanjut Casio dengan tatapan yang tidak dapat diartikannya.

Kaki jenjang milik Adira seakan tidak dapat menahan tubuhnya. Kini dia merasa sangat lemas tak berdaya. Jujur saja Adira sangat merindukan Casio. Tetapi, dia tidak pantas untuk Casio, lelaki yang menurutnya sangat sempurna.

Kini bibir Casio sudah mendarat dibibir Adira. Casio melumut bibir mungil kekasih yang sangat dicintainya itu. Itu adalah ciuman kerinduan. Casio tidak perduli kalau tempat ini adalah tempat umum. Yang jelas dia sangat merindukan sosok Adira.

Setelah beberapa detik melumut bibir Adira, Casio melepaskannya. Kini dia menatap lekat kedua manik mata hitam milik Adira. Namun, siapa sangka siapa yang menduga, Adira malah menampar Casio dengan sekuat tenanganya.

"Jangan pernah temui aku lagi Casio" Hanya itu yang terucap dari mulut Adira. Setelah itu Adira berlari menjauh mengindari Casio. Air matanya masih setia menetes terus menerus. Sedangkan Casio terpaku ditempat, dia tidak menyangka kalau Adira akan menamparnya. Tetapi yang jelas untuk saat ini Casio telah mengetahui dimana Adira berada, setelah kurang lebih dari satu bulan Casio mencari Adira kesana kemari.

***

Adira terus berlari, tanpa mengenal lelah dia tetap berlari. Tujuannya saat ini adalah Yudha. Yah Yudha yang dicarinya saat ini, dia ingin memeluk erat tubuh lelaki itu. Dia ingin dilindungi oleh lelaki itu. Kini Adira sudah berada di depan apartement milik Yudha. Sebelum dia membuka pintu apartement tersebut, pintu sudah terlebih dahulu terbuka dan menampilkan sosok Yudha dan juga Alvin. Kedua lelaki yang ada dihadapan Adira saat ini menyerit kebingungan melihat kondisi Adira saat ini. Tanpa babibubebo, Adira menghambur kepelukan Yudha dengan isak tangis yang sedari tadi menemani dirinya. Adira menengelamkan wajahnya kedada bidang milik Yudha.

Radio Love FM (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang