Bab 10: kesendirian

163 9 0
                                    


Setelah menerima penolakan dari Yudha, kini kehidupan Adira menjadi tidak berwarna, tak ada lagi canda dan tawa yang terlaontar dari Adira. Seakan dunia berhenti berputar hingga sesak yang dirasa olah Adira seakan semakin sakit dan tidak dapat ditahan lagi. Tetesan air mata kembali terjatuh menemani kesedihan dan sesak yang di alami Adira.

"Kenapa Tuhan Engkau begitu cepat mengambil kebahagiaanku?" Teriak Adira sambil menjambak rambut panjanggnya frustasi.

Adira tak menyangka kebahagiaan yang ia dapat selama satu bulan ini bersama Yudha sirna begitu saja. Padahal Adira sudah meyakini hatinya kalau dia sudah jatuh cinta kepada Yudha, dan dia juga yakin kalau Yudha merasakan yang sama kepadanya. Karena Adira tau setiap mereka berdekatan detak jantung mereka tak bisa dikendalikan untuk berdetak kencang. Tapi kenapa Yudha begitu cepat mengambil keputusan? Sebelum Adira memberikan penjelasan kepadannya. Apakah Yudha sudah sangat membencinya?

"Aku cinta kamu Yudha." Gumam Adira.

***

Setelah Adira pergi dari hadapannya, Yudha menghela napas berat. Dia tak ingin melihat Adira menangis, ingin sekali saat Adira menangis di hadapannya tadi, dia membawa tubuh Adira kedalam dekapannya. Tetapi, sekarang Yudha tidak bisa melakukan itu lagi. Yudha sadar dia bukan siapa-siapa Adira. Dan kini Adira sudah mempunyai lelaki yang bisa memelukknya saat dia sedih, Yah dia Casio tunangan Adira. Yudha mengacak-acak rambutnya dengan gusar.

"Ka Yudha, tadi siapa?" Tanya Chacha. Yah Chacha masih berada di apartement Yudha. Tadi Chacha berkunjung ke tempat Yudha karena sudah dua hari ini Yudha tidak siaran. Maka dari itu Chacha menjenguk Yudha ke Apartementnya.

Yudha bungkam tidak menjawab pertanyaa Chacha. Kini pandangannya masih fokus kedepan dengan tatapan yang kosong.

"Kakak gak ngapa-ngapain cewek yang tadi kan?" Tanya Chacba mulai curiga.

"Dia bukan siapa-siapa, jangan dibahas. Ayo aku antar kamu pulang." Jawab Yudha datar.

Sebenarnya Chacha masih penasaran siapa wanita tadi yang menangis dihadapan Yudha? Tetapi rasa penasarannya dia singkirkan dulu, karean tadi Yudha ingin mengantarkannya pulang. Berarti dia bisa satu mobil dengan Yudha.

Asik ka Yudha ngaterin aku pulang. Batin Chacha gembira.

***

Hari ini Adira mengurung dirinya di kamar. Sedari tadi dia tak melakukan aktivitas apapun. Yang dia lakukan hanyalah duduk diatas ranjang dengan tatapan mata yang kosong. Tentu saja itu membuat Siska--mama Adira merasa khawatir melihat anaknya. Kini Siska mencoba membujuk Adira untuk makan, soalnya sedari tadi pagi sampai sekarang sudah malam Adira tidak menyentuh makanan yang di bawakan asisten rumah tangganya.

"Dira sayang, makan dulu yuk! dari tadi kamu belum makan loh." Tutur Siska sambil duduk disebelah putrinya semata wayangnya itu.

Adira masih saja bungkam tidak merespon apa yang dikatanya mamanya. Bahkan kehadiran mamanya tidak dianggap sama sekali oleh Adira.

Tangan Siska terulur menyentuh rambut panjang Adira yang semakin hari semakin rontok itu.

"Sayang, kamu harus makan yah. Mama gak mau kamu tambah sakit. Kan satu minggu lagi kamu tunangan dengan Casio, jadi kamu harus makan dulu yah." Bujuk Siska dengan lembut.

Adira masih tidak merespon. Hal itu membuat Siska menghela napas dengan berat.

"Dira mama mohon sayang, kamu makan yah. Mama gak mau kamu tambah sakit." Ucap Siska menitikkan air matanya.

Adira melirik sekilah kearah mamahnya yang sudah mengeluarkan air matanya.

"Aku gak mau tunangan dengan Casio." Ucap Adira datar.

"Casio lelaki yang mencintai kamu Dira, dan kamu juga mencintainya." Tutur Siska.

"Enggak. Aku gak mencintainya." Tegas Adira, kini tatapannya sudah beralih menatap Siska dengan tajam.

"Aku mencintai Yudha." Lanjut Adira.

"Dia hanya cinta sesaat kamu nak. Casiolah cinta sejatimu." Tutur Siska merapihkan anak-anak rambut Adira yang menghalangi wajah cantik putrinya itu.

Adira langsung menepis tangan mamahnya itu, sorot matanya sudah menampakkan kemarahan. "Aku yang menjalani hidupku mah, jadi aku berhak untuk menentukan siapa orang yang aku cintai. Yang jelas sekarang aku mencintai Yudha, dan aku gak mau tunangan dengan Casio." teriak Adir. Siska langsung memenangkan putrinya yang sudah meronta-ronta.

"Tenang sayang.." Lirih Siska memeluk erat tubuh putrinya itu.

"Aku mencintai Yudha maa." Rengek Adira didalam pelukan Sisika.

***

Setelah siaran Yudha tak langsung pulang ke apartementnya. Dia memutuskan untuk berjalan-jalan untuk menghilangkan sedikit beban yang di pikulnya saat ini. Dan kini Yudha sudah berada di sebuah taman yang berada di pusat ibu kota Jakarta. Yah ditaman ini banyak sekali pengunjung yang berdatangan. selain untuk menongkrong, pengunjung juga bisa menikmati fasilitas taman tersebut untuk lari sore dengan keluarga, pacar, atau sanak saudara. Yudha duduk dibawah pohon yang rindang  yang ada di taman tersebut. Matanya tak luput memandangi orang-orang yang berlalu-lalang. Melihat canda tawa dari sebuah keluarga kecil yang melintas dihadapan Yudha. Dan kini mata Yudha tertuju kearah sepasang kekasih yang tengah membawa kucing peliharaannya jalan-jalan sore. Sontrak saja hal itu langsung mengingatkan Yudha kepada Adira yang menyukai kucing. Yah bleki dan bleki junior masih berada di apartement Yudha. Selama Adira tidak ada, Yudha selalu mengurus kucing-kucing lucu itu.

"Dir, gue kangen sama lo." Lirih Yudha. Mengapa mencintai seorang Adira terlalu sulit untukknya? Mengapa kebahagiaan pergi begitu cepat dan digantikan oleh kehilangan?

Jujur saja Yudha tidak dapat melupakan kenangan-kenangan indahnya bersama Adira selama setu bulan belakangan ini. Apapun yang dilakukan wanita itu dulu selalu dilakuakan oleh Yudha sekarang. Contohnya seperti mengurus kucing-kucing yang lucu, menonton film action, dan masih banyak yang lainnya.

Kini hanya kesendirian lah yang menemani Yudha. Kesunyian. Tidak ada lagi tingkah konyol Adira yang membuat Yudha tersenyum. Tidak ada lagi Adira yang ceria, yang selalu menjahilinya. Tidak ada lagi Adira yang menyebalkan yang selalu membuat Yudha darah tinggi. Dan yang terpenting, tidak ada lagi Adira wanita aneh bin gila menurut versi Yudha.

Dira.. Salahkah gue mencintai lo? Gue gak mau lo pergi, gue pengen lo masih berada di dekat gue untuk saat ini dan selamanya. Gue cinta sama lo Adira. Batin Yudha menjerit.

***

haii guys balik lagi sama cerita yang gak jelas ini. Maaf baru update lagi,, soalnya authornya sekarang lagi banyak pikiran. hahahha

sekrang juga authornya lagi sakit. hiksss, doain yah guys biar cepat sembuh..

dan yang terpenting, semoga kalian suka sama part ini. jangan lupa vote dan comment yah.. aku tunggu lohh hahaha

salam manis

RAHMA WULAN DARI :*

Radio Love FM (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang