Aku telah sampai di rumah setelah mengikuti sesi pemberian materi sekitar pukul empat sore. Setelah membersihkan badan dan mengganti baju, aku merebahkan diri di atas ranjang kamar. Aku membuka ponsel yang sedari tadi bergetar menandakan banyaknya pesan yang masuk. Emosiku kembali terpancing begitu melihat sekumpulan pesan yang dikirim oleh Alison. Isinya hanya pesan-pesan tidak penting dan sama sekali tak menunjukkan jika Alison merasa bersalah atau sedikit saja menyesal.
Tak mau menanggapi, aku beralih ke nomor telepon Yuki dan bermaksud mengirimkan pesan padanya. Aku sudah berjanji jika akan menceritakan soal masalahku tadi kepada Yuki. Aku rasa Yuki memang sudah sepantasnya tahu karena Yuki juga orang yang tak segan membantu kapanpun aku dilanda permasalahan.
Aku menuliskan pesan yang cukup panjang untuk Yuki dan segera mengirimkannya. Tak sampai lima menit, Yuki sudah membalas pesanku dengan berbagai pertanyaan. Aku bisa melihat bahwa Yuki benar-benar peduli kepadaku. Bahkan Yuki tak segan-segan menawarkan diri untuk memarahi Alison tapi jelas ku larang.
Yuki melakukan banyak hal untuk berusaha mengembalikan suasana hati ku yang memang sedang tidak baik. Baru saja, ia mengirimkan pesan yang intinya ia akan memesankan makanan untukku lewat salah satu aplikasi ojek online. Aku sudah menolak keras karena niatku hanya ingin bercerita dan tak ingin merepotkan Yuki. Akan tetapi, Yuki tetap bersikeras bahkan sebelum aku setuju, dia sudah memesankan makanan untukku.
Yuki yang memang sedang tak bisa menemani karena ada urusan di rumah, berkali-kali mengucapkan kata maaf padahal aku sama sekali tak merasa jika Yuki melakukan kesalahan. Justru di saat ini Alison lah satu-satunya orang yang harus meminta maaf kepadaku. Aku benar-benar bersyukur mendapat sahabat sebaik Yuki.
Dua puluh menit berlalu hanya ku habiskan dengan bermain ponsel dan sesekali melamun, menatap langit-langit kamar. Tiba-tiba aku mendengar seseorang mengetuk pintu rumah. Aku bergegas menghampiri karena kupikir itu adalah ojek online yang tadi sengaja dipesan oleh Yuki untuk mengantar pesanannya ke rumahku. Akan tetapi ternyata aku salah.
"Alison? Mau ngapain?" tanyaku sinis.
Alison menyodorkan satu kantung plastik yang berisi makanan. Dari baunya, aku rasa isinya burger dan kentang goreng.
"Tadi di depan rumah, ada bapak-bapak tanya alamat rumah lo pas kebetulan gue mau ke sini. Jadi gue bawa sekalian."
Aku tahu ini makanan yang dipesankan oleh Yuki. Jadi, mau tak mau aku tetap harus menerima ini.
"Makasih." Aku berucap dan mengambil kantong plastik itu dari tangan Alison.
Merasa sudah tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, aku buru-buru menutup pintu tapi tiba-tiba Alison menahannya dengan mimik wajah bingung.
"Lo kenapa sih?" tanyanya tak mengerti.
Aku menghela napas panjang. Berusaha menyembunyikan ekspresi kekesalan walau aku tak yakin itu berhasil.
"Gue tanya sekali lagi, lo kenapa? Lo bahkan enggak bales satupun pesan yang gue kirim ke lo."
"Harusnya gue yang tanya sama lo, Al, lo kenapa setega ini sama gue."
"Maksud lo?"
"Lo tega ya suruh-suruh orang buat kerjain tugas lo dan lo enggak bantu sama sekali." Aku terpaksa mengungkit lagi masalah yang sebenarnya sudah ingin aku lupakan.
"Oh, jadi cuma karena itu."
"Cuma lo bilang? Harusnya lo tanya sama diri lo sendiri, Al, kenapa sifat sombong lo yang selalu menganggap remeh suatu masalah, melekat begitu kuat di dalam diri lo sendiri. Bahkan soal tugas dan tanggung jawab yang seharusnya itu punya lo, lo kasih gitu aja ke gue dengan ancaman klasik lo itu, dan lo masih anggep kalau masalah ini cuma sekedar hal yang sepele?" Aku membalas dengan menekankan kata 'cuma'. Mataku sudah berkaca-kaca tapi sekuat tenaga kutahan agar air mata tak jatuh begitu saja. "Gue enggak ngerti, Al, kenapa lo bisa setega ini sama temen lo sendiri. Atau mungkin, selama ini lo emang enggak pernah anggap gue sebagai temen lo?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Aspettare
Fiksi Remaja[[ SEDANG DI REVISI ]] [[ AKAN SEGERA DITERBITKAN OLEH NOVELINDO PUBLISHING ]] ✨✨✨ "Aku janji, aku akan menemuimu ketika keadaan setengah gelap di bumi, sesudah matahari terbenam ketika piringan matahari secara keseluruhan telah hilang dari cakrawal...