Sebelum Fira benar benar meninggalkan kelas, gadis itu sekali lagi memalingkan wajah kearah rekan sebangkunya. Sama seperti sebelumnya, pria itu sama sekali tidak ada respon. Bukan berarti Fira mengharapkan perhatian darinya, hanya saja ia terlihat berbeda dari teman - teman yang lainnya. Entah dapat dorongan dari mana, Fira merasa pria itu menarik. Menarik dalam artian sosok yang bisa menjadi tokoh dalam cerita karanganya.
Begitu sampai di kantin, langkah Vindi dan Arina langsung tertuju kearah pojokan. Disana sudah ada dua orang siswa lain yang duduk sambil mengobrol bersama. Merasa tak ada pilihan, Fira hanya diam mengekori.
"Ayo Fira sini, kenalan sama temen temen gue. Yang ini Bella, anak kelas sebelah. Kalau yang satunya Yuni, dan dia anaknya agak lemot," ujar Arina memperkenalkan Fira pada teman - temannya.
"Tunngu dulu. Emang siapa yang lemot," ujar cewek yang bernama Yuni terlihat sewot.
"Tentu saja elo," jawaban koor dengan telunjuk lurus kearah Yuni oleh Vindi, Arina dan Bella hanya mampu membuat Fira bengong. Walau ia tidak tau apakah Yuni beneran lemot, tapi ia menduga sepertinya memang begitu.
"Enak aja. Gue itu bukan lemot, cuma kebetulan aja mikirnya suka agak lamaan," Yuni masih berusaha untuk membela diri.
"Itu mah sama aja kaleeee," kata Arina yang disambut tawa oleh teman - temannya. Bahkan Fira ikut tertawa. Bukan merasa lucu karena ledekan Arina, tapi lebih kepada ekpresi muka memelas Yuni yang duduk dihadapanya. Gadis itu benar - benar terlihat imut.
"Hallo Arina."
Tawa semuanya langsung terhenti dan secara serentak bagai di komando menatap ke sumber suara walau jelas yang di sapa hanyalah Arina. Untuk sejenak Fira terdiam. Dalam hati ia segera memeberikan penilaian. Tinggi? Oke. Tampang? Diatas rata - rata. Kulit? Lumayan terang. Jenis kelamin cowok. Dan dia pake kacamata.
"Cie cie cie, cuma Arina doank yang disapa. Kitanya enggak," komentar Vindi membuyarkan isi kepala Fira yang sedang asik melakukan penilayan.
"Eh, sory. Lupa. Hallo Vindi, Hallo Bella, Hallo Yuni dan hallo...," tatapan pria itu bersitatap dengan Fira. Keduanya pun sama sama terdiam.
"Kenalin kak Andrew, Dia Fira, murid baru di kelas kita," seolah bisa membaca situasi Arina segera memperkenalkan sahabatnya.
"Oh iya. Kenalin,gue Anderew dan gue..."
"Pacarnya Arina," lagi lagi Vindi, Yuni dan Bella kompakan menjawab. Membuat Fira langsung menyimpulkan kalau mereka semua pastilah genk yang sudah begitu akrab.
"Apaan sih, gue kan jadi malu," kata Arina dengan wajah memerah, yang lain hanya mincie cie in.
"Ya sudah deh, kalian mau makan kan. Silahkan lanjutkan. Gue cuma nyapa doank. Kalau gitu gue duluan," pamit Andrew sambil berlalu.
"Loe ga makan atau ga ngajakin pacar loe makan Ar?" tanya Fira heran.
"Dan jadiin kita sebagai obat nyamuk?" Vindi duluan menyambar. "Coba aja kalau dia berani," sambung gadis itu. Arina hanya tertawa, Vindi juga. Hanya Yuni yang mengerutkan kening bingung.
"Kenapa loe yun?" Tanya Vindi heran.
"Apa hubunganya Arina makan bareng pacarnya sama obat nyamuk?" tanya Yuni tak mengerti. Yang lain langsung tertawa, bahkan Fira juga. Astaga, gadis itu ternyata beneran polos kalau istilah 'lemot' diangap kasar.
"Oh iya Fira. Ngomong - ngomong loe udah punya pacar belum?" tanya Arina, dengan santai gadis itu menganti topik dan membiarkan Yuni kebingungan sendiri. Tak ingin berdusta, Fira mengeleng berlahan. Toh, ia memang nggak punya pacar. Tepatnya nggak pernah pacaran.
"Terus,udah pernah pacaran belum?" Sambung gadis itu Blak blakan. Fira bahkan tak menduga kalau ia akan ditanya begitu. Dan karena ia memang tidak suka berbohong, tak ada lagi yang bisa ia lakukan selain menggeleng-gelengkan kepala.
"Astaga, yang benar saja. Kita udah kelas dua SMA. Masa loe belum pernah pacaran. Padahal kan... Aduh," Arina menghentikan ucapanya sembari menjerit kesakitan. Itu tidak bercanda. Kakinya benar benar sakit karena di injak sepatu temannya. Ia tidak tau itu kaki siapa, tapi sepertinya itu ulah Vindi yang duduk tepat di hadapanya karena kini gadis itu sedang menatapnya tajam.
"Nggak papa kok. Gue emang belum pernah pacaran," sahut Fira maklum. Yang lain hanya saling pandang.
"Kalau naksir sama cowok?" Kali ini Vindi yang bertanya dengan hati-hati.
"Udah donk. Sering malah. Tapi yang itu tadi, cuma naksir. Kita nggak pernah pacaran. Tepatnya gue ga mau pacaran."
"Kenapa?" Tanya Bella yang bertanya
![](https://img.wattpad.com/cover/95186153-288-k482196.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Beautiful
RomanceSeorang murid baru yg bernama Fira, ia adalah murid pindahan. Fira mengaku kalau ia belum pernah merasakan pacaran dia hanya pernah merasakan "SUKA" saja. Penasaran,Apakah Fira akan menemukan cintanya?? Simak langsung saja guyss