Begitu bel istirahat berakhir, pelajaran selanjutnya adalah pelajaran olah raga. Pelajaran yang paling sangat sangat Fira ingin hindari. Jika tidak terpaksa ia paling males melakukannya. Bukannya apa, hanya saja ia tidak mahir dalam bidang yang satu itu. Baik itu basket, Volly, tenis dan renang sekalipun. Satu satunya yang bisa ia lakukan adalah olah raga lari maraton. Kalau untuk berlari ia memang jagonya. Itu mungkin karena ia sering lari dari kenyataan (???). Yang jelas selain itu, nihil."
"Baiklah semuanya, sekarang kita langsung kumpul di lapangan. Hari ini kita akan adakan pertandingan," kata Pak Bur, guru olahraganya memberikan interuksi, suasana kelas yang awalnya damai kini riuh dengan suaranya sendiri - sendiri. Sebelum pak Bur keluar, Fira sudah terlebih dahulu menghampiri guna menginterupsi.
"Maaf pak, saya boleh minta izin ke UKS nggak pak? Saya merasa agak kurang sehat."
"Fira, loe kenapa? Sakit apa? Kok bisa? Perasaan tadi pas istirahat baik baik aja?" kata Vindi dengan seberondong pertanyaan. Terlihat jelas khawatir. Bukan hanya Vindi, bahkan kini hampir seisi kelas menatap dirinya.
"Bukan apa apa. Cuma pusing aja kok. Setelah isirahat bentar palingan juga baikan," kata Fira sambil memasang tampang lemes.
Dalam hati gadis itu tak henti meminta maaf. Sejujurnya ia paling anti kalau harus berbohong. Bahkan istilah berbohong demi kebaikan juga tidak ada dalam kamus hidupnya. Tapi sepertinya anti oleh raga lebih mendomisili. Terlebih ketika ingat pas istirahat tadi Vindi dan Arina sempat cerita kalau akan ada pertandingan Basket nantinya. Tanding melawan kelas sebelah yang memang jam olah raganya sama. Dan mereka memutuskan kalau kelas mereka harus menang. Masalahnya, Fira megang bola aja hampir nggak bisa mau tanding gimana?
Oh ya sudah. Baiklah kalau begitu. Kamu sebaiknya istirahat. Yang lain ayo ke lapangan."
"Perlu kita anterin?" bisik Arina lirih. Fira membalas dengan senyuman sembari mengeleng berlahan.
"Tenang aja. Gue bisa sendiri kok. Inget, kalian harus menang. Oke," kata Fira mencoba menyemangati. Arina dan Vindi kontan mengangguk. Setelah memastikan Fira bisa sendiri, barulah gadis itu berlalu. Sementara Fira hanya berdiri mengamati teman - temannya yang melangkah keluar. Hebat, baru hari kedua ia jadi siswa di sana, ia sudah bisa membolos. Ck ck ck.
Saat berbalik kearah bangkunya, Fira terkejut. Ia kaget ketika mendapati Kevin masih berada di tempat yang sama. Duduk diam dengan tatapan terjurus lurus kearah dirinya.
"Loe nggak beneran sakit kan?"
Dari pada pertanyaan, Fira lebih merasa kalau itu pernyataan. Dan akhirnya gadis itu terpaksa mengangguk. Dalam hati ia merutuk, kenapa pria ini belum pergi.
"Terus kenapa loe bohong."
"Gue benci olah raga. Tepatnya gue nggak bisa. Mana hari ini ada pertandingan lagi. Kata Arina semua siswa harus ikut gantian berpartisipasi. Gue nggak mau kelas kita ntar kalah cuma gara - gara gue," terang Fira sambil menunduk.
"Emang seancur apa sih permainan loe?" tanya Kevin dengan tatapan menyelidik. Fira hanya membalas dengan cibiran. Lagian pria ini aneh sekali. Giliran rame orang, diem kayak patung. Giliran cuma mereka berdua kenapa baru berani nyapa.
"Ah tau deh. Udah pergi aja gih sono, jauh jauh loe dari gue," kata Fira sambil melambai lambaikan tangannya. Isarat mengusir seseorang.
"Loe ngusir gue?" Kevin pura pura pasang tampang kaget. "Awas loe, entar gue laporin sama pak Bur kalau sebenernya loe cuma pura - pura sakit baru tau."
"Ih dia ngancem. Demennya main ngadu."
"Dari pada demen bohong," serang Kevin balik. Bikin gondok Fira mendengarnya. Sudah di bilang kan kalau dia paling anti kalau harus berbohong, dan ini apalagi. Ia di tuduh demen bohong.
"Gue itu nggak demen bohong. Anti banget malah. Cuma ini tuh terpaksa. Urgent, makanya sekarang gue bohong. Dan itu juga bohong putih," Fira mencoba membela diri.
Sejenak Kevin terdiam tapi beberapa saat kemudian tawa pecah dari bibirnya. Bohong putih? Yang benar saja.
Sementara Fira semakin donkol. Dimana lucunya coba. Namun belum sempat gadis itu marah, ia sudah terlebih dahulu di buat terpaku. Ini untuk ketiga kali. Jantungnya kembali berdetak cepat. Membuatnya merasa was-was. Masa sih hanya melihat orang tertawa bisa memberikan efek seperti itu padanya. Gawat, pasti ada yang salah. Dan Fira mulai yakin kalau sosok dihapannya itu berbahaya. ia harus hati-hati

KAMU SEDANG MEMBACA
You are Beautiful
RomanceSeorang murid baru yg bernama Fira, ia adalah murid pindahan. Fira mengaku kalau ia belum pernah merasakan pacaran dia hanya pernah merasakan "SUKA" saja. Penasaran,Apakah Fira akan menemukan cintanya?? Simak langsung saja guyss