"Jadi tadi loe sebenernya nggak dengerin musik," dari pada bertanya, itu lebih tepat jika di sebut gumaman. "Iya sih. Gue kadang juga suka gitu. Gue suka masang headset buat ngindari orang - orang. Apalagi kalau pas diangkot. Tapi musiknya nggak gue nyalain, cuma gue pasang aja. Soalnya kalau gue dengerin musik, takutnya nanti nggak kedengeran kalau pas tukang angkotnya nanya. Secara kan angkot yang gue naikin jalurnya banyak. Bisa rempong kalau sampai gue salah jalur. Tapi kalau nggak pake headset lebih ribet lagi. Secara muka gue kan jerawatan. Jadi kadang di jadikan sasaran empuk mbak mbak sales yang suka semena mena nawarin produk. Mending kalau yang jualan mukanya bagus, la ini lebih parah dari gue. Disitu kadang gue merasa sedih."
"Ha ha ha."
Untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari sepuluh menit Fira sudah dua kali di buat terpaku oleh Kevin. Pertama karena senyumnya tadi, kali ini karena tawanya. Dan lebih terkejut lagi ketika Fira merasakan efeknya. Jantungnya, entah kenapa kini kembali berdebar cepat. Jangan bilang kalau salah satu efek lemot adalah jantung berdebar. Akh jadi bingung, emangnya efek lemot itu sama seperti efek samping obat jika dosisnya nggak cocok ya?
Ternyata Arina salah. Loe bukan tipe orang yang pendiem, nyatanya loe lebih banyak bicara dari pada yang gue duga," komentar Kevin yang membuat Fira mengangkat sebelah alisnya. Gadis itu ingin bertanya tapi urung karena kini keduanya telah tiba di depan kelas. Kevin segera meletakan buku - buku yang ia bawa keatas meja, Fira segera mengikuti. Gadis itu merasa sedikit terkejut ketika melihat gurunya sudah duduk diatas kursinya. Lho, emangnya sudah bel ya? Kok dia nggak denger. Emangnya sekarang jam berapa. Dan ngomong - ngomong soal jam, ya ampun. Jamnya jatuh terlempar tadi kenapa nggak di ambil? Sepertinya ia lupa karena tadi jatuh mental entah kemana. Tidak, ralat. Sepertinya bukan itu alasannya ia bisa lupa.
"Kamu, murid baru?" tanya pak guru begitu Fira meletakkan buku yang ia bawa keatas meja.
"Iya pak. Saya Fira, siswi baru. Baru hari ini masuk pak," balas Fira sopan. Bapak guru itu hanya mengangguk baru kemudian Fira pamit menuju ke kursinya.
Saat melewati meja Vindi, Irma menyadari tanya tak terucap dari wajah gadis itu. Pasti Vindi heran kenapa ia barengan sama Kevin. Saat menoleh kearah Arina, Fira mendapati raut yang sama. Tapi ia hanya membalas dengan senyuman. Seolah tidak menyadari rasa ingin tahu dari kedua sahabatnya. Fira kemudian mengalihkan tatapannya kearah teman sebangkunya. Gantian gadis itu yang merasa heran. Ekpresi Kevin yang di temuinya beberapa saat yang lalu sudah menghilang, raib entah kemana dan kembali di gantikan dengan aura dingin pria itu sama seperti tadi pagi. Sama sekali tidak menoleh kearah dirinya. Pandanganya lurus kedepan atau hanya terpaku pada buku di hadapanya. Aneh...
![](https://img.wattpad.com/cover/95186153-288-k482196.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Beautiful
RomansaSeorang murid baru yg bernama Fira, ia adalah murid pindahan. Fira mengaku kalau ia belum pernah merasakan pacaran dia hanya pernah merasakan "SUKA" saja. Penasaran,Apakah Fira akan menemukan cintanya?? Simak langsung saja guyss