Membicarakannya

68 7 0
                                    

"Oh jadi kemaren itu karena loe nggak sengaja nabrak Kevin makanya loe bantuin dia bawain buku?" angguk Arina sambil mengunyah kentang goreng yang dibelinya di kantin.

Waktu istirahat kali ini memang sengaja mereka habiskan bersama di bawah pohon jambu taman sekolah. Selain tempatnya adem juga bangku yang di atur enak dijadikan tempat nongkrong. Sementara Fira hanya mengangguk membenarkan.

Vindi dan Arina penasaran akan kejadian kemaren makanya kedua gadis itu bertanya. Tanpa pikir panjang Fira langsung menceritakan semuanya. Minus bagian ia kehilang jam tangan juga senyum Kevin  kepadanya.

Kita udah sempet nebak yang aneh aneh tau," Vindi menambahkan.

"Tapi ngomong - ngomong, Bella  sama Yuni mana ya? Kok tumben tu anak nggak gabung?" Fira menghalihkan topik pembicaraan.

"Ha ha ha, loe kira kami ini prangko kemana mana bersama mulu. Ya mereka bareng sama temen - temen yang lain lah."

"Lho, bukannya kalian genk ya? Perasaan kemaren akrab banget. Malah keliatan kompak lagi," kening Fira berkerut heran.

"Ya enggaklah. Genk apaan. Kita itu cuma deket. Ya kalau masalah kompak, emang iya sih. Secara kami berempat emang udah barengan dari kelas satu dulu. Kalau gue sama Vindi malah satu sekolah pas SMP. Tapi tetep, kami itu bukan Genk. Kalau Genk mah kesannya agak gimana gitu."

'Owh' Fira tampak mengangguk - anggguk walau sebenarnya ia tidak paham. Keliatan akrab, beneran kompak, tapi nggak mau di bilang Genk. Tapi ya sudah lah, terserah apa kata mereka aja deh.

"Eh, Ar. Menurut loe Kevin itu orangnya aslinya gimana sih?"

Bukannya menjawab Arina justru malah menatap Fira curiga membuat yang di tatap jadi salah tingkah. "Ngapain loe nanyain dia. Jangan jangan loe naksir dia ya?" tembak gadis itu yang memang sudah biasa blak blakan.

"Mendingan buang jauh jauh deh rasa itu. Ya ada entar loe malah patah hati. Lagian loe kan liat sendiri. Dia itu pendiem kayak batu, dingin banget kayak Es," Vindi menimpali.

"Kalau di gabungin jadi batu es. Itu malah bisa cair," balasan Fira kontan membuat Arina dan Vindi melongo. "Tenang aja, gue nggak naksir dia. Lagian aneh banget sih. Mentang - mentang gue nanyain dia dikiranya gue naksir. Gue itu cuma penasaran aja kali sama tu anak. Secara biar gimana pun juga dia kan temen sebangku gue," terang Fira menambahkan.

"Ya kan kirain. Kalau menurut gue sih, Kevin itu ya orangnya kayak gitu. Pendiem. Coba deh gue tanyain, dari tadi pagi sampe jam istirahat ini selama dia duduk sama loe, dia ada ngobrol nggak?"

Fira tidak lantas membalas pertanyaan Arina padanya. Gadis itu terlihat sedang berpikir.

"Kayaknya nggak ada sih. Jangankan ngobrol sama gue yang notabene nya siswa baru, gue juga nggak ada liat doi ngobrol sama anak anak yang lain. Malahan, tepatnya gue sama sekali nggak ada denger suaranya dia," balas Fira kemudian.

"Nah itu. Ya dia emang gitu," telunjuk Arina ikutan menuding - nuding. Nggak jelas apa maksutnya. Fira  hanya mampu ngangguk angguk.

You are Beautiful Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang