Sejam telah berlalu, Fira hanya mampu menatap nanar pada layar di hadapannya yang masih menampilkan spasi kosong. Sedari tadi ia hanya menulis dan menghapus kata yang di ketik. Sama sekali tak ada ide. Buntu. Sampai kemudian gadis itu memutuskan untuk langsung mematikan notebooknya baru kemudian merebahkan tubuhnya di ranjang.
Mencoba memejamkan mata, Fira kembali bangkit duduk. Dihelanya nafas lelah untuk kesekian kali. Merasa bingung akan dirinya sendiri. Beberapa waktu ini pikirannya memang sedikit kusut.
Sudah hampir seminggu sejak kejadian Kevin memergoki pembicaraannya dengan teman - temannya. Sejak saat itu juga, hubungannya dengan pria itu menjauh. Walau sebelumnya tidak bisa di sebut akrab juga. Hanya saja, kali ini Kevin kembali seperti sejak pertama kali ia bertemu. Diam, tanpa kata.
Fira bukannya tidak mencoba untuk berbicara pada pria itu. Bahkan tadi siang ia nekat menemuinya ke bawah pohon jambu ketika di lihatnya pria itu duduk diam di situ dengan buku yang menutupi wajah seperti biasanya. Tapi saat ia panggil, sama sekali tak ada respon. Setelah ia berbicara panjang lebar, juga tidak ada hasilnya. Entah ia benar - benar tidur, atau memang tidak ingin berbicara padanya. Irma sama sekali tak punya ide untuk itu.
Merasa jengah dengan dirinya sendiri, gadis itu kembali menyalakan notebooknya. Tangannya mulai bergerak untuk mengetikan kata. Tapi lagi - lagi, buntu.
Fira, kenapa loe nggak ngaku aja sih sama Kevin kalau loe itu sebenernya suka sama dia?"
Ucapan Arina tadi siang kembali terniang di kepala Fira. Membuat gadis itu kembali berpikir. Bukannya apa, Fira masih ragu. Bukan saja ragu karena Kevin mungkin tidak menyukainya, tapi ia juga ragu apa ia benar - benar suka pada pria itu. Sejak awal sudah pernah ia katakan bukan? Ia belum pernah jatuh cinta. Kalau sekedar naksir orang, yah itu kan lain ceritanya.
Tanpa mematikan notebooknya, Fira kembali merebahkan diri. Angannya kembali melayang entah kemana. Membayangkan sekiranya Arina benar. Ia menyukai Kevin. Terus gimana kelanjutannya? Bagaimana kalau ternyata Kevib benar - benar tidak menyukainya. Bagaimana kalau ternyata selama ini hanya ia yang ke Ge-eran. Akh entah lah. Kalau di pikir - pikir lagi. Ternyata yang namanya cinta itu tidak seindah yang di bayangkannya? Tidak semanis cerita yang mengisi koleksi novelnya. Tidak seperti kisah di komik yang happy efer after. Apalagi mempesona seperti drama tontonannya. Ternyata yang namanya cinta itu nyakitin. Bikin nyesek. Membuat dia terlihat seperti orang bodoh, orang yang lemah.
Seandainya sejak awal ia tau akan seperti ini, ia tidak akan jatuh cinta. Nggak akan pernah.
Merasa marah pada dirinya sendiri, Fira bangkit berdiri. Ditinggalkannya notebooknya dalam keadaan menyala begitu saja. Setelah terlebih dahulu menyambar handphond di meja, gadis itu melangkah keluar kamar. Sepertinya ia butuh udara segar.
Tak tau kemana kakinya melangkah, tau tau Fira sudah sampai di danau. Duduk diam dipinggiran sembari memainkan riaknya air dengan kakiknya yang mengantung kedalam. Gadis itu baru menyadari, danau ini adalah danau yang sama. Satu - satunya tempat di mana Kevin dulu pernah mengajaknya mampir sepulang sekolah. Hanya sekali. Itu juga dengan alasan klise, menemani makan rujak. Dan setelah itu mereka pulang. Sama sekali tidak ada yang spesial. Tapi kini tetap, diantara semua tempat, kenapa ia malah dengan bodohnya menjadikan tempat itu sebagai tujuannya?
![](https://img.wattpad.com/cover/95186153-288-k482196.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Beautiful
عاطفيةSeorang murid baru yg bernama Fira, ia adalah murid pindahan. Fira mengaku kalau ia belum pernah merasakan pacaran dia hanya pernah merasakan "SUKA" saja. Penasaran,Apakah Fira akan menemukan cintanya?? Simak langsung saja guyss