Veranda bersandar pada tembok. Sementara Kinal berdiri dihadapannya, memandangnya dengan wajah dihiasi seutas senyum. Kinal mulai mendekatkan wajahnya secara perlahan. Dan secara refleks Veranda langsung memejamkan mata. Dadanya berdebar antara gugup dan takut--mengingat situasinya, mereka berada di toilet umum milik kampus. Bagaimana jika tiba-tiba seseorang memergoki aksi abnormal mereka? Belum sempat ia berpikir lebih jauh, mendadak saja,
chu!
Sebuah benda lembut, hangat dan sedikit basah menyentuh bibirnya dengan cepat. Setelah itu Veranda langsung membuka matanya kembali dengan nafas sedikit terengah-engah.
"Love you, Ve,"
Antara senang, terkejut, dan tidak percaya bahwa Kinal telah mengatakannya.
"A-aku, ju-juga, suka ka--,"
Deg...
Belum selesai Veranda menjawab, Kinal kembali memajukan wajahnya dan melumat habis bibirnya. Kali ini Veranda telah paham apa yang harus ia lakukan. Veranda pun menyambutnya dengan memberikan reaksi yang lebih responsif. Tangannya terangkat, berusaha meraih pinggang Kinal. Dan...
Plaakkk...!
"Woiii! Bangun, ngimpi apaan lo?! Monyong-monyong, Ha-Ha-Ha!"
Tamparan diwajah Kinal tampaknya terlalu keras sehingga membuat kepalanya yang sedang menggantung terkantuk-kantuk di kursi tunggu depan ruang dosen, membentur tembok.
"Sialan lo preman! Ih, kalem dikit napa," ujar Kinal sambil mengusap-usap sisi kepalanya. Saktia hanya nyengir. Kemudian ia duduk disebelah Kinal.
"Ngimpiin Veranda ya? Cih, mesum,"
"Enggak. Sok tau ah,"
"Halah, kelakuan lo--Oh iya, by-the-way busway anyway on-the-way..."
"Apaan sih,"
"...lo udah dipanggil dosen tuh, dari tadi,"
"BUSEETT! Kurang ajar! Kenapa baru bilang?!"
Saktia hanya menagnggapinya dengan tawa nyaring. Kinal langsung beranjak. Meraih tasnya yang sedari tadi ia simpan dibawah kursi. Sedikit mengelap pipi yang mungkin ada bekas cairan setan akibat tertidur tadi. Dan langsung membuka pintu ruang dosen.
"Siap pak! Saya Kinal!"
Hening. Tidak ada jawaban. Ia memandang berkeliling ruangan. Tidak ada tanda-tanda makhluk bernyawa disana selain dirinya sendiri. Sementara dikejauhan sayup-sayup terdengar suara tawa bahagia dari para sahabatnya.
"Sialan mereka! Ngerjain gue mulu. Awas aja!"
Kinal berbalik keluar. Diluar ruangan pun kini telah kosong tidak ada seorang pun. Dengan langkah gontai Kinal menyusuri lorong untuk menuju ke markas-tempat biasa kawanannya berkumpul. Mungkin karena dirundung perasaan dongkol dan terlalu jengkel, sampai-sampai ia tidak menyadari ada yang memanggil-manggil namanya sedari tadi. Hingga dengan terpaksa si pemanggil berlari menghampirinya.
"Kinal--eh,"
"Etss, wei, hyaa--opss... VERANDA! Maaf Ve,"
"Hihihi... Dipanggil-panggil bengong aja,"
"Maaf, gak denger sih,"
"Masa sepi gini gak denger kalo ada yang manggil?"
"Iya nih, keknya kuping gue mulai agak sepi, he..."
"Hihihi... Yaudah. Oh iya, bantuin aku dong. Kelas aku mau ngadain event Night-Party. Tolong pesan desain untuk poster dan banner ya,"
"Siap Ve!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan OneShot JKT48
FanfictionKumpulan Fanfict One Shot atau Cerita Pendek JKT48 dengan berbagai tema. Selamat menikmati!