Terimakasih Veranda

1.4K 92 0
                                    

Keynal terduduk didepan komputer, bermain game online. Diatas meja terdapat banyak puntung rokok, juga beberapa kaleng minuman soda, tidak lupa juga snack.

"KEYNAL! KAMU TUH YA BUKANNYA JEMPUT AKU MALAH MAIN GAME!" suara melengking milik Veranda menggema didalam kamar.

"berisik banget sih, Ve. Aku jadi kalah kan." Keynal mematikan komputer miliknya, dan masuk kedalam kamar mandi. Tidak lama Keynal keluar dari kamar mandi, lalu berbaring di tempat tidur.

"udah berapa hari sih kamu ngga tidur?" Veranda ikut berbaring di sebelah Keynal, mengusap kepala Keynal.

"berapa ya, aku lupa. Kayanya pas pulang dari Surabaya deh." Keynal menguap lebar, sementara Veranda menggelengkan pelan.

"udah seminggu dong? kamu jangan biasain ngga tidur. Itu ngga baik buat kesehatan kamu, apalagi minum soda setiap mau begadang." Veranda beranjak untuk membereskan meja Keynal. Memasukan sampah-sampah kedalam kantong plastik.

"iya-iya, udah ya aku tidur dulu." Baru beberapa detik Keynal memejamkan matanya, Veranda melemparnya dengan bungkusan rokok. "kenapa lagi sih, Ve? Aku ngantuk banget!" ucap Keynal, lalu Keynal menunduk melihat tatapan tajam dari Veranda.

"berapa kali aku bilang, jangan merokok!" veranda berjalan keluar meninggalkan Keynal yang masih tertunduk. Suara mobil Veranda terdengar, cepat-cepat keynal menyusul.

"jangan pergi dong, ve. Aku khilaf banget, udah lama ngga ngerokok!" namun Veranda malah menancapkan gas sekencang mungkin.

"anjir, kenapa lupa buang bungkus rokoknya sih." Keynal mengambil kunci motornya lalu pergi menyusul Veranda.

Setelah setengah jam, Keynal sampai di depan rumah Veranda, lalu masuk begitu saja kekamar veranda.

"ve, maafin aku dong, aku janji itu yang terakhir, jangan ngambek." Keynal memeluk tubuh Veranda.

"udah berapa kali aku bilang, aku ngga suka cowok yang mulutnya bau asap rokok, tapi kamu masih aja ngulangi kesalahan kamu. Aku capek Nal, kamu keluar deh dari kamar aku." Usir Veranda, bukannya pergi, Keynal justru makin mengeratkan peluknya.

"maafin aku, ini beneran yang terakhir. Jangan marah ya, sayang." Veranda bangun, dan menatap mata Keynal.

"sayang?" tanya Veranda.

"iya, sayang." Jawab Keynal memegang tangan Veranda.

"kamu keluar. Sekarang!" veranda mendorong tubuh Keynal dengan kasar.

"kenapa, Ve? Aku salah?" tanya Keynal dari luar kamar. Sementara Veranda menenangkan dirinya.

"aku salah, Ve? Kenapa? Apa kamu masih belum bisa nerima aku? Nerima semuanya" tanya Keynal.

Pintu kamar terbuka, lalu Veranda cepat-cepat memeluk tubuh Keynal. Menghirup aroma tubuh Keynal dalam-dalam.

"aku udah bilang, aku ngga bisa, Nal. Masih banyak yang aku takutin, aku takut sama hubungan yang akhirnya bikin kamu kecewa. Aku masih takut ngecewain kamu, aku masih mau nikmatin waktu aku sendiri. Aku suka sama kesendirian aku, maafin aku." Lagi, Keynal menelan alasan yang menurutnya sangat tidak masuk akal.

"kamu takut ngecawain aku? Kamu udah berulang kali bikin aku kecewa, Ve." Keynal menangkup kedua pipi Veranda.

"aku ngga maksud, Keynal. Maafin aku."

"bentar deh, Ve, alasan kamu selalu sama. Hampir dua tahun loh, Ve. Aku cowok, aku butuh kejelasan yang pas dari kamu." Veranda diam, sementara Keynal menatap lembut. "jadi, apa emang ngga ada aku di dalam hati kamu? Maksudnya gimana ya, apa kamu beneran ngga ada rasa apa-apa buat aku?" lanjut Keynal.

"maaf, Nal." Sesal Veranda.

"apa setiap cowok yang deketin kamu, selalu berakhir kayak gini, Ve? Udah berapa cowok yang nyoba buat luluhin hati kamu?" tanya Keynal.

"ngga ada yang kaya kamu, ngga ada yang sehampir kamu, Nal. Tapi aku ngga bisa, maafin aku. Aku belum siap. Kamu ada di hatiku, banyak malah." Veranda mengelus rahang tegas Keynal."aku bukannya mau nutup diri sejauh ini, aku Cuma ngga mau orang sebaik kamu, jadi sakit hati, capek gara-gara aku. Kamu ngerti ya?" perlahan, air mata Keynal menetes. Bagaimanapun, dia juga punya rasa sakit.

"aku ngerti banget malah, tapi, Ve, aku juga butuh kepastian. Kalo kamu emang ngga bisa, ngomong aja, jangan gini. Kamu bikin aku bingung. Aku mau pergi, tapi kamu seolah ngga izinin. Aku mau tetep disisi kamu, tapi kamu balik lagi, jadi orang paling nyebelin. Aku bingung, Ve. Kamu kasih aku harapan, tapi harapan itu ya emang cuma sekedar harapan." Jelas Keynal.

"kamu engga tau apa yang aku rasain, Nal. Kamu jangan sok tahu tentang aku deh." Ucap Veranda emosi.

"ya aku emang sok tahu tentang kamu. Maafin aku ya, Ve. Dan mungkin, emang aku ngga pantes banget buat kamu. Aku masih kurang banyak untuk orang sesempurna kamu, mungkin aku orang paling bego." Keynal memaksakan senyum.

"aku yang paling bego, sia-siain orang sebaik kamu. Tapi aku beneran belum bisa, kamu jangan paksain hati kamu buat tetep milih aku." Veranda menarik nafas dalam. "kamu berhak marah kok, aku juga marah sama diri aku sendiri, kenapa aku bisa gini. Tapi tetep, Nal, aku ngga akan bisa memulai."

"kalo aku milih nyerah, dan cari orang lain yang bisa nerima aku, kamu marah ngga?" tanya Keynal hati-hati.

"kenapa aku harus marah? Aku ngga ada hak buat marah, Nal. Aku juga ngga bisa berbuat apa-apa. Marah pun ya marah sama diri sendiri."

'kenapa?" tanya Keynal lagi.

"ya karena aku cewek paling bego, aku tuh sama sekali ngga bisa diharapkan, aku ngerasa ngga baik buat siapapun." Kekehan pelan keluar dari mulut Veranda. "kamu berhak bahagia, sama orang yang emang bisa bikin kamu bahagia, aku beneran ngga apa-apa. Maaf banget udah bikin kamu nunggu sejauh ini." Keynal mengusap puncak kepala Veranda.

"maaf ya, Ve. Aku cukup sampai sini, aku milih buat berhenti disini. Apapun kedepannya, semoga ada laki-laki lain, yang usahanya lebih keras dari aku buat luluhin hati kamu. Makasih buat semua pembelejaran berharga, semoga kamu bahagia." Di peluknya erat tubuh Veranda.

"jangan pernah ngerasa kamu kurang keras usahanya ya, Nal. Mungkin aku aja yang bego banget, aku bakalan kehilangan kamu banget. Kalo kamu udah ketemu orang baru, aku masih sayang kamu ngga apa-apa ya?" tanya Veranda. Keynal menggangguk. "tapi, kalo kamu mau pulang ke aku, aku buka pintu. Aku beneran kosong, ngga ada orang yang isi hati aku."

"aku ngga akan pulang lagi, Ve, cukup disini aja. Toh, kita bukannya juga ngga bisa sama-sama. Kamu bilang sendiri kan, kamu yang ngga bisa, bukan aku. Aku bakal belajar buat biasain diri tanpa kamu, bukan lupain kamu. Aku pulang ya, Ve. Jaga diri baik-baik, aku sayang sama kamu." Keynal mencium kening Veranda lama.

Setelah melepas ciumnya, langkah kaki Keynal perlahan menjauh. Dan hari itu, dia berjanji akan melupakan perihal rasanya untuk Veranda. Meskipun sulit, dia akan mencoba.

**

cara melupakan yang baik memang dengan membiasakan diri tanpa dia, semoga dia bahagia atas semua pilihan yang dia ambil. pelan-pelan, aku juga akan bahagia nantinya. tentu dengan pilihan yang aku ambil, butuh waktu yang lama memang. nantinya, aku akan menemukan kebahagiaan baru, dengan cinta yang terbalas, oleh orang baru yang mencoba menata hatiku dengan lebih baik, daripada dia.

saktiajele

Gatau dah nyambung apa kaga wkwk. Makasih buat beberapa anak wba, motivasi kalian berguna sekali. Love you!

Kumpulan OneShot JKT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang