ABS

2.2K 109 14
                                    

"Nal, entar pulang sama siapa?"  ujar Ve sambil mengambil air minum di samping lemari. Show 2 hari ini memang terlihat melelahkan, karena disertai langsung dengan event DS setelah Show. Beberapa member rebahan di sofa dan terlihat kelelahan, sambil sesekali cek handphone untuk sekedar ngetwit random. Salah satunya Kinal. Itulah alasan Ve menyapa Kinal saat itu.

"Tau nih, tadi udah order Taxi, tapi kalo entar ada yang nebengin gue ya gue batalin Taxi nya. Hehe..." Kinal menyengir lebar. "Tadi lo bawain Shinkirou keren, sumpah!" Lanjutnya.

"Halah Nal-Nal... 'ngga usah sok muji-muji, tetep gue tebengin kok" jawab Veranda.

"Hehe... Tapi beneran kok, seifukunya bagus juga" Kinal memuji Veranda.

Langkah mereka pelan, menyusuri koridor dekat lift untuk menuju lantai dasar. Sesaat Kinal teringat seifuku shinkirou yang di pakai Ve tadi, betapa cantiknya Veranda waktu memakainya. Tidak biasanya dia sampai begitu terpesonanya melihat seorang wanita.

Ting. Lamunan Kinal buyar oleh suara bell yang diikuti terbukanya pintu lift. Keduanya melangkah memasuki lift yang memang kosong itu.

"Taxi lo gimana?"

"Udah gue cancel...", ujar Kinal.

"Oh". Hening sejenak.

Ting. Pintu lift terbuka lagi. Kali ini keduanya melangkah keluar.

"Udah makan?", tanya Kinal.

"Belum sih, tapi entar gue masakin deh pas nyampe rumah..."

Kinal teringat dua bulan yang lalu. Tengah malam, keduanya menginap di apartemennya Stella. Waktu itu Ve kebagian jatah untuk masak Mie Instant. Ya, hanya Mie Instant.

Entah karena terlalu asik main Twitter sehingga membuatnya tidak fokus, atau memang dasarnya Ve tidak bisa masak, dia lupa memasukkan bumbu-bumbunya ke dalam mie, dan parahnya, plastik bumbu mie semuanya ikut terbuang bersama sampah lainnya. Akhirnya malam itu terpaksa mereka memesan makanan melalui Delivery Service.

Berbekal pengalaman itu, Kinal pun berkata,

"Ga usah Ve, daripada entar ngerepotin lo. Udah nebeng, masa minta dimasakin juga..."

"Serius nih?, soalnya tadi beli mie banyak, belum sempet kemasak juga", kata Ve.

"Tuh kan... gawat nih!" Pikir Kinal dalam hati.

"Enggak, Ve, entar kita mampir ke langganan martabak dulu aja. Lumayan buat ceng-cengin wota di Twitter entar. Hehe.." Kinal tertawa.

"Wah, boleh juga tuh. Hahaha...", tambah Ve.

Akhirnya keduanya sampai di depan loby. Tidak perlu menunggu, karena sopir Ve sudah menunggunya disana.

"Yuk"

"Yuk lah..."

Mobil meluncur mulus di jalanan Jakarta yang lumayan sepi malam itu. Keduanya hanya saling diam di dalam mobil. Ve sedang asik bermain dengan HPnya, sedangkan Kinal hanya terus-terusan menguap sambil sesekali melihat Arlojinya.

Mobil mulai melambat ketika mendekati sebuah rumah di ujung jalan. Akhirnya benar-benar berhenti ketika tepat di depan sebuah besar bercat putih dengan pagar hitam, 3 buah pohon cemara berjajar rapi di luar pagar.

Mereka turun dari mobil, kemudian Ve membuka pagar.

"Yuk masuk..."

Tapi Kinal tidak menjawab. Dia sedang memperhatikan mobil yang tadi mereka tumpangi berjalan menjauh dan menghilang di tikungan.

"Itu sopir lo kan? Mobil lo kan? Dia mau kemana?", tanya Kinal keheranan.

"Dia tinggal di kampung sebelah komplek situ, deket kok. Kalo malem memang dia pulang ke rumahnya. Paginya dia jemput gue lagi", jawab Ve sembari mengunci pintu pagar.

Kumpulan OneShot JKT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang