Diklat Gabungan Part IV

39 0 0
                                    

Malam Api Unggun hari ini sangat menyenangkan bagi para peserta diklat gabungan. Kini saatnya jelajah malam untuk ekskul PMR saja. Sedangkan ekskul yang lain sudah mulai bersiap siap untuk tidur.

Steffani benar benar malas dengan hal seperti ini. Bukan karena ia takut, tapi karena ia sudah sangat lelah dan mengantuk. Yang ia rindukan hanyalah kasur empuk ditemani bantal dan guling.

"Ayo adek adek malam ini kita anak PMR akan melakukan Jelajah Malam alias JELAM. Tapi jelam kali ini kita konsep semenarik mungkin. Kalian harus menjelajahi kebun dibawah situ untuk mencari sesuatu yang sangat berharga, yaitu bed PMR" jelas Kak Dina

"Iya kalian harus mencari bed yang sangat berharga itu sebagai tanda kalian adalah bagian dari keluarga PMR. Hati hati ya dek, jangan keluar dari area kebun dibawah. Karena bednya hanya tersebar di kebun bawah saja. Ngerti kan dek?" lanjut Kak Oky.

"Ngerti kak" jawab semua junior PMR.

"Yaudah waktu untuk mencari bed setengah jam, dimulai dari....sekarang"

Semua junior PMR pun mulai berlari menuju kebun dibawah. Begitu juga Steffani, dengan badan gendutnya ia berlari pelan pelan karena takut terpleset.

Beberapa junior sudah menemukan bednya. Tapi tidak untuk Steffani. Ia masih belum menemukan bed. Penglihatannya memang tidak begitu bagus karena ia berkacamata jadi susah untuk melihat dalam keadaan gelap.

"Nah ini dia!"

Akhirnya steffani menemukan bed PMR berwarna kuning yang sudah membuatnya kelelahan karena berlari lari beberapa menit.
Dibalik bed terdapat pesan.

Selamat! Kalian sudah menemukan bed ini. Tapi ini belum sepenuhnya menjadi milik kalian. Kalian harus mendapatkan tanda tangan dari :
1. Pak Agus (pembina PMR)
2. Kak Dina
3. Kak Taufan
4. Kak Leni
5. Kak Yere

"Pesan macam apa inii???!!!!
Kenapa yang terakhir ada nama ini! Ah tau ah! Aku harus cari bolpen sama kertas dulu" Gerutu Steffani.

Steffani pun berlari mencari bulpen dan kertas untuk segera meminta tanda tangan.

Ia meminta tanda tangan satu persatu, mulai dari pak agus sampai kak Leni. Dan yanga terakhir ini membuatnya berat sekali untuk meminta tanda tangannya..

Kak Yere...

Entah kenapa diklat gabungan ini selalu memperlibatkannya dengan Kak Yere.

Harusnya saat seseorang selalu bersama dengan orang yang mereka sayangi, mereka akan merasa bahagia. Tapi tidak untuk Steffani. Ia merasa tidak nyaman, karena orang yang ia sayangi itu.....
tidak tahu akan menyayanginya juga atau tidak sama sekali.

Dan paras tampan itu kini ada di depan matanya.
Sedang duduk dengan tenang di pinggir villa.

Senyumnya , masih tetap hangat...
Membuat Steffani tidak berani untuk mendekat.

Beberapa junior juga meminta tanda tangan Kak Yere. Tapi Steffani masih saja bersembunyi dibalik pohon, tidak berani untuk meminta tanda tangan si pemilik senyum maut itu.

Hampir semua junior PMR selesai meminta tanda tangan , tapi steffani masih tetap di posisi nya . Bersembunyi dan takut.
Namun seperti nya Kak Yere ingin meninggalkan tempat yang ia duduk i itu karena kak Yere sudah berdiri dan melangkah menuju peserta PMR yang lain.

Melihat Kak Yere, tanpa sadar Steffani mulai berlari meninggalkan tempat persembunyiannya itu dan menghampiri Kak Yere .

"K..kak Yeree..!!!"

Kak Yere pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke sumber suara yang memanggil namanya.

"Iya dek Steffani?"

FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang