Part 1

10.7K 328 6
                                    

"Anjriitt ketauan!!"

"Buruan kabur!!!"

"MAX....KEVIN.. JANGAN LARI KALIAN!!!"

"Hahahhaha...gara-gara lo Max, tu guru bisa darting gara-gara ngejar-ngejar kita!"

"Salah dia lah, berani-beraninya kasi nilai C ke gue!!"

Dua murid laki-laki berlarian di lorong sekolah, mereka berusaha menghindari amukan guru yang menjadi sasaran kenakalan mereka.

MAX, nama lengkapnya Maxime Bouttier. Anak pengusaha kaya raya yang memiliki banyak perusahaan di setiap kota. Max ini memiliki wajah yang tampan dan juga bentuk tubuh yang ideal. Hampir mendekati sempurna sebenarnya, hanya saja sifatnya sangat nakal dan susah diatur.

Dia type orang yang sangat susah mengendalikan emosi. Sama seperti api sekali saja tersulut,akan susah untuk dipadamkan. Disekolah dia sangat terkenal karena kelakuanya. Bisa dibilang dia adalah seorang "BadBoy" di sekolahnya.

Hobinya melanggar peraturan, membuat keributan, berkelahi, dan mengerjai guru. Yah seperti sekarang ini, Bu Ambar menjadi salah satu korbannya.

Yang satu lagi bernama Kevin, nama panjangnya Kevin Aprilio. Sosok sahabat satu-satunya yg dimiliki Max, bisa dibilang dia adalah pawang Max. Hanya dengan Kevin saja Max bisa mengendalikan emosinya. Hanya saat bersama Kevin saja kita bisa melihat tawa dan senyum lepas dari Max, karena jika dengan anak lainnya, dia akan menampakan wajah yang sangar dan menakutkan.

Kevin ini adalah anak dari salah satu assisten Papa Max, Kevin berbanding terbalik dengan Max dalam hal ekonomi. Kevin adalah orang yang sederhana.

"Stop!!! Sumpah capek gue!!"keluh Kevin saat mereka berdua berada di gudang belakang sekolah.

"Seru kan?? Besok-besok kita ulangi lagi ya."ucap Max yg diselingi dengan kekehan.

"Ga!! Gue ga ikutan!! Berhenti deh cari gara-gara. Seminggu ini lo udah 4x masuk ruang BP. Kalo ketauan Om bisa mati lo!!"

"Emang dia peduli?? Heh!!"sahut Max dengan memberi penekanan pada kata PEDULI.

"Tu anak bener bener bikin stres. Kalau gak karena papanya adalah donatur tertinggi disini udah aku keluarin dia dari sekolah."keluh Bu Guru yang menjadi korban Max pagi ini.

Merasa sudah tidak bisa lagi mengejar Max akhirnya Bu Ambar memutuskan untuk kembali keruangannya. Sebelum itu dia mencuci tangannya yang terkena kotoran tikus akibat ulah Max.

"Selamat pagi Ibu."sapa seorang murid perempuan berkacamata.

"Selamat pagi juga Prill, sudah tugasnya???"tanya Bu Ambar.

"Sudah bu, ini kumpulan tugas dari kelas saya. Apa saya perlu bawa ke ruangan Ibu??"

"Iyaa, tolong ya."jawab Bu Ambar seraya tersenyum.

Prilly membalas senyuman Bu Ambar sekilas, kemudian dia menuju ruang guru untuk meletakan kumpulan buku tugas dari kelasnya.

"Manis sekali si Prilly itu, pintar dan sangat disiplin. Berbeda sekali dengan Max!!"keluh Bu Ambar seperginya Prilly.

Prilly, nama panjangnya Prilly Latuconsina. Gadis manis berpipi chubby ini adalah salah satu murid kebanggaan sekolah.

Orang tua Prilly sendiri adalah sudah meninggal saat usianya 10 tahun karena sebuah kecelakaan. Dia sekarang tinggal sendiri bersama dengan dengan neneknya, dia memanggil Oma Pah. Prilly adalah gadis yang pintar, dia sangat menyukai kesempurnaan. Apapun yang dia kerjakan harus sempurna dan maksimal.

Untuk fisik, Prilly sebenarnya gadis yang sangat cantik. Hanya saja dia memilih tampil dalam balutan "nerd". Kacamata tebal melingkar di matanya sehingga menutupi keindahan mata hazelnya. Rambutnya yang panjang dan indah dia ikat dua berbentuk kepangan kuda.

"Pril!!"

Prilly menoleh kebelakang begitu mendengar namanya dipanggil.

"Lo udah ngumpulin tugas Bu Ambar??"tanya murid perempuan berdandanan tebal pada Prilly.

"Udah."

Mendengar jawaban Prilly, gadis bernama Kellya itu langsung menarik tangan Prilly dengan keras.

"Gue kan udah bilang tunggu tugas gue selesai dulu!! Lo sengaja ya bikin gue ga ngumpul tugas!!!"

"Sorry Kel, aku ga tau. Lagipula Bu Ambar meminta tugas itu secepatnya. Jadi ak-"

"Araahh.. alasan lo klasik!! Lo emang sengaja kan!"bentak Kelly keras. Baru saja tangannya akan menjambak rambut kepang Prilly, bu Ambar datang mempergokinya.

"Ada apa ini??"Kelly langsung melepas cengkraman tangannya dari tangan Prilly.

"Ada apa Prilly??"tanya Bu Ambar.

"Hmm..itu..ehmm..."

"Ahh ini Bu, saya mau mengumpul tugas saya. Tadi kebetulan saya dari toilet jadi belum kumpul."jawab Kelly dengan cepat.

"Ya sudah, langsung saja taruh di meja saya. Dan cepat kembali ke kelas."

"Baik bu"sahut Prilly dan Kelly serempak.

"Lo lolos kali ini!!"bisik Kelly saat dia melewati Prilly.

Prilly menghembuskan nafasnya lega seraya mengelus dadanya. Dia tidak suka situasi seperti ini, bukan karena dia takut. Hanya dia tidak suka menjadi pusat perhatian. Dia lebih suka menjadi butiran debu, ada tapi tidak terlalu tampak.

Sementara itu Max dan Kevin tengah berada di kantin sekolah padahal jam pelajaran masih berlangsung. Tapi apa peduli Max?? Hal seperti itu baginya tidak penting.

"Lo kemaren jalan sama si tante??"tanya Kevin.

"Tante?? Siapa??"tanya Max balik.

"Itu si Kel....Kel.. Kel siapa namanya?? Lupa gue."

"Ohh Kelly??"

"Ahh iya..Kelly."

"Engga, kemaren kan gue di base camp sama anak-anak. Mau ada rencana touring. Lo ikut kan??"tanya Max.

"Touring?? Kemana??"

"Rencananya ke Bali. Tapi tergantung anak-anak juga sih. Lo ikutan ya, kita izin seminggu."

"Gue ga bisa Max."

"Kenapa??"

"Lo mau ngejek gue apa gimana?? Lo kan tau gue ga punya motor sport."

Max langsung menepuk jidatnya begitu sadar. Dia lupa kalau Kevin memang belum memiliki motor sport.

"Itu mah gampang. Lo bisa pake motor gue. Gue kan ada 3, lo pake aja yg lo suka."

"Beneran??"

"Ya iyalah. Pokoknya lo harus ikut bareng gue. Kita kan sohib brow!!!"

Kevin tersenyum kecil sambil menepuk pundak Max pelan.

My Bad Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang