Part 29

2.3K 172 0
                                    

"Darimana??"tanya Max ketus.

Prilly diam, dia bingung harus menjawab apa, tidak mungkin dia mengatakan kalau dia baru saja pergi bersama Nathan. Entahlah, hati Prilly menahannya untuk berbicara jujur.

"Pulang sekolah."jawab Prilly akhirnya.

"Bukannya sekolah udah pulang dari tadi??"

"Nunggu hujan reda."

"Kalo nunggu hujan seharusnya masih diem disana, kenapa harus hujan hujanan kayak gini."omel Max tak henti henti.

Prilly terkekeh dalam hati, melihat mulut dan tangan Max bergerak bersamaan sangat lucu menurutnya.

"Prilly??"seru oma Pah yang kaget melihat kondisi Prilly yang basah kuyup.

"Pak Mamat ga jemput??"tanya Oma.

Prilly menggeleng pelan, "mungkin pas Prilly pulang, dia baru datang oma."kata Prilly.

"Ya sudah, biar Oma telpon dia. Kasihan nanti dia bingung, kalian berdua cepat ganti baju nanti masuk angin. Nak Max ini ada beberapa baju dan celana opa Prilly, di coba dulu siapa tau ada yang pas."

Max mengangguk pelan,

"Ganti di kamar mandi aja, disebelah sana."Prilly menunjuk ke arah pintu kayu berwarna coklat di sudut ruangan.

Max membawa beberapa pakaian opa dan berjalan ke arah kamar mandi, sedangkan Prilly langsung bergegas ke lantai dua menuju kamarnya.

Setelah selesai mengganti pakaiannya, Prilly langsung turun kebawah untuk menemui Max.

Max terlihat tengah duduk di sofa ruang tamu, sedangkan oma sedang berada di kamar karena sekarang adalah jam istirahatnya.

"Kok ga sekolah?"tanya Prilly sambil ikut duduk di sofa seberang Max.

"Iya, aku ada urusan."jawab Max.

"Ooo..."

"Kenapa?? Kangen ya??"goda Max sambil menaik turunkan alisnya.

Prilly terdiam tetapi wajahnya terlihat memerah. Hal itu disadari oleh Max.

"Gampang blushing."batin Max.

Hening
Max maupun Prilly sama sama terdiam. Max tiba tiba teringat dengan perjalanannya ke Yogya tadi.

"Apa gue nanyain sama Prilly ya?? Iya kalo dia mau jawab kalo ga gimana??"batin Max.

"Tanya aja kali ah!! Daripada gue mati penasaran."

"Hmm..Prill, aku boleh tanya sesuatu??"ucap Max.

"Apa??"jawab Prilly langsung.

Max berkali kali menggaruk kepalanya, kata kata pertanyaan sudah berada di ujung lidahnya tetapi entah kenapa sama sekali tidak bisa dia ucapkan.

"Ehm.. kamu asli darimana?"tanya Max.

"Perasaan kamu udah pernah nanya itu ke aku? Langsung aja ke pokok pertanyaannya."ketus Prilly.

Lagi lagi Max menggaruk kepalanya.

"Aku tadi ke Yogya,"ucap Max akhirnya.

Prilly tercengang, dia menatap Max dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Aku tau masa lalu kamu."tambah Max lagi

Max bisa melihat perubahan raut wajah Prilly. Dia tau reaksi Prilly akan seperti apa, tapi dia tetap harus menanyakan semua itu.

"Maksud kamu??"tanya Prilly.

Prilly sadar kalau lambat laun masa lalunya pasti akan ada yang mengetahuinya. Tapi dia tidak menyangka bahwa yang akan mengetahui pertama kali adalah pria di depannya.

"Tentang metamorfosa kamu, dari yang dulu sampai sekarang. Aku tau kamu seperti apa dulu."

"Apa sebenarnya tujuan kamu mencari tau tentang aku, Max? Apa itu penting untuk kehidupan kamu??"kata Prilly.

"Penting menurut aku. Dari awal aku udah kasi kamu pertanda kalo aku tertarik sama kamu. Dan aku mau tau semua tentang kamu."

"Tidak, aku paham banget arti dari ketertarikan kamu ini apa Max. Kamu hanya penasaran, bukan lebih. Kamu terlalu ingin tahu tentang kehidupanku. Rasa ingin tau dan peduli itu berbeda."

"Kamu salah Prill, ini sama sekali bukan rasa ingin tau. Oke aku akui, awalnya aku memang penasaran dengan sikap kamu tetapi setelah itu aku merasakan rasa yang lain."

Prilly bangkit dari duduknya, dia berjalan menuju ke arah jendela.

"Sekarang kamu udah tau tentang masalah aku kan. Lalu apa mau kamu selanjutnya??"

"Tidak semuanya, tidak semua aku tau. Aku cuma tau sebagian tetapi aku ga tau kejadian malam itu. Ada apa dimalam itu??"tanya Max yang kali ini membuat Prilly memandang tajam ke arah Max.

"Jadi dia belum tau tentang malam itu?"batin Prilly.

"Untuk apa kamu tau tentang malam itu?"

"Itu kan yg jadi alasan dari perubahan kamu??"

"Kamu terlalu jauh ikut campur di kehidupan aku Max. Sebaiknya kamu tau batasan."pekik Prilly.

Prilly merasa kesal, dia berbalik dan mendekati Max.

"Ga ada orang yang akan ngerti apa yang aku rasain. Ga akan ada yang tau gimana rasanya di posisi aku?? Ga kamu ataupun orang lain. Jadi berhenti buat cari tau tentang kehidupan aku!!"

My Bad Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang