Part 3

3.7K 226 2
                                    

Max mengendarai motornya menuju basecamp tempat dia dan teman-temannya biasa kumpul.

Max mempunyai club motor yang sering melakukan tour dan balapan liar. Sedikit membahayakan jika dipikir, tapi bagi Max hal itu sangat menyenangkan.

"Max belum dateng??"tanya Ricky, salah satu teman Max.

"Gue udah nelpon dia tadi. Dia udah OTW kayaknya"

Tak selang beberapa lama, Max datang dan langsung menghampiri teman-temannya.

"Gimana bisa sih??"tanya Max dengan nada kesal.

"Mereka main keroyokan bro!! Si Anta kebetulan sendiri. Sepertinya mereka masih ga terima sama kemenangan kita di balapan kemaren".

"Sialan!! Ricky, Danu, Delon..kalian ikut gue!! Kita bikin pelajaran sama mereka!"perintah Max yang langsung diangguki oleh lainnya.

Max dan teman-temannya segera melajukan motornya menuju tempat musuhnya.

Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya Max mengeluarkan umpatan-umpatan kasarnya. Ingat!! Max ini si api, api yang akan sulit padam jika tersulut.

Braaaakk!!!.
Max dengan kasar membuka pintu sebuah ruangan base camp .

"Wah..wah lihat nih siapa yg dateng."ujar salah seorang pemuda yang memakai topi hitam gambar huruf X berwarna gold pada bagian depannya.

"Ada tamu ga diundang!".

"Apa mau kalian hah??? Urusan kalian sama gue!! Gue yang ngalahin bos banci kalian."pekik Max.

"Maksud lo apa bilang bos kita kayak gitu!!!"salah satu lawan Max tampak marah dan hendak menghampiri Max tetapi langsung di cegah oleh pemuda bertopi tadi.

"Tapi Than, dia udah hi-"

"Udah lo tenang aja. Mundur!"ucap pemuda bernama Nathan itu.

"Masalah lo apa sebenarnya?"tanya Nathan lagi.

"Lo kan yang udah ngeroyok temen gue!! Lo kalo gentle mainnya satu satu dong!!"

"Heh.."hela Nathan menyepelekan.

"Anak buah gue ga pernah main picik kayak gitu. Lo salah!!" Kata Nathan lagi.

"Lo pikir gue bakalan percaya???"

"Terserah lo mau percaya atau ga,,"

"Lagi sekali lo berani macem-macem sama kumpulan gue! Gue pastiin lo mati!!"ancam Max yang menendang botol minuman hingga berantakan sebelum dia pergi meninggalkan tempat itu.

Pagi harinya Kevin datang kerumah Max. Semalam dia mendengar tentang berita Max mendatangi musuh yang biasanya selalu jadi lawannya dalam balapan.

"Lo ngapain aja tadi malem!!??"tanya Kevin begitu melihat Max keluar dari kamar mandi.

"Lo udah kayak emak emak deh! Dateng-dateng udah nanya ini itu!".

"Gue nanya Max!! Lo tinggal jawab!"

"Gue ga ngapain!!"

"Beneran??"

"Iyaa Vin! Bawel lo ah!!".

"Ck...gue ga mau lo kena masalah lagi sama Papa lo Max!!"

Max yang awalnya sedang mengeringkan rambut langsung menghentikan aktifitasnya.

"Max, lo denger gue kan?? Please berubah deh. Ga capek apa lo kayak gini?? Cari masalah, berbuat onar di sekolah. Sampe kapan??"tanya Kevin.

"Lo emang sahabat gue Vin. Tapi please berhenti ikut campur urusan gue! Lo ga tau rasanya jadi gue."

Kevin menghela nafasnya kasar. Dia tau akan sangat susah menghentikan perilaku sahabatnya ini. .

*******************************************

Pagi ini kelas Prilly akan ada pelajaran olahraga, pelajaran yang sangat tidak disukai Prilly. Entahlah apa alasannya.

"Eh lo tau ga, kemaren gue telpon-telponnan sama Max sampe malem"ucap Kelly.

"Ah seriusan?? Lo pacaran emang??"

"Belum sih, tapi kita udah beberapa kali gitu jalan bareng. Bentar lagi juga dia bakalan nembak gue!!"

"Beruntung banget lo Kel!! Max mah anak tajir. 7 turunan juga ga akan habis-habis tu hartanya."

Prilly memutar kedua bola matanya malas saat mendengar percakapan Kelly dan teman-temannya.

"Si Max itu yang mana sih ya? Perasaan banyak banget temen sekelas yang ngomongin dia?"batin Prilly.

"Itu si Max!!!"pekik seorang murid perempuan saat melihat Max dan Kevin tengah berjalan menuju tengah lapangan olahraga.

"Kel!! Max lo tu!"

Prilly yang tadinya sedang asyik menunduk menatap sepatu olahraga putihnya langsung menatap kedepan begitu mendengar nama Max disebut.

Mata hazelnya menatap sesosok pemuda berpakaian seragam yang sangat berantakan sedang berdiri di tengah lapangan.

"Kayaknya dia di hukum deh!"

"Ga kaget sih ngelihat dia dihukum gitu, kan dia emang sering banget ngelanggar peraturan!!"

Prilly mengernyitkan keningnya pelan, sekilas dia membenarkan letak kacamatanya agar bisa melihat dengan jelas sosok Max yang dibicarakan.

"Oh yang itu namanya Max?? Ihhh..dilihat dari penampilannya aja ga banget!!  Badboy."gumam Prilly pelan.

Sementara itu disudut Max, Kevin dan Max tengah mendapar hukuman dari Bu Ambar. Kemaren mungkin dia bisa lolos tapi sepertinya hari ini kuota keberuntungan Max telah habis.

"Kena juga kan kita!!"gerutu Kevin.

"Elah!! Berdiri doang mah!!"

Mendengar jawaban Max membuat Kevin menatap malas ke arah Max.

"Anak kelas berapa tu yang lagi olahraga??"tanya Max.

"Kelas B kayaknya, tuhkan kelasnya tante tante lo!!"jawab Kevin.

"Ah masak sih?? Emang iya ya??".

"Lo ngedeketin dia tapi lo ga tau kelasnya!!"

"Siapa bilang gue lagi deketin dia??"

"Kan lo sering ngajak jalan??"

"Emang kalo jalan bareng artinya lagi deket deketan gitu?? Picik banget pemikiran lo ah!".

"Ya mana gue tau. Eh coba deh lo lihat cewek yang pake kacamata itu!".

Max mengikuti arah pandangan Kevin. Matanya menatap seorang gadis berkacamata yang sepertinya juga tengah menatapnya. Tidak terlalu jelas memang, tetapi sepertinya hati Max sedikit bergetar saat menatap mata itu.

"Kenapa sama dia??"tanya Max yang mencoba bersikap biasa.

"Gue ga pernah lihat deh, murid baru bukan sih??"jawab Kevin.

"Lo lihat dong penampilannya!! Penampilan nerd kayak gitu mah bakalan kayak tikus hidupnya. Mainnya di kolong-kolong. Mana mungkin lo ngeh!"ucap Max meremehkan.

Tapi bukannya berhenti menatap gadis itu, Max malah diam diam kembali mengarahkan bola matanya ke arah seberang.

"Matanya hazel ya???"batin Max tanpa sadar.

My Bad Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang