Part 11

2.7K 205 2
                                    

Degh!!!

"Itu lo??"

Prilly diam, tidak mengiyakan tetapi juga tidak meralat.

" Aku ambil minuman dulu ya."

"Ehh......."

Max semakin yakin ada sesuatu yang dirahasiakan Prilly darinya. Max akhirnya memutuskan untuk duduk di ayunan tempat Prilly tadi.

Perhatian Max tiba-tiba tersita dengan sebuah buku yang sepertinya tadi dibaca oleh Prilly.

"Buku puisi??? Selera cewek cewek ini mah, doyan banget ama yang bikin baper!"

Dibagian atas buku terdapat sebuah tulisan tangan "P.Ltc"

"P.Ltc?? Kayak pernah denger gue,, tapi dimana ya??"

Cukup lama Max berusaha mengingat  huruf itu tetapi dia sepertinya tak menemukan jawabannya.

Beberapa menit kemudian Prilly datang membawakan segelas minuman untuk Max.

"Nih...."

Prilly nenyodorkan segelas minuman hangat serupa kopi untuk pada Max. Max mengambil minuman itu dan langsung dia dekatkan pada bibirnya.

Slurpppp..

"Anyingg!!! Panas!!!"pekiknya.

"Udah tau itu minuman panas, kenapa ga ditiup dulu.. hihihiiiii" Prilly tidak bisa lagi menutupi tawanya.

Max diam memandang Prilly yang tengah menertawakannya. Bukannya marah, Max malah menarik keatas bibirnya melihat tawa Prilly.

"Dia cantik kalo ketawa, ada lesung kucingnya, coba lihat bibirnya...mungil dan sepertinya manis." Max memukul kepalanya begitu tersadar dari lamunannya yang mulai kacau.

" MAX LO GILA!!!"batin Max lagi.

******

Senyum tak henti hentinya terukir di bibir Max. Hari ini sepertinya hari yang membahagiakan untuknya.

"Selamat datang tuan, anda mau makan siang dimana?? Di ruang makan at-...."

"Bawa makanannya ke kamar, gue mau makan disana."jawab Max sambil tersenyum kecil.

Pelayan yang bertanya tadi langsung menatap tak percaya ke arah Max yang sedang menaiki tangga sambil bersenandung kecil.

"Ini keajaiban!"gumamnya pelan.

Max langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur begitu sampai dikamar.

"Ini gila,, kenapa gue segirang ini?? Prilly...gadis nerd yang dibalik keculunannya ternyata ada paras yg sangat sangat indah. Matanya terutama, warnanya hazel dan bulu matanya sangat lentik."

Tok..tok..tok....

"Masuk!!"

Seorang pelayan memasuki kamar Max dengan membawa nampan berisi makan siang.

"Tuan makanannya saya taruh di meja ya"

"Iya!"

"Maaf tuan, apa boleh saya merapikan buku buku yang berserakan disini??"tanya pelayan itu pada Max, dia melihat banyak buku berserakan di sebelah meja tidur Max.

"Iya..iyaa! Dibuang aja buku bukunya, bikin kamar gue penuh aja!!"

Pelayan itu merapikan semua buku bukunya dan membawanya keluar.

Max sendiri masih setia dengan posisinya, masih terbaring sambil menatap langit langit kamarnya.

"Oh iya, tadi kalo ga salah dibuku Prilly ada nama "P.ltc", artinya apa sih ya?? Kok kayaknya gue pernah lihat tulisan yang mirip kayak gitu."

"Ah peduli amat gue!! Daripada ngurusin sebuah kata yang bikin bingung, mending mikirin Prilly"

"Eh bentar!!! Buku...??? P.ltc???"

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

"SHIT!!!!!"

Dengan cepat dan tergesa gesa Max menuruni tangga, dia mencari pelayan yang tadi membersihkan kamarnya.

"Siapa tadi yang bersihin kamar gue???"teriak Max di ruang tamu.

Disana ada sekitar 9 pelayan yang tengah bekerja.

"Maaf tuan, maksud anda siapa??"tanya salah satu pelayan.

"Pelayan yang tadi bersihin kamar gue?? Yang bawain makan siang??"tanya Max lagi.

"Saya tuan, apa ada yang salah???"sahut seorang pelayan.

"Lo tadi yang beresin kamar gue kan??? Lo bawa kemana buku buku yang dikamar???"tanya Max.

"Ma..maaf tuan, saya buang di depan tadi. Bukannya tadi tuan menyuruh saya membuangnya??"

"Aarghh SHIT!!.

Max berlari keluar rumah, dia menuju ke arah tong sampah yang berada tepat di depan gerbang rumahnya.

Disana Max membongkar semua isi tempat sampah itu.

"Sial,, seorang Max Bad boy yang garang mesti bongkar bongkar tempat sampah cuma gara gara nyari buku.. bisa tensin gue kalo ada yang tau!!"gumamnya.

"Ahhh ini dia!!!"pekik Max girang.

Dia membuka lembaran pertama dan langsung tersenyum sumringah memandangnya.

"Buku ini kayaknya bisa bantu gue buat cari tau tentang lo Prill"

Max membawa buku itu kembali kekamarnya, dia duduk diatas meja belajarnya dan mulai membaca isi buku itu.

Hal 2
Menjadi kuat dan tenar itu memang sangat menyenangkan, dibawah kakimu akan ada beribu pijakan yang siap kau jadikan tumpuan dari beban yang engkau pikul.

"Gue bukan ahli sastra sumpah!! Ga ngerti kayak beginian!!"

My Bad Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang