Part 25

2.5K 171 1
                                    

Pagi harinya Max dan Kevin sudah bersiap siap berangkat ke Yogya. Max sudah mengurus izinnya d sekolah.

"Mau ngapain sih ke Yogya??"tanya Kevin begitu mereka berada di mobil.

"Gue mau jadi detective."

"Detective buat apa??"

"Udah lo ikut aja!!! Jangan banyak tanya, elah!!"

Kevin berdecak kesal, sepertinya dia memang harus diam dan menuruti apa mau sahabatnya ini.

Sementara itu, Prilly sendiri sudah sampai di sekolah. Beberapa kali dia mengecek ponselnya.

"Tumben Max ga ada ngirimin aku pesan?"gumamnya.

"Pagi bie,,,"sapa Nathan

"Namaku Prilly!"

"Iya..iyaaa..iyaa. Pagi Prilly."

Prilly melirik Nathan sekilas tanpa menanggapi sapaannya.

"Kamu tetep cantik walaupun dengan penampilan kamu yang kayak gini."

"..............."

"Kamu juga terlihat lebih kalem berbeda sama yang dulu."

"..............."

"Aku kangen kamu bie, Than kangen Bie..."lirih Nathan.

Prilly merasakan sesuatu menggerogoti hatinya. Seakan akan memberi efek ciut dan sesak. Jika boleh jujur, dia juga merindukan pria dihadapannya ini. Pria yang dulu selalu ada disampingnya. Tetapi kembali lagi dia mengingat kejadian itu.Jika saja malam itu dia datang, pasti dia tidak perlu mengalami trauma seperti ini. Dan seandainya dia tidak pergi tanpa kabar dan menemaninya melewati semua masa terendah dalam hidupnya maka hari ini dia masih memegang erat tangan ternyaman itu.

"Kamu rindu??"tanya Prilly pada Nathan.

Mata Nathan berbinar, dengan antusias dia menganggukan kepalanya.

"Rindu!! Sangat rindu!!"ucap Nathan.

"Dulu aku pikir kamu hujan, hujan yang akan tetap menjadi penyejuk terteduhku. Dulu aku pikir kamu oksigen yang menjadi satu satunya sebab aku hidup. Tetapi....."

Prilly bangun dari duduknya.

"Aku sadar...hujan hanya turun di musimnya setelah musim itu berakhir dia akan hilang.... iyaa hilang!! Kayak kamu....."

"Lucu ya!!"lirih Prilly yang kemudian melangkah pergi.

Nathan menatap kepergian Prilly dengan pandangan sedih.

Max menghentikan mobilnya tepat di sebuah SMP yang cukup besar. Kevin memperhatikan bingung.

"Ini SMP siapa sih??"tanya Kevin.

Tanpa menjawab pertanyaan Kevin, Max langsung keluar dari mobil dan berjalan memasuki sekolah tersebut.

"Tu anak!!"gerutu Kevin yang akhirnya ikut keluar dan membuntuti Max.

Saat Max hendak memasuki kawasan lorong sekolah, seorang satpam menghentikannya.

"Selamat pagi, maaf ada yang bisa dibantu??"tanya Satpam itu.

"Gue mau bertemu dengan salah satu guru disini."jawab Max.

"Ada perlu apa ya??"tanya satpam itu lagi.

"Gue mau ketemu, dan apa perlunya itu bukan urusan lo!!"ketus Max.

"Maaf dek, disini ada peraturannya. Kalau ada orang asing yang bukan warga sekolah disini jika ingin berkunjung harus mendapatkan izin dulu. Tidak bisa masuk begitu saja."

"Elah!! Gue cuma mau ketemu sama guru... gu-"

"Max...."

Kevin menahan tangan Max.

"Permisi, maaf sebelumnya jika kehadiran kami menganggu. Kami ingin menanyakan beberapa informasi kepada salah satu guru disini."

"Informasi tentang apa kalo boleh tau dek?"

Kevin menyenggol tangan Max, pasalnya dia sendiri tidak tau apa maksud dan tujuan dia datang ke sekolah ini.

"Gue mau nanya tentang salah satu alumni sekolah ini."ucap Max.

"Siapa??"tanya Satpam itu.

"Prilly...Prilly Latuconsina"

Bahu satpam itu menegang, tatapannya seperti orang yang terkejut dan takut.

"P..pri..Prilly??"

"Iya..kenapa?? Lo tau??"tanya Max.

Satpam itu terdiam, dia terlihat sangat gugup. Dan hal itu membuat Max semakin curiga.

"Lo kenal gaak!!!??"pekik Max kesal.

"Lo yang sabar kek!!"bisik Kevin.

"Ti..tidak ada alumni bernama Prilly disini. Silahkan kalian keluar. Saya sedang sibuk."

Satpam itu mengarahkan Max dan kevin untuk keluar gerbang. Hal itu sontak membuat Max naik pitam.

"Lo belagu banget!! Ga usah pake dorong dorong juga!! Gue yakin kalo Prilly sekolah disini!! Lo jangan boong!!"teriak Max yang membuat beberapa murid yang saat itu ada di luar memandang kearahnya.

"Tolong jangan buat keributan disini!"ucap Satpam

"Lo yang duluan cari gara gara. Gue kesini mau nanya baik baik."

"Lo jangan buat keributan di sekolah orang!"Kevin menarik Max keluar.

"Dia belagu banget Vin!!!"

"Iya..iya, udahlah. Kita pikirin cara lain buat masuk kesana. Lo tenang dulu dan ceritain semua sama gue. Gue gimana mau bantu kalo gue sendiri ga tau permasalahannya apa???"

"Ck!!!!"

Kevin mengajak Max keluar dari area sekolah.

Max memijat pelipisnya, dengan detail dia menceritakan semua rasa penasaraannya pada Kevin.

"Gue bener bener penasaran Vin."

"Gue pikir hidup cewek nerd itu datar ternyata mereka juga punya banyak teka tekinya."

"Iya..teka teki yang bener bener bikin gue penasaran. Dan sekarang itu satpam gablek ga ngasi izin gue buat masuk kesana!! Gimana caranya gue bisa tau semuanya."

Max mengacak rambutnya kasar, dia benar benar kesal dan bingung sekarang.

"Nak, kamu kenal Prilly??"

Max dan Kevin memandang seorang bapak bapak tua yang sedang berdiri dihadapannya.

"Bapak kenal Prilly??"tanya Kevin.

"Kemarilah, ikut bapak ke warung bapak."kata Pak tua itu sambil menunjuk ke arah warung kecil yang berada tepat di seberang jalan.

Max dan Kevin mengikuti Pak tua itu. Sesampainya di warung yang kebetulan saat itu masih sepi, Pak tua itu memberikan 2 gelas teh hangat untuk Max dan Kevin.

"Bapak kenal Prily?"tanya Max sekali lagi. Dia benar benar tidak sabar.

"Diminum dulu kali! Haus gue!"bisik Kevin.

"Diminum dulu nak,"kata Pak Tua.

"Ini pisang gorengnya sekalian boleh ya pak??"kata Kevin sambil menyomot sebuah pisang goreng dan melahapnya dengan rakus.

"Lo kayak ga pernah makan!!"ejek Max.

"Gue laper!! Lo pagi pagi udah nyulik gue tanpa kasi gue sarapan terlebih dulu. Lo kira gue ga laper??"

"Perut karet lo!!"

Bapak tua tersebut duduk di sebelah Max sambil membawa sebuah koran. Koran yang berisi berita persis seperti yang dimiliki Max bedanya hanya koran yang dimiliki pak tua itu lengkap dengan foto berita.

"Prilly yang ini kan??"tanya Pak tua itu sambil menunjukan foto yang tercetak di koran usang itu.

My Bad Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang