Part 15

2.6K 184 0
                                    

Setibanya di lokasi latihan, Max melihat ada Nathan dan yang lainnya di sana.

"Lawan gue si Nathan??"tanya Max pada Roy, salah satu teman seclub Max.

"Iya, lo ga dikasi tau??"

"Ga sih, mereka cuma bilang gue ada tanding ntr malem"

"Club mereka nantangin beberapa hari lalu, dan hadiahnya lumayan Max."

"Berapa??"

"Yaahh..seharga mobil sport lah!! Mangkanya lo mesti menang malem ini!!"

"Lo jangan ngeremehin gue!"ucap Max dengan pedenya.

Hampir 4 jam Max berlatih dengan motornya. Segala perawatan dan perbaikan motor pun sudah dilakukan.

Saat istirahat Max tiba tiba teringat pada Prilly.

"Si Hazel lagi apa ya??"gumam Max. .
Max mengambil ponselnya dan segera menekan salah satu kontak yang bertuliskan "My Hazel Eyes"

"Untung gue udah dapetin nomernya"

Tuuut...tuutt...

"Halooo....."

Deghhh.. jantung Max sedikit bergetar saat mendengar suara Prilly.

"Kok gue deg degan?? Kayak baru pertama kali denger suaranya aja!"batin Max.

"Prilly??"ucap Max.

"Iya, ini siapa??"tanya Prilly.

"Kamu ga ngenalin suara aku??"tanya Max balik.

"Max??"

"Tu kamu tau,"

"Tau no aku darimana???"

"Ada deh.. oh ya, inget nanti malem aku jemput. Nanti kamu pake celana panjang sama jaket ya.."ucap Max.

"Kenapa??"

"Iyaa.. jangan pake rok atau baju terbuka!"

"Kok??"

"Udah..lakuin aja pokoknya!"

"Iya..iyaa.."

"Ya udah aku latihan dulu ya,"

Max mengakhiri panggilannya. Senyum merekah tak luput dari bibirnya. Sepertinya Max mulai menemukan candu baru. Candu yang membuatnya luluh.

"Cuma sama lo Prill, gue ngomong aku kamu..."

________________"""""________________

Sore harinya Max sudah berada di depan rumah Prilly. Dengan menggunakan tangannya, Max menyisir rambutnya kebelakang.

"Kok gue deh degan gini.. kayak anak abg yang baru baligh"gumam Max.

Tok..tok..tok.

Max mengetuk pintu rumah Prilly dan ternyata Oma Pah yang membukakannya.

"Assalamualaikum Oma,"ucap Max sembari mencium tangan Oma.

"Waalaikum salam, mau jemput Prilly ya??"tanya Oma.

"Iya Oma, boleh kan Max bawa Prilly keluar??"tanya Max.

"Boleh dong, sering sering ya bawa Prilly nya keluar. Oma kasian ngeliat dia yang sekarang. Terlalu tertutup dan menyendiri ga kayak yang dulu."

Max merasa ini adalah waktu yang pas untuk menanyakan sesuatu tentang Prilly.

"Emang dulu Prilly kayak gimana Oma??"tanya Max penasaran.

Oma menghela nafasnya berat, dia kemudian melangkah masuk keruang tamu diikuti oleh Max di belakangnya.

"Dulu Prilly tidak seperti ini, dia adalah gadis yang periang, gaul, dan tegas. Bisa dibilang dulu dia adalah gadis dengan dunia remajanya. Hingga waktu itu...."

"Max???"

Max dan oma menoleh ke arah tangga, dan terlihatlah disana Prilly dengan menggunakan baju putih polos dan celana jeans yang robek pada bagian lututnya. Sangat berbeda dari kesehariannya saat di sekolah, bahkan kacamata yang biasanya selalu menghiasi matanya tidak dia gunakan.

Max menatap Prilly tanpa berkedip, satu titik fokus yang saat ini sedang Max tatap dalam dalam, yaitu "Hazel" itu.

"cucu Oma cantik sekali tanpa kacamata itu."puji Oma.

Prilly tersenyum kecil memandang Oma. Sementara Max belum juga memalingkan pandangannya dari Prilly.

Prilly memang sengaja tidak memakai kacamatanya, entahlah..ini pertama kalinya dia keluar malam lagi setelah kejadian dulu. Dan rasanya dia ingin menikmati semua ini.

"Berangkat sekarang??"tanya Prilly pada Max.

Max masih diam tidak bergerak, oma yang melihat hal itu hanya terkekeh pelan.

"Pesona Prilly dari dulu memang tidak pernah luntur" batin Oma.

"Max....Max???"panggil Prilly.

"Ahh..iyaa???"jawab max begitu sadar dari lamunannya.

"Kita berangkat sekarang??"tanya Prilly.

"Iyaaa..ayoo.."

Prilly memeluk Oma Pah sekilas dan mencium tangannya. Begitu juga dengan Max.
.
.
.
.
"Kamu cantik kalo ga pake kacamata,"ucap Max saat mereka dalam perjalanan.

"Sekali nerd juga pasti tetep nerd"jawab prilly pelan.

"Penampilannya kayak gini aja pas ke sekolah, jangan di tutupin gitu"

Prilly mengernyitkan keningnya.

"Apa Max tau sesuatu tentang masalalu ku??"batin Prilly.

"Ditutupin gimana??"tanya Prilly.

"Iyaa..berpenampilan kayak di foto itu aja. Gaul..cantik..dan mempesona"

"Ga...aku ga mau"

"Kenapa??"

"Cantik..populer..dan gaul itu berbahaya!"ujar Prilly tanpa sadar. Dari nada bicaranya yang berbeda membuat Max semakin curiga.

My Bad Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang