Part 36

2.3K 164 5
                                    

"Gue PACARNYA!! lo mau apa??"kata Nathan tegas yang membuat Max dan Prilly memandang tak percaya ke arahnya.


'Kamu ngomong apa sih Nath??"pekik Prilly kesal.

Max memandang ke arah Prilly dengan tatapan penuh tanya, pikiran Max mau tidak mau memikirkan ucapan Nathan.

"Aku bener kan bie, kita ga pernah ada ucapan putus selama ini. Jadi tentu saja kamu masih milik aku."jawab Nathan tenang seolah tanpa beban.

"Gimana bisa kamu mengatakan hal kayak gitu sementara selama ini kamu udah ninggalin aku tanpa kabar!"jawab Prilly.

Max semakin tidak mengerti dengan keadaan yang ada di hadapannya.

"Gue sama sekali ga ngerti sama apa yang terjadi dengan kalian. Sekarang yang terpenting buat gue adalah jawaban lo Prill!! Lo bener pacarnya dia?"tanya Max sambil menunjuk ke arah Nathan.

Nathan yang di tunjuk hanya diam memandang ke arah lain, sementara Prilly sendiri bingung dengan apa yang harus dia katakan untuk menjawab pertanyaan Max. Terutama baru saja Max kembali menggunakan lo gue untuk sapaan mereka. Max benar-benar marah pikir Prilly.

"Aku....aku.... aku sama dia...."

"Dia ga akan bisa jawab semua yang bener-bener nyata kebenarannya."sahut Nathan.

"Mending lo diem!!!Anying!!! Gue ga perlu jawaban lo!!"pekik Max kesal.

Max menarik tangan dan membawanya sedikit menjauh dari Nathan. Kali ini Prilly sudah tidak bisa menyembunyikan apapun. Semua harus terungkap saat ini juga.

"Jawab Prill," ucap Max kali ini lebih lembut. Di pegangnya pundak Prilly dengan pelan.

Prilly masih diam, dia bingung. Seharusnya ini adalah hal mudah karena dia cukup mengatakan hal sebenarnya. Dia cukup mengatakan siapa Nathan dan benang apa yang mengaitkan mereka berdua tetapi entahlah ini terasa susah karena seorang Max yang ada di hadapannya. Seorang pria yang tanpa Prilly sadari dia sudah masuk ke dalam relung hatinya dan mengumpulkan kembali puing kepingan hati Prilly yang sempat berserakan akibat Nathan.

"Jawab Prill!! Kenapa kamu diem aja, apa benar dia pacar kamu?? Apa dia lelaki masa lalu kamu sewaktu SMP?? Apa dia orangnya??"

Prilly menganggukan kepalanyan pelan, hal itu sudah cukup bagi Max. Dia tau sekarang alasan perasaan aneh yang dia rasakan setiap melihat Nathan di dekat Prilly.

Max melepaskan genggaman tangannya pada pundak Prilly, secara perlahan dia mundur.

"Tapi Max ini sama sekali ga seperti yang kamu kira, aku sama dia udah ga....."

"Cukup Prill, itu hak dan masalah pribadi kamu. Aku ga punya hak apapun sekarang."ucap Max yang entah kenapa tidak di sukai Prilly.

"Max....."panggil Prilly lirih.

Max hanya tersenyum tipis yang tetap saja bisa memperlihatkan lesung pipi di kedua sudut pipinya. Secara teratur dia pergi dan meninggalkan Prilly.

"Max!!! Max!!! Tunggu!!" Prilly mengejar Max yang semakin lama semakin hilang dari pandangannya. Tepat saat langkahnya hampir menyamai Max, sebuah tangan menariknya. Max menoleh dan melihat Nathan tengah menggenggam tangan mungil Prilly dan yang Prilly lakukan hanya menatap Nathan dengan pandangan yang Max yakini adalah pandangan cinta.

Max tersenyum sinis, pemandangan dihadapannya sungguh menjijikan.

"Max!!!" Prilly baru tersadar saat Max sudah semakin menjauh dari hadapannya. Di tampiknya tangan Nathan dengan kasar.

"Mau kamu apa Nath??? Kenapa kamu harus bilang kayak gitu di depan Max?"

"Aku mengatakan yang sebenarnya kan Bie, kita memang ga pernah ngucapin kata putus."

"Heh, apa kamu pikir hubungan kita baik-baik saja setelah apa yang kamu lakuin ke aku?? Apa kamu pikir kertas akan tetap bentuknya setelah kamu remas. Please Nath, jangan ganggu hidup aku lagi!! Biarin aku bahagia dengan caraku, anggap semua yang terjadi di antara kita hanya kenangan masa lalu yang seharusnya kita lupakan."ujar Prilly

"Apa kamu berniat buat ngelupain semua Bie?? Apa semudah itu kamu akan lupain semua??"

"Tentu!! Semua sudah berubah sekarang, semuanya Nath!! Semuanya, termasuk hati aku!!"

"Gimana bisa berubah Bie, bahkan aku masih tetap jaga hati aku saat kita jauh. Kamu sama sekali engga tau apa yang terjadi dengan ku kan?? Kamu sama sekali ga tau perjuangan aku untuk bisa kembli berdiri di hadapan kamu seperti sekarang. Itu ga mudah Bie, dengan berbagai upaya aku perjuangin semua dan sekarang aku minta aku buat ngelupain semua ini??"

"Perjuangan apa?? Perjuangan apa yang kamu maksud Nathan. Apa kamu berjuang?? TIDAK!! aku yang selama ini berjuang, aku yang selama ini bangkit dan berusaha berdiri lagi untuk bisa bersama kamu. Selama itu aku sendirian, sementara kamu apa?? Apa yang kamu perjuangkan, kamu egois!! kamu pergi ninggalin aku!!"

"Aku berjuang untuk sembuh Bie, apa kamu tau!! Kamu ga tau apa yang sudah aku lewati selama ini?Apa kamu pikir yang menderita hanya kamu?? Aku juga menderita Bie, aku berjuang melawan penyakit kanker aku agar bisa selalu nemenin kamu di masa hidup kamu. Aku berjuang melawan rasa sepi dan rindu yang selalu menggerogoti hati dan pikiran aku. Apa kamu tau itu??? Apa kamu ngerti rasanya Bie??"pekik Nathan penuh emosi dan air mata. Katakan dia cengeng, tapi sungguh dia tidak bisa menahan itu lagi. Sungguh dia tidak mau kehilangan Prilly lagi.

"Kanker???"lirih Prilly sayup.



My Bad Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang