Part 31

2.3K 154 2
                                    

(Ini Flashback versi Prilly ya? Disini Prilly menceritakan langsung tentang kejadian malam itu dan motif pelaku, Prilly tidak menyebut nama Nathan disini. Jadi hubungan antara Nathan dan malam itu dibahas nanti.😅____________________________
Di pagi itu, Prilly baru sampai di sekolah. Dia memutuskan langsung ke kelasnya, ada PR yang harus dia kerjakan. Bukan di kerjakan sebenarnya tetapi disalin.

Begitu tiba dikelas, Prilly langsung duduk dikelasnya dan mengeluarkan buku PR nya.

"Tas,,, PR lo bawa sini!!"perintah Prilly.

Tasya mengangguk pelan, antara takut dan tidak rela PRnya disalin oleh Prilly.

Prilly mulai menyalin PR milik Tasya.Saat ada jawaban yang salah, Prilly merogoh kolong mejanya untuk mencari penghapus yang memang dia letakan disana.

"Mana penghapus gue!"gumamnya.

Alih alih menemukan penghapus miliknya, tangan Prilly malah tertahan dengan sesuatu yang berhasil dia pegang. Sesuatu yang berbentuk lembut tetapi terasa ada airnya.

"Apaan ini??"

Prilly menarik barang yang dia pegang.

"Aaaarghhhh!!!"teriak Prilly.

Anak anak di kelas Prilly terkejut mendengar suara teriaka Prilly, semua berkumpul mendekat ke arah Prilly. Mata mereka dikagetkan dengan sesuatu yang tergeletak di lantai.

"Apaan itu??"

"Kucing!!"

"Bangke kucing!!"

Prilly terdiam, matanya membulat sempurna saat melihat bangkai anak kucing di hadapannya.

"Siapa yang naruh itu??"

"Ihh..sumpah jijik!!"

"Prill tangan lo!!"

Prilly langsung beralih menatap tangannya, tangannya penuh darah. Darah kucing itu.

Prilly berkali kali mengusapkan sabun pada tangannya, iya!saat ini Prily sedang berada di dalam kamar mandi.

"Sumpah!! Ini menjijikan!! Kucing!!"pekik Prilly.

"Siapa yang berani beraninya naruh kucing di meja gue!!"

"Arghhhhh!!!!"

Prilly benar benar kesal saat ini. Dia benci kucing, kucing hidup yang berbulu lucu saja itu sangat menjijikan bagi Prilly apalagi kucing mati yang berlumuran darah. Prilly benar benar akan kehilangan nafsu makannya selama berminggu minggu.

"Prill..."

Felly masuk kedalam kamar mandi dan menghampiri Prilly.

"Lo gapapa?? Gue baru dateng masa!!"kata Felly.

"Bener yang anak anak bilang??"tanya Felly.

"Emang Anyingg orang yg naruh bangke kucing di meja gue!"kesal Prilly.

"Niat banget mereka, buat apa coba??"ucap Felly.

"Entahlah!! Gue ga peduli."

Prilly mengambil tissue dan langsung pergi keluar dari kamar mandi. Felly membiarkan Prilly pergi tetapi dia masih tetap menatap Prilly dalam.

Prilly memutuskan kembali ke kelasnya, sepanjang perjalanan Prilly merasa ada seseorang yang mengikuti dia.

"Kok gue ngerasa ada yang ngikutin ya,"batin Prilly.

Sesekali Prilly memperlambat langkahnya, terkadang dia mempercepatnya. Suasana lorong koridor memang sepi karena memang saat ini jam pelajaran sudah dimulai.

"Sumpah gue bener bener ngerasa ada yang ngikutin."

Prilly menoleh kebelakang dengan tiba tiba berharap bisa melihat siapa yang mengikutinya tetapi ternyata dia tidak menemukan siapapun dibelakangnya.

"Sampe gue tau siapa yang ngikutin gue. Lo bakalan abis!!"pekik Prilly tertahan.

Prilly memutuskan untuk melanjutkan perjalanan lagi menuju ke kelas sampai tiba tiba seekor kucing hitam melompat kearahnya. Prilly terkejut dan kehilangan keseimbangan, dia terjatuh ke belakang. Tepat disamping kepala Prilly yang hampir terbentur lantai ada sepotong kayu yang diatasnya tertancap 4 buah paku tajam.

Mata Prilly menatap potongan kayu itu, tubuh Prilly bergetar dan jantung Prilly rasanya berdegup kencang. Ini mengerikan!! Sangat mengerikan.

Prilly berlarian kecil menuju kearah kelasnya. Felly yang memang teman sebangku Prilly melihat raut wajah takut Prilly.

"Lo kenapa?? Kucing sama bekas darahnya udah dibersihin kok. Lo jangan takut"kata Felly.

Prilly diam, dia masih tegang dengan kejadian barusan.

"Prilly lo kenapa deh??"tanya Felly lagi.

Prilly menatap Felly, nafasnya masih memburu. Berkali kali dia berusaha mengatur nafasnya sebelum dia menceritakan kejadian barusan pada Felly.

"APA??? Lo serius??"pekik Felly cukup keras. Beruntung kelas pagi ini kosong.

"Iya..."lirih Prilly.

"Ini cuma kebetulan doang Prill, mungkin salah satu pembersih sekolah lupa buang paku itu jadinya masih tertinggal disana."kata Felly mencoba menenangkan.

Prilly menggeleng cepat.

"Ga Fel, jelas jelas gue lewat sana sebelum jatuh. Ga ada paku disana. Ga ada apa apa."jelas Prilly.

"Tapi gimana mungkin coba ada yang sengaja naruh paku disana."

"Permasalahan lebih tepatnya terarah sama kucing hitam Fell, siapa yang ngelempar kucing hitam itu kearah gue."

Felly diam begitu juga dengan Prilly. Prilly benar benar tak habis pikir, apa yang sebenarnya terjadi hari ini. Sepertinya ini akan menjadi hari terburuk dalam hidupnya.

My Bad Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang