Part 3

59 4 0
                                    

Author P.O.V

"Aku perintahkan kau untuk membawanya, BUKAN HANYA MENGINTAINYA DARI KEJAUHAN!" seorang wanita Nampak mendorong tubuh seorang pria.

"Maafkan hamba, Yang Mulia. Tapi, dia masih berada dalam lindungan. Tak mudah untuk menghampiri dan membujuknya. Ia juga cerdas"

Wanita itu mengangkat tubuh sang pria dengan sebelah tangannya. "Aku tak butuh alasan apapun darimu. Kau harus mendapatkan dan membawanya kepadaku. Kemampuannya bahkan masih berada dibawahmu. Segera bawa ia padaku. Atau kau akan bernasib sama seperti teman-temanmu yang lainnya"

***

Sherryn P.O.V

"Darimana saja kau?" Rangga berdiri tepat dihadapanku. Aku hanya dapat menunduk. Pasrah menerima luapan-luapan amarah yang akan keluar dari mulut Rangga.

"Bukankah sudah kukatakan untuk tidak pulang melewati batas waktu yang kutentukan? Apa kau tak mendengarnya, hah!" bentak Rangga. Aku hanya dapat diam meresapi tiap kata yang keluar dari mulutnya.

"Darimana saja kau?" Rangga mengizinkanku berbicara. "Aku ada pelajaran tambahan tadi." dustaku. Jika aku berkata aku terlambat pulang karena menunggu seorang pria, dapat kupastikan ia akan marah besar padaku.

"Kembali ke kamar." perintahnya. Segera kulangkahkan kakiku menuju kamarku.

***

Rangga P.O.V

Maafkan sikap over protektif-ku, Sher. Aku hanya ingin melindungimu. Aku amat menyayangimu. Aku tak mau terjadi hal-hal buruk padamu. Kau satu-satunya saudara yang kupunya.

Aku tak mau kau bernasib sama seperti gadis yang kucintai, Gladys. Dia dibunuh oleh pacarnya sendiri. Aku tak mau kau bernasib sama sepertinya. Aku mencintaimu, Sherryn.

***

Author P.O.V

"Bukankah sudah kukatakan untuk menjauhi para manusia-manusia itu? Ku izinkan kau bersekolah hanya untuk menutupi jejak kamu kita bukan untuk bercengkrama dengan manusia-manusia itu!" Morgan hanya dapat menundukkan kepala mendengar celotehan panjang Rafael –kakak kandungnya–.

"Ini peringatan terakhir untukmu, Gan. Segera jauhi gadis itu jika kau tak mau aku menghabisi nyawanya untuk membuatmu menurut padaku." ancam Rafael.

"Oke. Aku akan menjauhinya. Hari ini hari terakhir kau melihatnya bersamaku. Aku berjanji. Tapi, kumohon, jangan sakiti dia!" pinta Morgan.

"Ku pegang janjimu. Jangan kecewakan aku." Rafael pun berlalu meninggalkan Morgan seorang diri di balkon rumah megah yang menjadi tempat tinggal mereka.

The Dark WorldWhere stories live. Discover now