Morgan P.O.V
Pukul 12 tengah malam. Tiba saatnya bagiku untuk mengisi penuh tenaga yang telah terkuras selama seharian penuh. Dengan makan malam pastinya. Tak usah heran melihat jadwal makan malamku. Sebenarnya ini bukan hanya untuk makan malam tapi, sekaligus untuk sarapan ataupun makan siang.
Ku telusuri setiap jalan kota ini. Yang kutemui hanya manusia, manusia, dan manusia. Sial! Kenapa manusia-manusia ini masih berkeliaran pada tengah malam, hah? Tidak, Morgan. Kau harus menjauhi mereka. Kau harus menahan dirimu untuk tidak memburu mereka.
Ku percepat langkah kakiku sampai seorang wanita –yang sepertinya wanita malam– menghampiriku. "Mau kemana, Tampan?" ujarnya. Aku hanya terdiam dan terus berusaha menahan nafsu memburuku.
Tangannya mulai menjelajahi tengkuk leherku. Kemudian, dengan nafsu membara, tangannya mulai membuka satu per satu kancing kemeja yang kukenakan. "Bermainlah denganku."
Sial. Nafsu memburuku semakin menggebu-gebu. Sulit untuk menahannya. Dengan secepat kilat, ku sambar leher wanita tersebut dan membuat lubang dilehernya agar darah segarnya dapat mengalir masuk ke dalam tubuhku. "AAAAAAAA..!!!" wanita tersebut berteriak kesakitan. Dasar wanita bodoh, mana ada yang peduli denganmu ditengah malam seperti ini.
Segera ku lepas taringku dari lehernya. Wanita itu jatuh terhuyung. Kulitnya berubah menjadi putih pucat. Mulut dan matanya terbuka lebar. Dia telah mati!
***
Author P.O.V
"Ditemukan mayat seorang wanita di depan Toko Shakesclaire, Jakarta Selatan. Korban yang berusia sekitar 20-30 tahun tersebut diduga tewas diterkam oleh binatang buas bertaring dikarenakan 2 buah lubang –seperti bekas gigi taring yang ada dilehernya. Warga diminta berhati-hati dan dihimbau untuk tidak keluar pada larut malam karena pada saat itulah binatang-binatang buas tersebut beraksi." Berita pun dilanjutkan dengan hasil kompetisi sepak bola Liga Eropa.
"Sangat aneh," Sherryn bergumam kecil sambil sesekali memasukkan potongan-potongan kecil kentang goreng yang tertata rapi di piring yang ada dipangkuannya. "Mana mungkin ada binatang buas disekitar Jakarta yang bahkan jarang terdapat hutan –habitat binatang buas tersebut." tambahnya.
"Jaga rumah. Jangan pergi kemanapun. Aku akan kembali saat makan malam," Rangga yang sudah berpakaian rapi berlalu keluar rumah meninggalkan Sherryn seorang diri.
***
Rafael P.O.V
"Katakan yang sejujurnya. Kau yang membunuh wanita itu, kan?" bentakku. Morgan hanya diam dan menundukkan kepala. Ya, anggap saja itu berarti 'iya'.
"Wanita itu yang menggodaku terlebih dahulu," bela Morgan.
"Tapi, tetap saja. Kau harus bias menjaga keharmonisan kaum kita dan kaum manusia itu. Kita juga manusia, Gan!" Terangku.
"Itu untukmu. Tidak untukku. Aku vampire seutuhnya bukan setengah vampire setengah manusia sepertimu. Aku tak akan sanggup menahan nafsu memburuku seperti kau menahan nafsu memburumu. Kau selalu menekanku untuk menjadi sepertimu tapi, kau tahu AKU TAK AKAN BISA SEPERTIMU!" Morgan menekankan kalimat terakhir yang ia ucapkan sebelum ia berlalu pergi.
"Kau salah, Gan. Kau memiliki kemampuan yang luar biasa. Kau kunci utama kaum kita. Aku tak akan membiarkanmu jatuh ke tangan vampire-vampire jahat itu –Clan Sevmns. Aku tak mau kau hanya dimanfaatkan oleh mereka untuk hal-hal tak benar. Aku tak mau kehilanganmu seperti aku kehilangan orang tua kita." Benakku. Aku menatap lirih kepergian Morgan
YOU ARE READING
The Dark World
FanfictionRasa tertarik Sherryn Avery kepada Morgan Oey malah menuntun gadis itu masuk ke dalam sebuah bahaya besar.