Part 10

41 3 0
                                    

Author P.O.V

"Darimana saja kau?" Rafael menginterupsi Morgan yang tengah duduk santai dengan sebuah buku cukup tebal dipangkuannya. "Bukan urusanmu." Jawab Morgan datar.

"Jawab pertanyaan!" erang Rafael. Morgan hanya diam dan masih fokus pada buku yang ia baca.

Geram atas perlakuan semena-mena Morgan, Rafael pun meraih buku yang Morgan baca. Morgan membelalakkan matanya terkejut. "Apa yang kau lakukan? Kembalikan bukuku!" Morgan mencoba untuk merebut bukunya dari Rafael.

"Jawab pertanyaanku!" bentak Rafael. Akhirnya, Morgan pun mengalah. "Dari rumah Sherryn. Bukan urusanmu, kan?" jawab Morgan datar. "Urusanmu adalah urusanku juga!" ujar Rafael.

Morgan berjalan gontai meninggalkan Rafael.

***

Sherryn P.O.V

Tin.. Tin.. Sebuah klakson mobil keras berbunyi di depan rumahku. Siapa yang sepagi ini dating bertamu? Umpatku dalam hati.

"Biar aku yang memeriksanya." Aku pun beranjak keluar dari ruang makan. Rangga meneruskan sarapannya.

Aku pun membuka pintu rumahku dan hamper saja terkena serangan jantung saat melihat pria tinggi, putih, dan tampan tengah berdiri dihadapanku.

"Morgan?" aku terkejut melihatnya tengah tersenyum manis padaku. Ia tampak sangat mempesona dengan balutan jaket blue jeans dan kacamata hitam.

"Pagi, Sher. Siap ke sekolah?" tanyanya. Aku terdiam sambil terus memerhatikannya.

---

Morgan P.O.V

"Pagi, Sher. Siap ke sekolah?" tanyaku. Sherryn tak merespon sama sekali. Matanya tampak berbinar menatapku dari ujung kaki hingga ujung kepala. Apa penampilanku aneh dan terlalu mencolok mata?

"Hei!" kulambaikan tanganku tepat didepan wajahnya. Sherryn tampak terkejut dan menundukkan kepalanya. Aku terkekeh kecil. "Maaf mengagetkanmu."

Tak lama kemudian, muncullah seorang pria berkulit putih dan berpipi chubby. "Siapa, Sher?" tanyanya.

Oh, Tuhan. Gawat. Nafsu memburuku tiba-tiba saja timbul saat melihatnya. Tahan, Morgan. Tahan.

"Morgan." Aku menjulurkan tanganku. Dia pun meraih tanganku. "Rangga." Ujarnya sambil tersenyum ramah.

"Well, ini kakak-mu, kan, Sher?" tanyaku terhadap Sherryn yang sedari tadi berdiri mematung. Sherryn menganggukkan kepala kecil.

"Kau teman Sherryn?" Tanya Rangga dingin. "Iya." Jawabku berusaha seramah mungkin.

"Ayo, masuk!" Rangga merangkul pundakku dan menuntunku masuk kedalam rumahnya.

Aroma tubuh pria ini, sungguh sangat memikat. Tahan, Gan. Jika kau tak dapat menahan nafsu memburumu, rahasia kaummu akan terbongkar. Dan Sherryn akan menjauhimu. Kau takkan bisa menjaga Sherryn lagi. Aku menyemangati diriku sendiri.

Entah kenapa, aku merasa Rangga amat baik padaku. "Sherryn tak pernah mengajak temannya ke rumah ini. Kau teman Sherryn pertama yang mengunjungi rumah ini." Ujar Rangga sesampainya kami di ruang makan.

Sherryn hanya diam dan mengekori kami. Sepertinya ia kelihatan gugup. Aku pun menghentikan langkahku dan berjalan mendekati Sherryn. "Ehm, maaf, boleh aku dan Sherryn berangkat sekolah bersama? Err, kami satu sekolah." Pintaku.

Rangga tersenyum dan mengangguk. Aku segera menarik tangan Sherryn yang telah siap dengan tas selempangnya menuju ke mobilku. Dalam perjalanan, hanya kebisuan yang menemani kami. Sherry tak banyak bicara. Aku tak tahu mengapa. Sulit pula untuk membaca pikirannya.

Sesampainya di sekolah, semuanya Nampak tercengang melihat kedatanganku melihatku dan Sherryn.

"Apa mereka berpacaran?"

"Bagaimana bisa mereka bersama?"

"Oh, tidak. Aku yang seharusnya berada diposisi Sherryn saat ini!"

Pikiran-pikiran mereka terlintas dalam pikiranku

The Dark WorldWhere stories live. Discover now