E N A M

21.3K 2.2K 549
                                    

Ps: 2k+ words. Hati-hati mual lagi.

Sebuah pergerakan membuat Baekhyun mau tidak mau membuka kedua matanya. Ia hampir saja memekik histeris kalau-kalau tidak ingat bahwa ia tertidur bersama Chanyeol sepanjang malam. Sontak saja Baekhyun tertawa kecil menyadari kebodohannya. Well, sudah satu minggu mereka lewatkan dengan tidur satu ranjang. Chanyeol masih sama, dingin dan tidak banyak bicara; meski kadang lelaki itu suka merengek tidak jelas. Tapi Baekhyun tetap bersyukur, karna setidaknya hubungan mereka ada kemajuan sedikit.

Baekhyun mendongakan kepalanya untuk menatap wajah Chanyeol yang masih terlelap. Satu kata; lucu. Lantas, Baekhyun segera menyambar ponsel genggamnya di nakas dan memotret wajah Chanyeol yang mungkin sangat jarang ditemui itu. Lumayan, koleksi pribadinya semakin bertambah.

"Kau membuat perasaan itu semakin dalam, Yeol," ujar Baekhyun menatap wajah itu dengan lembut.

Baekhyun menarik nafas panjang kemudian tersenyum kecil. Rasanya Baekhyun ingin sekali menghentikan waktu agar dirinya dapat seperti ini secara terus menerus. Sadar akan tingkat khayalannya yang tinggi, Baekhyun segera memukul pipinya pelan untuk membuatnya tersadar. Dan bergegas menuju kamar mandi karna waktu sudah menunjukan pukul enam pagi.

*

Chanyeol terbangun kala indra penciumannya menangkap wangi makanan yang membuat perutnya tergoda. Begitu matanya terbuka, sebuah senyuman mengembang di wajahnya. Itu pasti ulah Baekhyun yang sibuk membuatkan sarapan pagi untuknya. Lantas ia segera bergegas untuk menuju dapur.

"Kau memasak apa?" tanya Chanyeol dengan suara yang sangat khas bangun tidur membuat Baekhyun terlonjak kaget.

Baekhyun menetralkan detak jantungnya yang hampir saja terjatuh itu. Ia segera membalikan tubuhnya setelah mematikan kompor dan tersenyum pada Chanyeol. Seketika saja, bayang-bayang wajah Chanyeol yang menggemaskan saat terlelap terlintas kembali di pikirannya.

"Kau menertawaiku ya?" tanya Chanyeol dengan bibir yang dipoutkan.

Baekhyun terkekeh sebagai jawaban. Chanyeol di hadapannya sangat-sangat berbeda. Duh, Baekhyun jadi ingin membawanya pulang. eh?

"Tidak," elak Baekhyun cepat, "Hanya saja, wajahmu lucu," sambungnya.

Chanyeok kembali mempoutkan bibirnya, kemudian ia menidurkan kepalanya di meja makan; percis seperti anak kecil yang tidak diberi balon, "Aku tidak sedang melucu, Baek," kesalnya yang malah terdengar seperti rengekan di telinga Baekhyun.

Ingatkan Baekhyun untuk tidak khilaf dan mencium lelaki tinggi di hadapannya itu. "Baiklah. Berhenti merajuk dan makan sarapanmu, Yeol."

Seakan tuli, Chanyeol malah meniupkan poninya dengan kepala yang masih ditidurkan.

"Astaga Yeol. Apa kau masih jengkel karna aku bilang lucu?" tanya Baekhyun berusaha membujuk Chanyeol.

Chanyeol tetap terdiam. Ia memang tengah merajuk saat ini. Ya meskipun perutnya sudah meronta meminta diisi makanan, tetapi ia tetap dalam pendiriannya. Sebenarnya, ini bukan gaya Chanyeol banget! Merajuk dan merengek seperti anak kecil.

"Baiklah jika kau tidak ingin sarapan. Aku bisa memberikannya pada tetangga sebelah," balas Baekhyun dengan tersenyum menyakinkan. Boro-boro memberi tetangga makanan, menyapa saja tidak pernah.

Chanyeol mau tidak mau terbangun dan bangkit meraih sepiring menu sarapan untuknya itu. "Dasar tidak peka!" ujarnya kesal dengan mulut yang penuh karna makanan.

Sementara Baekhyun, hanya bisa tersenyum tipis dengan debaran yang tidak bisa berhenti. Meski raut ketakutan dan kecemasan terlihat jelas di wajahnya, tapi ia tetap menyakinkan diri bahwa Chanyeol akan bersikap seperti ini terus padanya.

Marriage not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang