Baekhyun menyesap kembali minuman dihadapannya sambil matanya terus memperhatikan sebuah gedung pencakar langit di sebrang jalan. Hingga akhirnya, seseorang yang selalu ditunggunya berjalan keluar meninggalkan gedung. Seseorang yang mempunyai tinggi lebih dan wajah tampan. Benar, itu Park Chanyeol. Katakan saja jika Baekhyun ini adalah penguntit yang setia, tentu, karena Baekhyun sudah melakukan ini semua sejak satu tahun yang lalu meski kegiatan menguntitnya harus berhenti beberapa bulan. Dan yang pasti, ini semua tidak diketahui oleh Chanyeol, termasuk identitasnya.
Baekhyun sendiri sebenarnya masih sedikit tidak percaya bisa melihat kembali sunbaenimnya dulu, hal ini tentu tak luput dari ajakan teman kantornya untuk datang ke café ini meski jaraknya cukup jauh dari tempatnya bekerja, dan Baekhyun sangat berterimakasih untuk itu. Karena itulah, Baekhyun selalu datang ke tempat ini saat jam makan siang tiba.
Baekhyun tidak bisa berbohong, ketika jantungnya berdegup kencang lagi saat melihat Chanyeol pertama kalinya setelah bertahun-tahun. Dan Baekhyun sangat yakin, bahwa ia kembali jatuh pada lelaki tinggi itu. Misi menguntitnya berjalan dengan lancar setiap harinya, sampai suatu hari, ketika Baekhyun memasuki café, ia justru mendapati Chanyeol tengah bersama dengan seorang lelaki manis, posisi keduanyapun begitu intim. Saat itu juga, Baekhyun tidak pernah mendatangi café, dan berusaha melupakan seorang Park Chanyeol.
"Baekhyun."
Sentakan suara seseorang yang terdengar begitu berat mampu membuyarkan semua lamunan Baekhyun.
"C..hanyeol?" Baekhyun menelan salivanya tidak percaya melihat sosok sang pujaan tepat dihadapannya.
"Kau sedang apa?" tanya Chanyeol dengan satu ujung bibirnya yang terangkat. Ia seraya mendudukan dirinya tepat di hadapan lelaki mungil itu.
Baekhyun mengatur nafasnya agar dibuat setenang mungkin. "Aku? Hanya makan siang, ya begitulah." Dan Baekhyun merutuki jawabannya karna itu terdengar sangat gugup dan canggung.
"Benarkah? Tapi sedaritadi aku perhatikan, kau hanya memandangi kantorku dengan minuman yang kau isap secara terus menerus." ujar Chanyeol terdengar seperti ledekan dan ambigu.
Baekhyun menundukan kepalanya untuk menutupi semburat merah di pipi gembulnya itu. Ia begitu malu, sungguh. Pertama, Chanyeol menangkap basah dirinya yang memperhatikan Chanyeol dan kedua, kata-kata Chanyeol yang terdengar ambigu. Heol, ia sudah berumur dua puluh dua tahun, dan tentu ia mengerti hal-hal seperti itu.
"Ah benarkah? Jadi itu kantormu? Wah itu sangat keren sekali!" ujar Baekhyun dengan menggebu, meski rona merah itu tak juga hilang.
Chanyeol tersenyum simpul mendengar penuturan Baekhyun yang kentara sekali berbohongnya, ia tentu tahu lelaki manis itu memperhatikannya tetapi ia tidak ingin membuat lelaki manisnya itu bertambah merona. Jujur, segala kepenatannya di kantor seketika menghilang begitu melihat wajah lelaki manis dihadapannya. Chanyeol sangat berterimakasih pada kakinya yang tiba-tiba saja melangkah menuju café ini, dan membuatnya bertemu Baekhyun kembali setelah satu hari yang lalu meresmikan pernikahan gila mereka.
"Kau, bekerja?" tanya Chanyeol dengan menatap mata puppy lelaki dihadapannya itu. Satu fakta yang harus kalian tahu; Chanyeol sangat menyukai mata itu.
Baekhyun lagi-lagi harus menetralkan kembali jantungnya setelah mendengar pertanyaan Chanyeol, meski itu hanya pertanyaan biasa, tetapi entah mengapa detak jantungnya tidak bisa untuk biasa. "Ya.."
Chanyeol menganggukan kepalanya, meski tidak percaya bahwa ia baru saja melontarkan pertanyaan membodohkan kepada Baekhyun.
Baru saja Baekhyun ingin melontarkan sesuatu, tapi tiba-tiba..

KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage not Dating
Fanfic[MPREG/END] Chanyeol adalah seorang pemimpin di perusahaan milik keluarga Park. Tetapi semua kejayaan akan perusahaannya, harus dirinya dapatkan dengan mengorbankan hati dan perusahaannya. Sampai akhirnya, Chanyeol berhadapan dengan kata Perjodoha...