Baekhyun meninggalkan kantor Chanyeol dengan air mata yang berjatuhan. Dalam hati, ia tidak berhenti bersumpah-serapah untuk Sora, si wanita jalang itu. Seharusnya Chanyeol mengejar Baekhyun dan menjelaskan semuanya. Tetapi lelaki itu memilih menetap di sana bersama wanita sialan itu. Mengingatnya, Baekhyun menjadi ingin mencabik wajahnya.
"Astaga, kenapa aku malah seperti psikopat?" gumam Baekhyun di dalam taksi. Ia memutuskan untuk kembali ke apartement daripada kembali ke rumahnya. Jika Baekhyun pulang ke rumah dengan keadaan yang seperti ini, yang ada Ibunya tidak akan membukakan pintu masuk.
"Baby, saat besar nanti kau jangan seperti Appa-mu, ne?" Baekhyun mengelus perutnya pelan dan terkekeh. Tangis Baekhyun sudah berhenti meski sesekali isaknya masih terdengar. Baekhyun teringat jika dirinya harus mengontrol emosinya dan juga dirinya tidak boleh terlalu lelah serta memikirkan banyak masalah. Itu sangat tidak baik untuk kandungannya.
Se-sampainya di apartement, Baekhyun segera membasuh wajah dan memilih menonton tv seraya menunggu Chanyeol pulang. Baekhyun harus percaya jika suaminya itu tidak memiliki hubungan apapun dengan Sora. Jika mereka benar-benar selingkuh, seharusnya mereka bertemu di tempat sepi dan tidak banyak rekan kerja yang melihat. Tetapi Chanyeol tidak melakukan hal itu, sehingga kepercayaan Baekhyun sedikit meningkat.
"Baiklah, tidak ada salahnya percaya pada Chanyeol." Baekhyun menyemangati dirinya sendiri.
....
Sudah pukul delapan malam. Dan Chanyeol belum juga pulang. Seketika, rasa khawatir dan cemas mulai menggerogoti hati Baekhyun. Pikiran negative kembali memenuhi isi kepalanya.
"Bagaimana jika Chanyeol benar-benar selingkuh?" lirihnya. Televisi sudah dirinya matikan sejak tadi, bahkan Baekhyun tidak berniat menyalakan lampu di ruang utama.
Selanjutnya, Baekhyun justru menangis secara spontan. Emosinya yang tidak stabil, menyebabkan dirinya mudah sekali menangis.
Pikiran Baekhyun sudah sepenuhnya di penuhi oleh bayangan-bayangan buruk tentang suaminya. Akal pikirannya berkata jika Chanyeol tengah memadu kasih dengan Sora-Sora itu. Tetapi, hatinya justru yakin jika Chanyeol sudah berubah dan mereka tidak ada hubungan apa-apa.
Memikirkannya, tangis Baekhyun justru semakin kencang. Hingga terlalu lelah, Baekhyun akhirnya tertidur di atas sofa.
***
Pukul setengah sepuluh malam, dan Chanyeol baru sampai di apartement dengan keadaan lelah. Ia baru saja tiba setelah seharian ini mengecek proyek perusahaannya di lapangan. Meski Chanyeol terlihat fokus saat bekerja, tetapi pikiran lelaki tinggi itu tetap tertuju pada Baekhyun yang tidak bisa dirinya hubungi sejak tadi.
Chanyeol sudah merengek pada Jongin untuk meminta pulang lebih awal, tetapi lelaki berkulit tan itu melarangnya karna pemilik Perusahaan Jepang yang menaruh investasi tertinggi pada proyek ini datang. Jadilah, Chanyeol hanya bisa berdoa dalam hati berharap lelaki manisnya baik-baik saja.
"Sayang?" ujar Chanyeol ketika memasuki apartementnya.
Suasana apartement terlihat sunyi dengan lampu yang seluruhnya padam. Chanyeol menjadi panik, dan mencoba menyalakan saklar lampu.
"Astaga, Baekhyun!" serunya saat mendapati lelaki manisnya itu tertidur meringkuk di atas sofa dengan keadaan tidak baik-baik saja. Wajahnya terlihat kusam dengan mata sembab dan jejak air mata yang masih tersisa di pipinya.
"Sayang, bangun," bisiknya seraya menggoyangkan badan Baekhyun secara pelan. Chanyeol menghapus jejak air mata itu dan mengelus surai hitamnya secara lembut.
Baekhyun mengerjapkan matanya ketika sebuah suara mengganggu aktivitas tidurnya. Sadar jika Chanyeol-lah yang membangunkannya, Baekhyun segera bangkit dan menjauh dari Chanyeol.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage not Dating
Fanfiction[MPREG/END] Chanyeol adalah seorang pemimpin di perusahaan milik keluarga Park. Tetapi semua kejayaan akan perusahaannya, harus dirinya dapatkan dengan mengorbankan hati dan perusahaannya. Sampai akhirnya, Chanyeol berhadapan dengan kata Perjodoha...