D U A

26.5K 2.7K 293
                                        

Chanyeol berjalan meninggalkan kafe dengan kepala yang sedikit pening. Masalah baru kembali datang kepadanya, dan membuatnya sedikit dilema. Apalagi jika bukan masalah kekasihnya, Kyungsoo, lelaki manis itu memintanya untuk menikahinya secepatnya. Heol, itu sangat mendadak dan terlalu terburu. Bahkan untuk menikahi Baekhyun saja belum terlaksanakan.

Chanyeol sejak tadi hanya menundukan kepalanya, tidak lupa kacamata hitam yang wajib dipakainya dan wajah flatnya. Well, ia cukup terkenal di negri gingseng ini sebagai CEO termuda dan tersukses. Oh jangan lupakan, para wanita yang memujanya dengan tatapan berbinar, dan para wartawan yang mengejarnya secara menerus. Chanyeol harus menghindari dua makhluk itu, oke.

"Chanyeol!"

Teriakan seseorang yang Chanyeol yakin adalah perempuan terdengar begitu memekik telinganya, membuatnya meringis dan mengusap telinganya pelan seraya menolehkan kepalanya.

"Luhan noona?" ujar Chanyeol dengan raut wajahnya yang bingung. Pasalnya, setahu dirinya, perempuan yang menjadi kakaknya itu tengah pergi honeymoon bersama suaminya, Oh Sehun.

"Kau tambah tinggi saja, jerapah." Ledeknya ketika sudah sampai dihadapan Chanyeol, meski nafasnya masih terengah, Luhan tidak bisa untuk tidak meledek adiknya itu.

"Noona kenapa bisa ada disini? Bukankah noona tengah honey-"

Pletak..

"Aduh noona, kenapa memukul kepalaku?" ringis Chanyeol ketika mendapat satu jitakan di kepalanya, well.. itu cukup keras dan menyakitkan.

Luhan mengibaskan tangannya di depan wajah Chanyeol, "Kau bertanya hal bodoh, makanya aku beri pukulan." ujarnya. Ia memang baru saja tiba dari pulau jeju kemarin sore bersama suaminya.

Chanyeol hanya meringis sambil mengusap kepalanya.

Luhan karna kesal, lantas segera masuk ke kantor adiknya itu. Meninggalkan lelaki tinggi itu di depan lobby. "Yak, noona! Kau mau apa?"

Hancur sudah perusahaannya.

*

Baekhyun melirik kembali arlojinya. Dan seketika matanya membulat tekejut ketika waktu sudah menunjukan pukul setengah tiga sore. Oh, bahkan jantungnya berdegup dengan kencang saat ini. Dengan cepat, ia membereskan berkas-berkasnya dengan hati-hati. Ia sudah izin pada bosnya untuk pulang cepat hari ini.

"Baekhyun?" suara halus dan terkesan berat menghentikan pekerjaan Baekhyun sesaat.

"Kris sajangnim?" kaget Baekhyun, kemudian dengan cepat membungkukan badannya sebagai formalitas. Baekhyun memang dikenal akan kesopanannya.

"Apa kau ada waktu?" tanya Kris dengan senyum tipis. Menurutnya, Baekhyun termasuk pegawai yang mentaati peraturan. Tidak pernah terlambat dan selalu menyelesaikan tugasnya tepat waktu.

Baekhyun mengecek lagi arlojinya, "Maaf Kris sajangnim. Hari ini aku ada janji dengan orang tuaku, mungkin lain waktu kita bisa bicarakan lagi." tolaknya lembut dengan sejuta perasaan tidak enaknya.

"Ahh.. aku lupa. Kau izin untuk pulang lebih awal. Apa kau ingin pulang?" tanyanya lagi dengan senyuman. Lelaki mungil dihadapannya hanya mengangguk.

"Ayo aku antar, kebetulan seluruh tugasku sudah selesai."

"Dan aku tidak menerima penolakanmu, Byun." sambungnya cepat sebelum lelaki manis itu melontarkan penolakan.

Baekhyun tersenyum kikuk dengan atasannya ini, ia meringis sebentar sebelum akhirnya menyambar tasnya dan mengikuti langkah Kris ke parkiran. Dan jangan lupakan, tatapan teman-temannya yang iri dengan kedekatan mereka.

Marriage not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang