E M P A T

21.6K 2.3K 207
                                        

"Eoh?" kaget Baekhyun seraya mengucek matanya. Dahinya mengkerut ketika mendapati dirinya di atas ranjang lengkap dengan pakaian kantornya. Ia mencoba untuk mengingat kembali kejadian kemarin malam, namun mungkin karna efek kelelahan, ia tidak bisa mengingatnya. Maka ia memutuskan untuk mandi dan bergegas untuk bekerja.

"Loh, Baekhyun?" kaget Nyonya Byun ketika melihat penampakan anaknya yang tengah menuruni tangga dengan pakaian kantor yang rapih.

Baekhyun menautkan kedua alisnya bingung, "Kenapa?"

"Ah, eomma lupa memberitahumu. Hari ini kau akan pergi ke butik bersama Chanyeol. Kau harus fitting baju untuk besok. Tenang saja, butik itu milik noonanya Chanyeol." jelas Nyonya Byun sembari menyeret anaknya untuk duduk.

Baekhyun membulatkan matanya tak percaya. Ia cukup tahu banyak seputar kakak perempuan Chanyeol itu. Ia seorang penguntit setia Park Chanyeol, jika kalian lupa. Dan Baekhyun tak bisa menampik jika ia cukup senang akan bertemu kakak iparnya itu.

"Ehm, tapi aku harus pergi bekerja, eomma." elaknya meski hatinya tidak menginginkannya untuk berkata seperti itu.

"Eomma sudah menelfon atasanmu, dan ia mengijinkannya."

Baekhyun memandang jengkel Ibunya itu. Tetapi seketika raut wajahnya menjadi berubah ketika mengingat suatu hal, "Oh ya, eomma. Bagaimana bisa aku di kamar?"

Nyonya Byun tertawa kecil, "Chanyeol mengantarmu pulang semalam, bahkan ia membawamu ke kamar ketika kau tertidur di mobilnya. Apa kau tidak mengingatnya?"

"Astaga, ini sangat memalukan! Pasti wajahku sangat terlihat jelek ketika tidur," ujar Baekhyun dengan wajahnya yang memerah. Jika boleh jujur, ia sangat senang dengan sikap baik Chanyeol.

"Sudah cepat ganti baju! Kau harus terlihat cantik dihadapan suamimu," goda Nyonya Byun yang seketika membuat wajah Baekhyun bertambah merah. Baekhyun bahkan tidak pernah membayangkan akan mempunyai seorang suami seperti Park Chanyeol, ya meskipun pernikahan ini tidak pernah sekalipun Chanyeol inginkan.

"Yak!" kesal Baekhyun dan berlalu menuju kamarnya. Demi Tuhan! Ini hanya sebuah perjodohan . . .

*

Chanyeol memandang kesal Ibunya itu yang tengah memasak di dapur apartementnya. Tentu ini semua karna waktu tidurnya yang diganggu oleh Ibunya itu. Ayolah, bahkan ia baru tertidur pukul dua dini hari tadi setelah menghabiskan malamnya yang panjang bersama Kyungsoo. Ia bahkan tidak bisa mengantar lelaki manisnya itu untuk pulang karna dirinya yang terlewat teler. Dan lagi, Kyungsoo tidak mau untuk menginap di apartement lelaki tinggi itu, karna Nyonya Park akan selalu datang di pagi hari.

Chanyeol juga harus extra bersabar dan menerima nasib, ketika lagi-lagi Ibunya itu menyuruhnya untuk menjemput Baekhyun. Bahkan ia sedikit stress karna pukul sepuluh nanti ia mempunyai jadwal meeting terkait proyek barunya di London.

"Eomma, ayolah, Baekhyun sudah besar. Untuk apa aku menjemputnya?" rengek Chanyeol benar-benar seratus delapan puluh derajat berbanding terbalik dengan sifatnya yang dingin dan arogan di kantor.

"Kau akan pergi bersamanya, Chanyeol." jawab Nyonya Park seraya membalikan omeletenya itu dengan spatula.

Chanyeol mendengus kesal, "Apa-apaan! Aku tidak mau." tolaknya meski satu titik di hatinya ingin sekali menghabiskan waktu bersama dengan Baekhyun.

"Aish anak ini! Kau hanya perlu mengajaknya ke butik noonamu dan memilih pakaian yang cocok untuk pernikahan kalian esok," ujar Nyonya Park sedikit jengkel seraya ia menata sarapan pagi untuk anaknya itu. Chanyeol membulatkan bibirnya mengerti, ia bahkan tidak kepikiran bahwa pernikahan gilanya akan berlangsung besok.

Marriage not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang