Ps: 2k+ words lagi. Harap sedia kantong kresek, takutnya mual di jalan.
Helaan nafas lega terdengar keluar dari bibir manis Baekhyun. Lelaki manis itu memandang sendu Nyonya Park yang kini sudah terlelap diatas tempat tidurnya. Baekhyun yakin, mertuanya itu kelelahan akibat menangis sejak satu jam yang lalu. Well, Baekhyun sendiri tidak habis pikir oleh sikap Chanyeol yang menurutnya sudah melewati batas. Maka dari itu, Baekhyun berniat untuk menemui lelaki tinggi itu dan membicarakan perihal ini. Tidak perduli jika nantinya akan berakhir bentakan atau makian dari Chanyeol.
"Semangat, Baekhyun!" ujarnya menyemangati dirinya sendiri. Detik selanjutnya, tangannya mengetuk pintu kamar Chanyeol dengan sangat hati-hati. Baekhyun tidak bisa untuk seenaknya saja keluar masuk kamar itu; mengingat sifat Chanyeol yang begitu kasar.
Lima menit berlalu dan pintu tak kunjung terbuka. Lantas perasaan khawatir dan pikiran buruknya terlintas di kepala Baekhyun. Akhirnya, Baekhyun mengumpulkan keberaniannya untuk membuka pintu itu; yang beruntungnya tak terkunci sama sekali.
"Chanyeol!" pekiknya kaget saat menangkap sosok lelaki tinggi itu tengah berbaring di atas tempat tidur. Kondisinya bisa dibilang sangat kacau. Bulir-bulir keringat terlihat membasahi seluruh tubuhnya. Wajahnya pun ikut memucat seiring nafasnya yang memburu tidak tenang.
"Astaga! Badanmu panas sekali!" pekik Baekhyun saat telapak tangannya menyentuh dahi Chanyeol. Rasa panik itu mulai datang. Baekhyun menggigit jarinya saat berpikir mengenai langkah selanjutnya. Dan akhirnya ia memilih berlari menuju dapur untuk mengambil sebuah wadah kecil berisikan air hangat dan juga handuk kecil. Baekhyun berniat untuk mengompres lelaki itu.
"Kenapa kau bisa seperti ini, Yeol?" tanyanya sambil mengompres dahi kinclong itu dengan hati-hati. Seketika saja, Baekhyun tersadar jika wajah Chanyeol saat sakit beribu-ribu kali lebih tampan dari biasanya. Dan tiba-tiba saja nalurinya sebagai penguntit sejati bangkit kembali. Dengan berani, dirinya mengelus pelan pipi Chanyeol sampai ke rahang lelaki itu. Sekilas, perut Baekhyun mendadak geli dengan tindakan nekatnya itu sendiri.
"Aku rasa, aku mulai gila," ujarnya sendiri sambil menepuk pipinya yang bersemu merah. Astaga, Baekhyun tidak menyangka dirinya akan melakukan hal nekat di tengah situasi seperti ini. "Ah, lebih baik aku membuatkanmu bubur," sambungnya lagi seolah Chanyeol benar-benar mendengarnya berbicara.
Tapi, saat dirinya ingin meninggalkan lelaki tinggi itu, tiba-tiba saja langkahnya terhenti karna sebuah cekalan tangan besar. Seakan, tangan itu mencegahnya untuk pergi.
Chanyeol yang belum sepenuhnya tersadar, membuka matanya perlahan. "Jangan pergi, Kyungsoo-ah," ujarnya dengan sangat lemah.
Deg
Hati Baekhyun terasa seperti baru saja dipukul oleh palu godam, dan ditusuk beribu jarum. Baekhyun pikir, penderitannya akan segera berakhir, tapi ternyata tidak. "A..ku hanya ingin membuatkanmu bubur. Tidak akan lama," balasnya dengan suara serak dan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk matanya.
Chanyeol menatap Baekhyun dengan khawatir. Di pikiran lelaki itu masih sama, bahwa di depannya saat ini adalah Kyungsoo nya. "Kau.. menangis?" tanyanya seraya berusaha untuk menghapus jejak air matanya Baekhyun yang membasahi pipi.
Baekhyun menahan tangan besar Chanyeol. "Aku tidak akan lama," ujarnya kemudian meninggalkan Chanyeol yang masih terpaku.
Sesaat kemudian, Chanyeol tersadar. Sosok tadi bukanlah Kyungsoo, melainkan Baekhyun. Dan hari ini, dirinya membuat kesalahan lagi, lagi, dan lagi.
*
Baekhyun kini tengah menyiapkan bubur yang baru saja matang itu. Tangisnya tidak bisa berhenti sejak tadi. Sampai-sampai, tubuhnya harus bergetar akibat menahan suara isakan agar tidak terdengar oleh siapapun. Dan saat dirasa dirinya sudah selesai, ia membalikan tubuhnya untuk kembali menuju kamar Chanyeol.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage not Dating
Fanfiction[MPREG/END] Chanyeol adalah seorang pemimpin di perusahaan milik keluarga Park. Tetapi semua kejayaan akan perusahaannya, harus dirinya dapatkan dengan mengorbankan hati dan perusahaannya. Sampai akhirnya, Chanyeol berhadapan dengan kata Perjodoha...