Baekhyun POV
Aku tidak menyangka jika takdir kembali mempermainkanku dan seakan mencoba menantangku dengan cobaan yang terus berdatangan.
Aku hamil.
Ya, aku hamil anak Chanyeol.
Aku tidak mengerti bagaimana bisa seorang laki-laki sepertiku mempunyai kelebihan untuk mengandung. Yang jelas, dokter hanya berkata jika memang ada sekitar satu persen laki-laki di dunia yang mempunyai keistimewaan seperti diriku.
Aku terkejut saat aku baru membuka kedua mataku dan mendapati diriku berada di ruangan yang aku yakin rumah sakit. Aku semakin terkejut ketika mendapati ekspresi kedua orang tuaku yang tidak bisa aku baca. Aku bertanya pada mereka tentang keadaanku, dan lebih mengejutkan lagi, mereka berkata jika aku hamil.
Aku tidak tahu harus senang atau sedih dengan kelebihanku ini. Ternyata, keanehan pada diriku selama ini karna adanya nyawa si kecil di dalam perutku. Pantas saja, nafsu makanku bertambah dan perutku sedikit membesar. Karna nyatanya, aku tengah mengandung selama delapan minggu.
Dan aku juga tidak tahu menahu soal Chanyeol. Entah lelaki itu tahu akan keadaanku atau tidak. Tapi yang jelas, aku sedikit takjub dengan spermanya yang sekali keluar dapat membuatku hamil.
**
Aku saat ini tengah menonton televisi sambil menyantap buah yang Ibuku sajikan. Aku masih di rumah sakit dan ini adalah hari kedua aku berada disini. Dokter bilang, aku sedikit kekurangan gizi dan vitamin dan aku harus menstabilkan kembali kondisi tubuhku kalau aku ingin anakku baik-baik saja.
"Baekhyun, eomma tahu, kau tidak suka dengan topik pembicaraan ini. Tapi, ini sangat penting," ujar Ibuku tiba-tiba membuka suara. Aku mengalihkan pandanganku sepenuhnya pada Ibuku. Menunggu kelanjutan pembicaraan yang aku yakin sangat serius.
"Kau tahu, bukan? Kau saat ini tengah mengandung. Dan tentu kau tahu siapa Ayah dari anakmu. Eomma yakin kau pasti bisa menghidupkan dirimu dan anakmu tanpa seorang Chanyeol. Tapi, anakmu nanti pasti sangat butuh kasih sayang dari seorang Ayahnya."
Aku terkejut mendengar penuturan Ibuku. Ia membawa nama Chanyeol dalam obrolan kali ini. Nama yang selama ini aku hindari, bahkan aku berusaha menutup telingaku saat nama itu terdengar.
"Eomma juga tahu, kau seorang laki-laki. Tapi anakmu akan tetap memanggilmu seorang Ibu karna kau yang melahirkannya. Dan anakmu juga butuh seorang Ayah yang dapat melengkapi beribu kasih sayang yang didapatinya. Bagaimana jika anakmu nanti bertanya kemana Ayahnya? Apa kau akan berubah dalam sekejap menjadi seorang Ayah? Tentu tidak, Baekhyun."
Ibuku menghela nafasnya, kemudian tersenyum. "Eomma tanya sekali lagi, apa kau serius dengan keputusanmu itu? Kau tidak boleh egois, kau adalah calon seorang Ibu. Dan kau juga harus memikirkan nasib anakmu nanti."
Satu titik di hatiku seperti terketuk dan perlahan merobohkan tameng yang selama ini kubuat untuk menghindari Chanyeol. Ucapan Ibuku sepenuhnya benar, dan aku tidak bisa mengelaknya.
"Jawab eomma, Baekhyun. Apa kau yakin dengan keputusanmu?" ulangnya membuatku sepenuhnya tersadar dan menghadapi kenyataan kembali.
Bibirku terasa kelu dan suaraku seketika sulit ditemukan. Aku berdehem untuk mengembalikan suaraku. Air mataku sudah dipelupuk karna memikirkan kembali hidupku yang penuh masalah ini. Selanjutnya, aku hanya bisa menggelengkan kepala sambil menunduk. "A..ku tidak tahu, eomma." balasku dengan suara serak.
Detik selanjutnya, aku hanya mendengar suara langkah pergi yang kuyakin Ibuku. Meninggalkanku yang tengah menangis hebat bersiteru dengan suara televisi yang sama sekali tidakku hiraukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage not Dating
Fanfiction[MPREG/END] Chanyeol adalah seorang pemimpin di perusahaan milik keluarga Park. Tetapi semua kejayaan akan perusahaannya, harus dirinya dapatkan dengan mengorbankan hati dan perusahaannya. Sampai akhirnya, Chanyeol berhadapan dengan kata Perjodoha...