Baekhyun POV
Pukul 07.00 KST.
Dan aku baru saja terjaga dari tidur panjangku yang lelap. Dengan mata terpejam, aku mencoba meraba ranjang sebelahku, tetapi yang aku dapati hanya kekosongan. Aku segera membuka kedua mataku dan terbangun. Wajahku sudah sepenuhnya terkejut dan pandanganku segera menyapu keseluruh ruangan. Aku mencari seseorang, suamiku, Chanyeol. Seingatku, lelaki tinggi itu tertidur tepat disebelahku sambil memeluk diriku sepanjang malam. Aku bahkan masih merasakan kecupan hangatnya di dahiku. Tunggu.. apa itu semua hanya ilusi atau mimpi ku semata?
Aku tertawa miris. "Oh betapa menyedihkannya aku." gumamku dengan air mata sudah berbondong-bondong untuk terjatuh. Aku sendiri tidak tahu, mengapa emosiku menjadi meledak-ledak seperti ini.
Memikirkannya, tangisku benar-benar pecah dengan isakan keras. Aku tidak ingin menahannya seperti sebelumnya karna hal itu berujung membuat dadaku sesak. Aku terlalu lelah menghadapi kenyataan sementara di alam mimpiku kehidupan indah selalu menyambutku. Aku jadi berpikir untuk tidur saja selamanya.
"Hikss.." Aku menenggelamkan kepalaku pada bantal sehingga suara isakanku sedikit teredam. Aku takut jika suara tangisku terdengar oleh tetangga sebelah, dan mereka mengira aku adalah korban kekerasan.
"Baekhyun?"
Hatiku seperti tersentak dan tubuhku seperti menegang untuk beberapa detik saat mendengar suara baritone yang sangat aku kenal dan aku rindukan itu. Segera, aku menggelengkan kepalaku untuk menghilangkan segala khayalan babuku. Air mataku semakin deras karna menyadari betapa menyedihkannya aku yang sebentar lagi akan melangkah ke rumah sakit jiwa.
"Hey, Sayang.."
Suara itu terdengar lagi! Bahkan kali ini disertai guncangan lembut seakan mencoba menyadarkanku. Aku mengangkat kepalaku begitu guncangan itu semakin terasa nyata. Mata sembabku membelalak saat aku melihat wajah Chanyeol di depanku dengan raut cemas dan khawatirnya.
"Ch..anyeol?" lirihku. Tanganku terangkat untuk menyentuh pipinya. Ini nyata! Aku dapat merasakan lembutnya pipi suamiku. Untuk lebih menyakinkan, aku segera melayangkan cubitan sedikit keras pada pipinya.
"Ahh., Baek. Kenapa kau menyubit pipiku?" ujarnya segera mengusap pipinya yang terasa panas. "Ini benar aku, Chanyeol. Kau sama sekali tidak sedang berhalusinasi atau berkhayal." Sambungnya.
"K..au serius? Ini benar-benar Chanyeol?" yakinku. Aku terlalu takut jika itu hanya ilusi yang kapanpun bisa hilang.
Selanjutnya, aku justru merasakan benda hangat menempel pada bibirku. Aku terkejut karna Chanyeol tidak hanya mengecupnya melainkan juga menciumnya dengan panas. Aku memejamkan mataku dan menikmati ciumannya.
"Sekarang, apa kau masih tidak yakin jika aku Chanyeol?" tanyanya dengan suara serak menatapku dalam.
Jantungku sudah tidak dapat dikatakan baik-baik saja. Perutku seperti ada sesuatu yang menggelitik begitu Chanyeol melepas ciumannya. "Ch..anyeol." lirihku.
Chanyeol tersenyum dan mengelus suraiku. "Maafkan aku, seharusnya aku bisa menahan emosiku." Ujarnya.
Aroma maskulin yang tercium olehku, terasa memabukan dan aku tidak bisa mengelak jika aku sangat menyukai wangi parfumenya.
"T..idak Chanyeol ah, aku yang salah. Aku terlalu kekanakan dan tidak mau mendengarkan penjelasanmu." Ujarku setelah berhasil mendapatkan suaraku yang sempat hilang.
Chanyeol menggeleng dan tersenyum. "Kita berdua salah. Dan bagaimana jika kita mengulang semuanya dari awal?"
Aku tersenyum dan mengangguk. Chanyeol memelukku erat dan menggumamkan kata terimakasih. Tapi untuk sepersekian detik, aku memikirkan hubungan Chanyeol dengan Sora. Aku ingin bertanya padanya tetapi aku tidak ingin merusak moment manis ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage not Dating
Fanfic[MPREG/END] Chanyeol adalah seorang pemimpin di perusahaan milik keluarga Park. Tetapi semua kejayaan akan perusahaannya, harus dirinya dapatkan dengan mengorbankan hati dan perusahaannya. Sampai akhirnya, Chanyeol berhadapan dengan kata Perjodoha...