Ketika Audrey turun dari tangga karna bosan di kamar, terlihatlah Karevan sedang duduk di sofa, senyum-senyum sendiri dengan ponsel sampai melupakan televisi yang dari tadi menyala. Audrey duduk di samping sang kakak sambil mencomot keripik ketela dari atas meja. "Kak, lagi chatan sama siapa sih? Kayaknya seru banget sampai gue nggak dilirik sama sekali."
Karevan terkekeh sambil mengusap puncak kepala sang adik. "Kamu laper? Tuh, Bibi udah masakin."
Audrey menggeleng. "Nanti aja," Karevan pun mengangguk kemudian membalas pesan yang kini kembali masuk ke ponselnya. "Kak, sekarang Audrey punya temen loh!"
Karevan terdiam sejenak. Ditatapnya Audrey dengan lekat. "Cowok lagi?"
"Enggak," jawab Audrey sambil menggeleng. "Eh, tapi iya juga sih."
"Maksudnya gimana?"
"Jadi tuh, Audrey ketemu cewek. Namanya Michelle. Waktu itu di toilet, dia nyamperin aku. Kita cerita-cerita deh dari situ. Terus, Audrey dikenalin ke temen-temennya. Mereka sahabatan, seru banget deh, Kak. Bertujuh, ada tiga laki-laki, friendship banget!" Jelas Audrey antusias.
Karevan tersenyum seraya melepas napas lega, bersyukur karna Audrey mau membuka ruang untuk orang baru. "Main-main kesini biar Kakak tahu."
"Siap!" Audrey tersenyum senang. Dia mengoceh ini itu. Memberitahu seberapa serunya punya teman baru. Namun, Karevan tidak merespon. Audrey mendengus. "Lo dengerin gue nggak sih?! Emang, lagi chatan sama siapa, coba?!"
Karevan nyengir. Kalau adik semata wayangnya itu telah memanggil lo-gue, pertanda ia tengah jengkel luar biasa. "Kepo. Udah sana belajar."
Audrey yang merasa kehadirannya ditiadakan, beranjak pergi sambil merutuk. Entahlah, chatting dengan Rachel membuat Karevan lupa dunia. Belakangan ini, ia sering memikirkan gadis itu. Mulai dari suara, tawa, sampai pipinya yang memerah ketika digoda. Ah, pokonya besok ia akan menemui Rachel!
🥀
Setelah latihan, Aldi dan teman-temannya menuju kantin karna lapar juga haus. Mereka duduk disalah satu meja kosong, kemudian Nando bergerak untuk memesan, "Bakso semua 'kan?"
"Jangan lupa punya gue dikasih bawang gorengnya yang banyak," kata Fian sambil mengeluarkan ponselnya. "Awas aja pakek kecap, tampol lo."
Setelah Nando berlalu, Aldi bangkit untuk membeli air mineral dingin. Di box terbuka warna merah itu tinggal satu. Ketika Aldi akan meraihnya, tangan seseorang juga melakukan hal yang sama. Ia menoleh, untuk kemudian terlihatlah wajah.. "Rachel,"
"Kak Al?"
"Buat kamu aja."
Rachel menggeleng. "Jangan, Kak Aldi aja. Kan capek habis latihan. Aku mah ada, sisa sedikit di tupperware. Beneran deh nggak papa."
Aldi tersenyum kemudian mengacak rambut gadis itu pelan, mau tak mau membuat Rachel teringat Karevan yang suka sekali melakukan hal tersebut. "Udah makan?"
Rachel mengangguk cepat. "Habis banyak tadi, hehehe."
"Pantesan ini gede," kata Aldi untuk kemudian mencubit gemas pipi Rachel. Gadis itu sempat tertawa sebelum akhirnya ditarik Aldi karna hampir ditabrak oleh siswa yang lari-lari. "Kaget, ya? Minum dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rachel (SELESAI)
Teen Fiction[Jangan lupa follow dulu yaa] Ketika bibir susah berkata, ada hati yang senantiasa bicara. Cinta bukan melulu bahagia, itu cuma kiasan dari hubungan yang baru di mulai. Semesta tidak segampang itu memberi izin dua insan punya tuju, ada luka yang sej...