"Taehyung-ah, bukalah pintunya. Biarkan aku mengobati lukamu." ucap Sana sudah berulang kali menekan bel pintu kamar Taehyung.
"Taehyung-ah. Aku tahu kau didalam, tapi aku tidak mengerti kenapa kau menjauhiku dan Jungkook. Beritahu kesalahan apa yang kami buat." ucap Sana dengan nada yang sedikit memohon.
"Bukalah pintunya Taehyung-ah, aku hanya ingin mengobati lukanya, aku juga belum mengucapkan terimakasih padamu." sama sekali tidak ada jawaban dari dalam kamar Taehyung.
"Baiklah, aku tidak akan mengganggumu lagi, terimakasih atas bantuannya tadi." ucap Sana menyerah. Ia meninggalkan kantung plastik yang berisi obat yang sengaja ia beli pada saat perjalanan pulang tadi di gagang pintu kamar Taehyung sebelum dirinya kembali menuju kamar.
Sedangkan Taehyung didalam sedang duduk disofa menatap kosong ke arah lengannya yang lecet mendengar perkataan Sana yang sedari tadi berdiri di depan kamarnya.
Sebenarnya ia tidak berusaha untuk menjauhi Sana maupun Jungkook hanya saja masalahnya adalah Taehyung juga menyukai Sana. Ia memang bukan yang lebih dulu menyukainya, tapi Sana adalah orang yang mengerti dirinya selama ini.
"Mianhae Sana-ya. Kau seharusnya berhenti bersikap baik padaku, itu hanya akan membuatku sulit melupakanmu. Melihatmu sekarang bersama seseorang yang baru saja aku percayai, itu begitu menyakitkan. Kau dan Jungkook adalah orang pertama yang membuatku merasa nyaman."
Taehyung menundukan kepalanya, dalam hatinya sangat terasa kerinduan akan Sana. Tapi kini ia tidak bisa sering bertemu dengannya karena saat melihat Sana dan Jungkook hati Taehyung sangat terluka, bahkan lukanya lebih menyakitkan dan perih daripada luka yang ada di lengannya saat ini.
****
"Apa kau serius akan mengajakku ke acara besar begitu?" ucap Sana begitu Jungkook memberitahukan bahwa dirinya akan mengajak Sana ke salah satu acara penghargaan.Kini Sana sedang berada di kamar Jungkook, dengan tidur dipangkuannya. Jungkook baru saja pulang dari schedule nya dan menyuruh Sana untuk datang ke kamarnya.
"Eung. Aku sudah bilang pada agensiku dan mereka tidak keberatan."
"Tapi untuk apa aku kesana Jungkook-a."
"Menemaniku, tentu saja. Bersiaplah besok kita akan berbelanja untuk acara lusa. Jadi sebaiknya sekarang kau tidur dan beristirahatlah. Ne?" ucap Jungkook membangunkan Sana ke posisi duduk.
"Eung baiklah. Kau juga pasti sangat lelah. Beristirahatlah chagi." ucap Sana berdiri membenahkan pakaiannya.
"Noona. Ini!" Jungkook memejamkan matanya dan menunjuk pipinya.
Sana tertawa kecil dan dengan cepat mengecup pipi Jungkook.
"Ahh aku akan mimpi Indah malam ini."
"Haha baiklah, annyeong."
Sana keluar kamar Jungkook dan kembali ke kamarnya. Sekolah ia melihat pintu Taehyung dan masih tergantung obat pemberiannya disana. Itu berarti Taehyung belum mengambilnya atau bahkan ia belum keluar kamar.
Sana masuk dan merebahkan badannya di atas kasur. Ia tersenyum sendiri membayangkan dirinya yang mengecup pipi Jungkook tadi.
"Ahh anak itu sangat menggemaskan. Aku rasa aku tidak hanya menyukainya yang diatas panggung, aku juga menyukai Jungkook seorang tetanggaku dan kini dia adalah kekasihku. Ahhh." Sana menendang-nendangkan kakinya ke udara.
"O dimana ponselku?" Sana berusaha menemukan ponselnya di saku dan juga seluruh permukaan kasurnya. "Ahh jangan-jangan tertinggal saat aku tiduran tadi."
Sana bangkit menuju kamar Jungkook untuk mengambil ponselnya.
"Jungkook-ah." ucap Sana saat ia menekan tombolnya tidak ada yang membuka pintunya. "Jungkook-ah, aku akan masuk untuk mengambil ponsel ku."
![](https://img.wattpad.com/cover/95235819-288-k18138.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Room 309 (Completed)
FanfictionThe Shilla Kondominium, Jung-gu, Seoul. Itulah alamat yang harus segera ditemukan oleh seorang Yeoja yang baru saja keluar dari bandara Incheon International. -Sana- "Coba perhatikan, dia selalu terlihat seksi dengan kepala terteleng membentuk sudu...