Sebuah ruangan yang di dominasi dengan warna gelap ini penuh dengan pajangan-pajangan lukisan abstrak. Sang pemilik mengatakan ia tidak suka memasang fotonya sendiri yang sangat diyakininya bahwa foto yang dia miliki adalah bukan dirinya sepenuhnya.
Sana duduk di sofa memperhatikan setiap sudut kamar idolanya itu, Jeon Jungkook. Entah apa yang dikatakan Momo benar bahwa dia menyelamatkan Negara di kehidupan sebelumnya, karena dia tidak pernah bermimpi bisa tidur dikamar idolanya sendiri.
"Orang ini sangat baik menjaga kamarnya. Lebih rapi dari kamarku, emmmh baiklah apa kita bisa mulai berkeliling?" Sana bangun dan melihat sekeliling kamar Jungkook.
"Wah anak ini, semua makanannya hanyalah makanan siap saji yang dibekukan, bagaimana bisa sehat. Coba lihat pizza beku, pasta, emmh minumannya pun penuh dengan soda. Ishh ishh, aku harus membiarkannya makan makanan rumah lain kali." ucap Sana begitu melihat isi lemari pendingin Jungkook.
"Wah kamar mandi ini. Coba lihat, kaca transparan. Uuuuu bagaimana ya saat dia mandi, emmmhhhaaa." ucap Sana berteriak kecil begitu melihat kamar mandi besar dengan kaca transparan. "Apa dia memilikinya? Poke poke ahh apa badannya six pack ? Ihihiihihi." Sana mulai membayangkan semakin jauh.
Sana berjalan mendekati wastafel dan melihat segala macam kosmetik dan alat mandi lainnya yang dimiliki Jungkook.
"Emmh untuk seorang namja yang tinggal sendiri dia sangat merawat wajahnya. Eii tentu saja, dia idol bukan."
Sana berjalan menuju ruang tamu yang belum sempat di perhatikannya lebih jauh. Di dekat sofa tadi ia melihat satu rak yang penuh dengan komik-komik Jepang koleksinya.
"Anak in benar-benar. Belajar tidak, baca komik iya. Aku yakin semua komik. Disini sudah ia baca semua."
Setelah Sana merasa cukup, ia berjalan mendekati kasur Jeon Jungkook dengan malu-malu.
"Ahhh jadi ini kasur yang sering di tiduri olehnya?" ucap Sana mengelus seprai putih di hadapannya sebelum menjatuhkan badannya dan memainkan kakinya ke udara.
"Ahhh aku tidur dikasur Jeon Jungkook! Emmmh apakah bisa kita selca sebagai kenang-kenangan?" Sana mengeluarkan ponselnya dan berselca ria menguasai kasur Jungkook.
Kegiatannya ia hentikan begitu melihat sebuah tempat kecil berisi pil putih di atas meja sebelah kasur Jungkook. Sana yang mulai penasaran mendekat dan mengambil obat itu.
"Obat apa ini? Semacam obat tidur. Apa dia mengkonsumsinya?" ucap Sana. "Ahh biarlah, baiklah apa sekarang waktunya untuk mimpi Indah? Aku sudah begitu lelah." ucap Sana menyimpan obat itu kembali dan membaringkan badannya.
"Apa yang dilakukan kedua namja itu? Aku yakin mereka sangat canggung sekarang. Hahaha tidak apa, ini bukan ide yang buruk. Anggap saja training pendekatan mereka." ucap Sana langsung menutup matanya terlarut.
****
Canggung? Yang benar saja. Kali ini Taehyung hanya fokus membereskan webtoonnya yang sudah lewat deadline. Sementara Jungkook yang tidak bisa tenang terus saja mengganggunya."Hyung, apa ini?"
"Hyung, apa kau punya cemilan?"
"Hyung, lihat ini!"
"Wahh hyung, gambarmu Bagus sekali."
"Hyung, apa ini?" ucap Jungkook saat ia membuka lemari pendingin Taehyung dan menemukan sekotak susu yang diatasnya ditempeli oleh sticky note.
Taehyung langsung saja berdiri merebut sekotak susu itu dan menutup tulisan yang tertera disana.
"Yak! Jangan pegang barangku sembarangan. Sana kembali menonton televisi." ucap Taehyung. Dengan gontai Jungkook menurut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Room 309 (Completed)
FanfictionThe Shilla Kondominium, Jung-gu, Seoul. Itulah alamat yang harus segera ditemukan oleh seorang Yeoja yang baru saja keluar dari bandara Incheon International. -Sana- "Coba perhatikan, dia selalu terlihat seksi dengan kepala terteleng membentuk sudu...