Dengan sembarangan tapi berusaha memuaskan, Yuri memijat punggung sampai ke bawah hingga otomatis duduknya juga harus berpindah. Hingga Katsuki muda itu menegang kala bokongnya tak sengaja menduduki bagian yang sama.
Bokong Victor.
''A-Apa enak?'' Tanyanya ambigu seraya naikkan bingkai kacamata.
--------------------------------------------------
"Ermmhh..." Victor menyuarakan sebuah erangan lirih kala ditanya. "Lumayan enak, Yuri."
Victor sudah jujur, loh. Ia tidak sok mengumbar pujian kosong laksana rayuan basi. Ia terus terang bahwa pijatan Yuri lumayan. Belum sempurna seperti ahli pijat.
"Tapi aku suka, suka sentuhan Yuri," lanjutnya. "Karena sentuhan Yuri terasa penuh kasih sayang."
Mulut clueless Victor lagi-lagi menyemburkan kalimat ambigu. Orang bisa salah persepsi bila mendengar. Yuri, apakah kau juga termasuk? Atau kau ingin dengar kalimat sasugaa lainnya?
"Kuharap aku punya istri sepertimu, Yuri..." nah, itu tadi kalimat paling ambigu yang pernah meloncat keluar dari mulut tuan Rusia.
Yuri, kau tidak pingsan karena GR, kan? Victor hanya berandai-andai saja, kok.
Atau... serius?
Heigh?! I-Istri? Yuri sampai kaget kala mendengarnya tapi tak mau terlalu punya persepsi jauh. Jatuhnya sakit, sih.
Ahh! Mungkin Victor sedang ngelantur atau apapun saat ini. Benar! Pria itu hanya sedang menyuarakan sesuatu saja. Benarkah?
''Sankyuu,'' sahutnya pelan, senang.
Jika Victor bilang soal ingin punya istri seperti Yuri, ia memahami sebagai makna istri dengan kemampuan memijat yang dapat diandalkan. Jika pria itu bilang pijatan Yuri penuh kasih sayang, itu benar.
Kalau tidak, mana mungkin Yuri selembut itu memperlakukan tubuh Victor, coba?! Ehem.
Tatapan Yuri agak melembut, meski ada yang tengah ia pikirkan. Kenapa Victor selalu saja mengejutkannya? Entah itu pertanyaan atau kalimat retorik. Menyusahkan memang saat harus menduga-duga maknanya, takut salah dugaan.
''Apa sudah cukup?'' Yuri berhenti. Victor terlihat mengangguk dan tersenyum puas. Sehabis itu, sang pria megane turun dari punggung--bokong--si mantan aktor.
''Kalau begitu... selamat malam, Victor, Maccachin!'' Yuri berpamitan sebentar sebelum setelahnya berbalik dan melangkah sambil tatap dua tangannya syok.
Astaga! Dua tangan suci itu nampaknya sudah ternoda dengan aktifitas menggrepe tubuh Victor. Apa pria Rusia itu sering dipijat dengan cara begitu? Pijatan dari wanita?!
'Ugh... apa yang kupikirkan?' Ia membathin, menggeleng kencang untuk menghapus tebakan sialan yang muncul secara kurang ajar tadi.
Setelah sampai di kamar, Yuri langsung menghempaskan diri dalam balutan selimut. Ia tutup wajahnya dengan dua tangan--gugup.
Selama ini, sebelum bertemu langsung dengan sang idola, Yuri hanya pria 23 tahun biasa tanpa pengalaman cinta sekalipun. Sejak kecil, ia memang diberkati waktu luang banyak tanpa bermain dengan teman sebaya.
Well, Yuri memang kurang bisa bersosialisasi.
'Aku gugup karena terlalu senang,' ujarnya, tersenyum dengan pipi merona seraya masih pertahankan wajah dalam balutan dua tangan.
'Victor....'
Victor yang sedang dipikirkan katsudon boy, malah terlelap damai setelah Yuri keluar dari kamarnya. Rupanya pijatan Yuri memang enak bagi tuan Rusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Katsudon (Man x Man)
FanfictionYuri on Ice FF - AU - Drama - Vulgar - DLDR Ini bukan lagi tentang ice skating, tapi tentang Victor Nikiforov, artis dunia yang rela pensiun dini demi mengejar sesuatu di Jepang. Atau... seseorang? FF ini kagak cocok utk para humufobi (penakut...